Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan

Strategi Pengembangan Model Penyuluhan Pertanian Klinik Konsultasi Agribisnis Di Bpp-Kp …Kabupaten …(PRT-69)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang
Penyuluhan pertanian pada paradikma lama adalah system pendidikan non formal yang ditujukan pada keluarga tani, dengan tujuan untuk merubah perilakunya, sehingga mereka menjadi tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi sehingga meningkat pendapatannya sekaligus kesejahteraannya.

Pada penyuluhan pertanian paradikma lama ini tersurat bahwa penyuluhan pertanian semata hanya peningkatan produksi satu-satunya yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Dijaman sekarang peningkatan produksi bukan jaminan untuk meningkatkan pendapatan, justru sebaliknya peningkatan produksi secara massal akan over product dapat merugikan petani, suatu contoh pada tahun 1999 produksi bawang merah nasional melimpah harga menjadi turun dan sampai sulit dijual, pendapatan petani tidak meningkat bahkan modal yang diinvestasikan tidak kembali.

Penyelenggaraan penyuluhan pertanian di masa depan harus dapat mendorong peran serta aktif petani, pelaku agribisnis lainnya dan masyarakat umum atas dasar kemitraan. Hal ini sesuai dengan paradigma baru yang menekankan berkembangnya prakarsa dan kreativitas masyarakat sesuai dengan semangat Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat akan lebih berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator pembangunan. Dengan demikian penyuluhan pertanian dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis dapat menjadi gerakan masyarakat di daerah, guna meningkatkan daya saing dan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pendapatan dan Efisiensi Gula Merah di Desa Dukuh Kec. Ngadiluwih Kab. …(PRT-73)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dewasa ini pembangunan di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat di lihat dari penggunaan teknologi yang semakin maju, dan berkembangnya sektor  industri baik di pusat maupun di daerah semakin pesat, serta pengembangan di sektor lain juga mengalami peningkatan. Hal ini terjadi pula pada sektor pertanian dimana dengan adanya teknologi maka penanganan pasca panen yang dulu menjadi masalah kini mulai bisa diatasi. 

                Industrialisasi pedesaan merupakan suatu proses yang dicirikan dengan penggunaan alat-alat mekanis dalam sektor pertanian dan semakin berkembangnya industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dampak dari industrialisasi tersebut dapat diwujudkan melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri pengolahan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pedesaan.

                Agroindustri merupakan perpaduan antara dua hal yakni pertanian dan industri. Keterkaitan antara kedua hal inilah yang kemudian  menjadi sistem pertanian dengan basis industri. Konsep pengembangan agroindustri yang berkelanjutan muncul bersamaan dengan adanya perusahaan agroindustri yang baru didirikan tetapi tidak dapat berumur panjang. Banyak contoh yang menunjukkan adanya perusahaan agroindustri yang mulanya berkembang pesat, namun akhirnya tutup karena berbagai alasan apakah disebabkan karena kesalahan manajemen, kekurangan bahan baku atau kurangnya konsumen yang membeli produk agroindustri tersebut. Perusahaan agroindustri yang tutup tersebut tidak mengenal skala usaha apakah itu perusahaan skala besar, menengah atau skala kecil, juga perusahaan agroindustri yang tutup tersebut tidak mengenal apakah agroindustri yang berbahan baku produk pertanian atau lainnya.          

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Evaluasi Dan Strategi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Melalui Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat Di Kecamatan … Kabupaten …(PRT-72)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang 
Kemiskinan adalah realitas kehidupan , yang beragam akar permasalahnnya. Dalam pandangan umum kemiskinan seringkali tidak dilihat sebagai masalah yang pokok dan keadilan , yang hal ini akan mengacu pada sektor perekonomian yang kurang baik bagi masyarakat yang mengalaminya.

Kehidupan yang miskin merupakan kenyataan faktual yang setiap hari dijumpai dan harus dihadapi oleh masyarakat / penduduk miskin. Kemiskinan telah menjadi suatu barang yang biasa karena kehadirannya merupakan suatu kenyataan sehati-hari dalam masyarakat. Hal seperti ini sangat mempengaruhi tanggapan masyarakat itu sendiri terhadap pelaksanaan program pengentasan kemiskinan yang didesign oleh pihak-pihak yang peduli seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),Lembaga Donor, Pemerintah maupun pihak swasta .
Pada hakekatnya penanggulangan kemiskinan menghadapi kendala internal pada tingkat kebijakan. Penanggulangan kemiskinan sangat cenderung dilakukan secara parsial dan disitregatif, misalnya dibatasi pada ego sektor. 

Padahal penanggulangan kemiskinan yang bersifat struktural harus menyentuh segala aspek kehidupan masyarakat baik di bidang ekonomis, politik, sosial dan budaya.Kendala lainnya adalah masyarakat / penduduk miskin dalam proses penanggulangan kemiskinan sering ditempatkan sebagai obyek bahkan penonton, mereka belum sepenuhnya menjadi pemeran utama yang berwenang dalam pola perencanaan, pmengelola maupun mengevaluasi kegiatan penanggulangan kemiskinan, bahkan sebaliknya tidak jarang menjadi alat untuk kepentingan pihak- pihak tertentu.Dampaknya masyarakat / penduduk menjadi pasif terhadap pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan serta pemeliharaan dan pengembangan hasil kegiatan selanjutnya. Hambatan yang penting untuk dipecahkan adalah keberadaan mekanisme perencanaan pembangunan desa yang belum dapat digunakan sebagai wadah penyaluran aspirasi atau usulan kebutuhan masyarakat, mekanisma pola perencanaan pembangunan masih berifat Top down dan monoton .

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Kelembagaan Dan Produktivitas Usahatani Padi Pada Sistem Irigasi … (PRT-71)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Penelitian
Sektor pertanian sampai saat ini masih memegang peranan penting di dalam menunjang perekonomian nasional. Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja dan hidup dari sektor pertanian, sehingga perekonomian Indonesia masih sangat tergantung pada kemajuan pembangunan sektor pertanian.   
Kebutuhan akan bahan makanan dari ditemukannya teknologi menanam padi tampaknya telah merangsang munculnya bentuk-bentuk kerjasama dalam sistem pertanian, termasuk di dalamnya mengenai cara pengaturan dan penggunaan air secara bersama . Kegiatan seperti ini tentu saja harus dilaksanakan secara mandiri, karena hasil dari aktivitas pertanian itu akan dipergunakan untuk kebutuhannya sendiri.
Dengan teknologi yang sangat sederhana, tentu saja produktivitas yang dicapai tidak memadai. Kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas lahan dan juga produktivitas tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, mendorong pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap sistem irigasi. 


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Penyuluh Pertanian Pada Bipp-Kp Kabupaten …(PRT-66)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang
BIPP-KP (Balai Informasi Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan) Kabