Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Agama Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Agama Islam. Tampilkan semua postingan

Strategi Kantor Urusan Agama dalam Membina Kerukunan Umat Beragama di Kauman Tulungagung (PAI-29)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keragaman agama merupakan suatu ciri penting sositas modern. Dan komunikasi mengenai serta antara berbagai budaya dan agama, merupakan suatu prasarat penting untuk saling memahami dalam suatu dunia yang global. Secara persis karena ada beberapa konflik dan problema yang agaknya disebabkan atau dilegitimasikan oleh berbagai faktor studi agama–agama yang seharusnya ada sumbangan atau kontribusinya terhadap pengetahuan demi pemahaman yang lebih baik tentang hakekat (sifat) serta perkembangan historis dari berbagai agama.
Di dalam proses pendirian negara Indonesia, sebuah konsep keberagaman baru diterapkan secara kultural dari konsep ketuhanan yang Maha Esa dari bangsa Indonesia sendiri yang disebut Pancasila. Konsep keberagaman ini adalah hasil dari dinamisasi sosial historis bangsa Indonesia terhadap keragaman budaya mereka. Konsep keberagaman ini terbukti dapat memperlakukan setiap individu menjadi sederajat dan manusiawi. Pancasila ini tiak hanya memasukkan para pengikut agama tertentu saja, tetapi juga mereka para penganut aliran kepercayaan yang tidak memeluk agama tertentu dan membebaskan mereka untuk menjalankan ajaran dan kepercayaannya tersebut, meskipun bisa dikatakan bukan merupakan sebuah agama. Konsep ini merupakan konsep keberagamaan yang inklusif dan transformatif.[1]
Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama–agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleransi kepada orang lain dalam hidup sehari–hari, sehingga tumbuh pula kerukunan beragama. Kerukunan hidup beragama itu dimungkinkan karena agama–agama memiliki dasar ajaran untuk hidup rukun semua agama menganjurkan untuk senantiasa hidup damai dan rukun dalam hidup dan kehidupan sehari–hari.[2] Selain itu agama mempunyai pandangan holistik terhadap umat manusia. Dengan perkataan lain, umat manusia merupakan suatu kesatuan yang integral.[3]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF ISLAM (Konsep dan Implementasinya dalam Proses Belajar Mengajar (PAI-28)



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai pendidikan memang tidak pernah ada habisnya. Berbagai persoalan pendidikan pun muncul seiring dengan perkembangan zaman. Begitu juga solusinya yang kian hari kian banyak opini, pendapat, jurnal, artikel bahkan penelitian khusus tentang pendidikan, baik kajian teoritik mauupun empirik.
Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan. Fatah Yasin mengutip perkataan John Dewey yang juga dikutip dalam bukunya Zakiyah Daradjat menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia guna membentuk dan mempersiapkan pribadinya agar hidup dengan disiplin”.[1]
Pernyataan Dewey tersebut mengisyaratkan bahwa sejatinya suatu komunitas kehidupan manusia di dalamnya telah terjadi dan selalu memerlukan pendidikan, mulai dari model kehidupan masyarakat primitif sampai pada model kehidupan masyarakat modern. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan secara alami merupakan kebutuhan manusia, upaya melestarikan kehidupan manusia, dan telah berlangsung sepanjang peradaban manusia itu ada. Dan hal ini sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki peran rangkap dalam hidupnya, yaitu sebagai makhluk individu yang perlu berkembang dan sebagai anggota masyarakat dimana mereka hidup. Untuk itu pendidikan mempunyai tugas ganda, yakni disamping mengembangkan kepribadian manusia secara individual, juga mempersiapkan manusia sebagai anggota penuh dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan lingkungan dunianya.[2]
Manusia dilahirkan ke dunia ini bagaikan kertas putih tanpa ada coretan sedikitpun. Pengalaman dan lingkunganlah yang akan memberikan coretan-coretan tersebut, sehingga akan terbentuk perilaku  terhadap manusia. Pendidikan bisa dilaksanakan di mana saja dan kapan saja waktunya. Islam mengajarkan bahwa pendidikan pertama dan utama yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik adalah orang tua.[3] Islam memerintahkan kepada orang tua untuk mendidik diri dan keluarganya, terutama anak-anaknya agar terhindar dari siksaan. Orang tua memegang peranan penting dalam pendidikan anaknya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Pendidikan Tauhid terhadap Pembentukan Kepribadian Anak di MI Al-Hidayah Ngrencak (PAI-25)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kalangan orang tua yang memiliki atensi lebih terhadap masa depan mendatang, tentu memiliki keprihatinan yang sangat tinggi terhadap kondisi moralitas anak sekarang. Dekadensi moral anak telah terjadi di negeri ini. Fenomena ini cukup menggelitik para insane pelaksana dunia pendidikan di elemen manapun, karena bila anak-anak bangsa ini tidak baik moralnya, maka yang paling bertanggung jawab adalah dunia pendidikan.[1]
Masalah serius yang dihadapi pemerintah, masyarakat dan khususnya orang tua adalah masalah pendidikan anak. Walaupun sifat permasalahan yang dihadapi berbeda-beda tergantung karakter tingkat ekonomi, sosial dan warna budayanya. Oleh karena itu, pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian sesuai dengan harapan. Hal ini mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan perumusan tujuan pendidikan Islam itu harus dihubungkan.
Anak merupakan amanat Allah Swt bagi kedua orang tuanya. Ia mempunyai jiwa yang suci dan cemerlang, bila dia sejak kecil dibiasakan baik, dididik dan dilatih dengan kontinyu, sehingga ia tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik pula. Sebaliknya, apabila dia dibiasakan berbuat buruk, nantinya ia terbiasa buruk pula dan menjadikan ia celaka dan rusak. Oleh karena itu, dalam keluarga perlu dibentuk lembaga pendidikan walaupun dalam format yang paling sederhana. Karena pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama.
Sebagai tempat yang pertama dan utama, pendidikan keluarga dapat mencetak anak agar mempunyai kepribadian yang baik, dikembangkan dalam lembaga formal maupun lembaga non formal. [2]
Sebagai umat Islam sudah semestinya mengenalkan pendidikan agama diperlukan suatu pengetahuan tentang Methodologi pendidikan agama dengan tujuan agar pendidikan agama dapat memperoleh pengetahuan dan kemampuan mendidik agama yang dilengkapi tentang ketrampilan dasar pengajaran.
Tauhid merupakan ajaran Tuhan itu Esa, yang harus diyakini oleh umat Islam.  Di mana memang sudah menjadi tuntutan fitrah manusia bahwa dalam dirinya ada sesuatu perasaan yang menyakini adanya Dzat Yang Maha Esa dan Maha Kuasa sebagai tempat berlindung dan mohon pertolongan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap prestasi belajar siswa Mata Pelajaran PAI di UPTD SMPN 2 Sumbergempol (PAI-22)

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan adalah merupakan cita-cita dan tujuan bangsa, yang merupakan modal dasar untuk membangun dan membawa kemajuan suatu bangsa dalam segala segi kehidupan dan penghidupan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah mengupayakan dan menyediakan beberapa lembaga pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah sebagai wahana/wadah pembinaannya dan tenaga-tenaga pendidik yang profesional.

Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan. Dengan pendidikan ini pula harkat dan martabat seseorang akan terangkat, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, martabat di lingkungannya juga rendah. Namun apabila seseorang memiliki pendidikan yang tinggi, akan semakin tinggi pula martabat orang tersebut.

Hal ini juga akan berlaku pada bangsa dan negara. Harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia juga dipengaruhi oleh pendidikan penduduknya. Negara/bangsa yang pendidikan penduduknya rata-rata rendah maka di mata dunia martabat bangsa tersebut juga rendah. Akan tetapi sebaliknya apabila pendidikan penduduk suatu bangsa semakin tinggi, maka martabat bangsa tersebut juga tinggi. Bahkan bangsa-bangsa lain akan bersahabat dan memperhitungkan bangsa tersebut.

Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa-bangsa Indonesia tak henti-hentinya berupaya agar seluruh penduduknya mengenyam pendidikan. Upaya-upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan harkat/martabat bangsa dituangkan dalam Undang-UndangRepublik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam  rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]



Sebagai implementasi dari Undang-Undang tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam pendidikan. Kebijakan pembangunan pendidikan dalam kurun waktu 2004-2009 meliputi peningkatan akses rakyat terhadap pendidikan yang berkualitas melalui peningkatan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau layanan pendidikan, seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, masyarakat di daerah-daerah konflik, ataupun masyarakat penyandang cacat.

Hal tersebut dilaksanakan karena pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk memperoleh pendidikan bermutu, hal ini disebabkan antara lain karena mahalnya biaya pendidikan. Disisi lain,Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yang dikenal dengan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut  maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan yang sederajat).[2]

Sebagai upaya menghindari terjadinya putus sekolah dan sulitnya memperoleh akses pendidikan bagi kelompok miskin, maka pemerintah menggulirkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu agar dapat memperoleh layanan pendidikan dasar yang bermutu dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun.

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun.[3] Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana kepada sekolah-sekolah setingkat SD/MI dan SMP/MTs untuk membantu mengurangi beban biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orang tua siswa. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diberikan kepada sekolah untuk dikelola sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Besarnya dana untuk tiap sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid. Lebih lanjut, tujuan utama di cetuskannya Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maka siswa atau orang tua siswa tidak dipusingkan lagi dengan masalah-masalah pendanaan atau biaya sekolah. Sehingga pada akhirnya prestasi belajar siswa akan tercapai dengan lebih baik.

UPTD SMPN 2 Sumbergempol Tulungagung merupakan salah satu di antara sekian banyak sekolah negeri yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak atau peserta didik usia sekolah menengah pertama. Dalam penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan, UPTD SMPN 2 Sumbergempol juga mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dengan adanya dana bantuan tersebut, diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan kualitas out put dari proses pendidikan yang dilaksanakan.

Dengan sedikit uraian yang disampaikan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian lebih mendalam berkaitan dengan permasalahan tersebut yang tertuang dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran PAI di UPTD SMPN 2 Sumbergempol Tulungagung”.




Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Upaya Guru Agama Islam Dalam Pembinaan Kepribadia Siswa Di MI Darul Ulum Kates Rejotangan Tulungagung (PAI-20)

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Pendidikan merupakan kata yang sudah umum. oleh karena itu, boleh dikatakan semua orang mengenal apa yang disebut pendidikan, mulai dari orang yang berpendidikan tinggi. Di samping itu, ada yang berpendapat bahwa pendidikan itu mencakup aspek yang sangat luas ,termasuk semua pengalam yang diperoleh anak dalam pembentukan dan pematangan pribadinya, baik yang dilakukan oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri.’’[1]

pendidikan sedang dihadapkan pada masalah yang sangat mendasar disatu sisi dituntut untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermoral dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Agar menjadi wahana untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa. Beraklak mulia,sehat,berilmu,cakap kreatif,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

“Pendidikan adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan anak yang cerdas dan mandiri, namun juga dubutuhkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif, pesarta didik dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, ahlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan Negara.”[2]



Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembanagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.


 


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Kemiskinan Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Duwet, Pakel, Tulungagung (PAI-19)



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dipunyai oleh manusia, yang sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalahannya dapat melibatkan ke seluruh aspek kehidupan manusia, tetapi sering tidak disadari kehadirannya sebagai masalah, ialah kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, kemiskinan adalah sesuatu yang nyata adanya, bagi mereka yang tergolong miskin, mereka sendiri merasakan dan menjalani kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Kemiskinan itu akan lebih terasa lagi apabila mereka telah membandingkan dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi tingkat kehidupannya.
Kalau diperhatikan akhir-akhir ini perbincangan tentang kemiskinan muncul kembali dan menjadi diskusi baik di kalangan akademis, praktisi dan aktifitas masyarakat. Kemiskinan bukanlah masalah baru, karena sekitar dasawarsa akhir ini masalah kemiskinan telah didiskusikan di tingkat nasional. Telah banyak usaha untuk menghapus dan mengurangi masalah kemiskinan. Namun segala usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Kemiskinan tidak hanya berurusan dengan masalah ekonomi, akan tetapi merambat pada permasalahan multidimensional, karena kenyataannya berurusan dengan masalah sosial, budaya, pendidikan, politik, lebih-lebih pada permasalahan ekonomi.
Di samping itu, banyak pula program yang dicanangkan dengan tujuan untuk mengentas kemiskinan ini. Berdirinya LSM, program pemberian bea siswa, program orang tua asuh dan program-program lainnya, semuanya bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan.
Jalaludin Rakhmad mengutip sabda Imam Ali dalam bukunya, ”Seandainya kemiskinan berujud seorang manusia, niscaya aku akan membunuhnya”.[2] Hal itu menunjukkan bahwa kemiskinan memang harus diberantas.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Konsep Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam (PAI-28)

BAB 1
PENDAHULUAN
                                                                          
A.  Latar Belakang Masalah
Pendidikan      merupakan ”aset” bangsa yang paling berharga. Setiap tanggal 2 mei di seluruh nusantara, kita merayakan Hari Pendidikan Nasional, seakan kita menegaskan bahwa pendidikan benar-benar merupakan modal buat membangun negeri ini. Akan tetapi yang terlihat di lapangan ternyata sungguh berbeda, bahkan ironis. Pendidikan yang semula diharapkan menjadi bekal buat membangun masyarakat Indonesia yang baru tercerahkan, justru sebaliknya, menjadi cobaan yang justru membuat bangsa ini kian terpuruk lebih dalam.[1]
Bukan tanpa sebab bila kondisi dunia pendidikan kita amatlah memprihatinkan. Ada banyak hal yang membuat pendidikan melenceng semakin jauh dari cita-cita idealnya sebagai wahana pembebasan, pemberdayaan. Selama ini banyak  kita dengar tentang masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan pada umumnya. Dan kalau dilihat secara fungsional pedagogis, maka masalah pendidikan utama yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini ialah bagaimana mempersiapkan generasi mudanya, agar mereka memiliki kemampuan dikemudian hari untuk menjawab segenap tantangan yang mereka hadapi secara memadai. Kelanjutan serta peningkatan mutu eksistensi bangsa dikemudian hari akan bergantung kepada kemampuan generasi muda ini. Kalau cara-cara mereka menyelasaikan persoalan-persoalan nasional nanti lebih baik, lebih bijaksana daripada cara-cara yang ditempuh oleh generasi dewasa sekarang ini, sebaliknya jika pemuda generasi sekarang ini tidak mampu mengembangkan cara-cara penyelesaian masalah yang lebih baik, baik yang lebih bijakasana, dan setelah mereka memegang kendali kehidupan bangsa nanti mempergunakan cara-cara yang kurang senonoh untuk menyelesaiakan persoalan-persoalan nasional, maka kehidupan yang dihadapi oleh manusia-manusia Indonesia nanti pun akan merupakan kehidupan yang secara lebih rendah daripada apa yang telah kita nikmati sekarang.[2]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Judul Skripsi Pendidikan Agama Islam


Judul Skripsi Pendidikan Agama Islam



Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH MANBAIL FUTUH BEJI – JENU –(PAI-02)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum berasal dari bahasa Inggris “Curriculum” berarti Rencana Pelajaran. (S. Wojowasito-WJS. Poerwadarminta, 1980 : 36.).
Secara istilah, kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Depag. RI. Dir. Jen. Kelembagaan Agama Islam, 2004 : 2).
Dari pengertian tersebut kurikulum sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar disekolah, yang merupakan jembatan untuk tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

ANAK PUTUS SEKOLAH DAN CARA PEMBINAANNYA DI KECAMATAN JANGKA KABUPATEN BIREUEN (PAI-01)

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan amanah dari Allah Swt, seorang anak dilahirkan dalam keadaan fitrah tanpa noda dan dosa, laksana sehelai kain putih yang belum mempunyai motif dan warna. Oleh karena itu, orang tualah yang akan memberikan warna terhadap kain putih tersebut; hitam, biru hijau bahkan bercampur banyak warna.


Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu hari anak-anak mereka bernasib lebih baik dari mereka baik dari aspek kedewasaan pikiran maupun kondisi ekonomi. Oleh karena itu, di setiap benak para orang tua bercita-cita menyekolahkan anak-anak mereka supaya berpikir lebih baik, bertingkah laku sesuai dengan agama serta yang paling utama sekolah dapat mengantarkan anak-anak mereka ke pintu gerbang kesuksesan sesuai dengan profesinya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peranan Orang Tua Dalam Membina Kecerdasan Spiritual Anak Dalam Keluarga (PAI-5)

BAB I 
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga  dan dibina, hatiny yang   suc adala permata   yang   sanga maha harganya Jika dibiasakan pada  kejahatan dan  dibiarkan  seperti  dibiarkannya  binatang,  ia akan  celaka  dan  binasa.  Sedangkan memeliharanya  adalah  dengan  upaya pendidikan dan mengajarinya akhlak yang baik. Oleh karena itu orang tualah yang memegang faktor kunci yang bisa menjadikan anak tumbuh dengan jiwa Islami sebagaimana sabda Rasulullah:

Artinya: Telah  menyampaikan  kepada  kami  Adam,  telah  menyampaikan kepada  kami  Abi  Zibin  dari  Az-Zuhri  dari  Abi  Salamah  bin Abdirrahman   dar AbHurairah   R. ia   berkata:   Bersabda Rasulullah  SAW:   Setiap  anak  dilahirkan  diatas fitrahnya  maka kedua   orang   tuanyala yang   menjadikanny seorang   Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (Hadis riwayat Bukhari)


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Etika Hubungan Guru Dan Siswa Dalam Proses Belajar-Mengajar Di Mts. Nurul Hikmah Padak Lembar Lombok Barat (PAI-11)

BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang


Kemajuan yang berlangsung saat ini dan mungkin di saat yang akan datang berlangsung cepat, beragam, dinamis dan sukar diramalkan. Agar bisa mengikuti, mensucikan diri dan berkiprah dengan kemajuan-kemajuan yang sangat cepat tersebut kuncinya adalah pada belajar.


Dalam era globalisasi dan pasar bebas, serta persaingan ketat antar bangsa dalam mempertahankan pasar, manusia diharapkan pada perubahan-perubahan yang cepat dan sinergis. Ibarat nelayan di lautan lepas yang dapat menyesatkan, jika tidak memiliki kompas sebagai pedoman untuk bertindak dan mengarunginya.


Perkembangan yang cepat dari lingkungan yang cepat harus diimbangi oleh perkembangan yang cepat pula dari individu warganya. Untuk itu setiap individu warga planet bumi ini dituntut untuk belajar. Lebih banyak belajar, meningkatkan kemampuan, motivasi dan upaya belajarnya, sehingga tercipta masyarakat belajar. Individu warga wasyarakat yang banyak belajar akan mempercepat perkembangan masyarakatnya, perkembangan masyarakat yang cepat menuntut warga masyarakat belajar lebih banyak lebih intensif.


Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan tibal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan guru dan siswa tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar (Usman, 1995:4).



Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pelaksanaan Pendidikan Aqidah Akhlak Di Mts. Al-Musyawirin Berembeng Desa Pengenjek Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah (PAI-7)



Disadari ataupun tidak, hakikat segala sesuatu yang ada didunia ini perlu diatur, pengaturan itu dimaksudkan untuk mengarah kepada usaha kelancaran, keteraturan kedinamisan, dan ketertiban suatu usaha untuk mencapaui tujuan yang dikehendaki. Terlebih lagi dunia pendidikan yang semakin kompleks mutlak diperlukan manajerial yang memuat seperangkat konsep dan teori yang dapat diaplikasikan secara komprehensip untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan.

Masalah Aqidah Akhlak adalah merupakan suatu masalah yang sangat mendasar bagi setiap pribadi muslim dalam kehidupan sehari-hari yang mampu mewarnai segala sikap dan prilakunya baik ketika berhubungan dengan manusia maupun ketika berhubungan dengan alam sekitar, terlebih lagi dalam berhubungan dengan Allah SWT. menuju keselamatan dunia dan akhirat. 

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Program Dan Pembinaan Perilaku Siswa Mts Melalui Pembelajaran Tauhid Di Madrasah Diniyah Al-Falah Pancordao Lombok Tengah Tahun 2006 (PAI-10)



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Anak yang yang dapat menguasai dan menerapkan ilmu agama (soleh) merupakan dambaan setiap orang tua. Tidak seorangpun orang tua yang tidak mendambakan anak tumbuh menjadi anak yang soleh dan solehah. Tetapi kenyataannya banyak sekali anak-anak yang berperilaku buruk. Kenyataan ini tentu sangat mengecewakan pihak kedua orang tua.

Oleh karena itu, para orang tua hendaknya mengetahui bagaimana mendidik anaknya agar mereka tumbuh menjadi insan yang baik, insan yang soleh dan solehah, yang berhubungan baik dengan Allah, dan berhubungan baik sesama manusia, dengan akhlak yang baik dan tentu berbakti kepada kedua orang tua. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana orang tua itu harus mendidik dan memberi contoh yang baik agar terbentuk pribadi yang diinginkan, karena biasanya anak yang belum dewasa akan selalu melihat dan meniru tabi’at orang tuanya. Orang tua yang terbiasa beperilaku baik, berakhlak baik, maka dalam diri anak pun akan tumbuh dengan ketaatan dan mengikuti apa yang dicontohkan orang tua, begitu pula sebaliknya. 

Anak adalah mahluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali sejak bayi untuk mempertahankan maupun merawat diri, dan semuanya itu tergantung kedua orang tuanya. Mengingat keterbatasan orang tua sebagai pendidik, maka selain mendidik di rumah/keluarga maka anak disekolahkan. Dengan demikian, pokok pendidikan dapat tercapai secara keseluruhan dan ini tidak mungkin dilakukan sekali jadi, melainkan memerlukan waktu yang amat panjang, yaitu mulai dari rumah sejak kanak-kanak hingga menginjak dewasa.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan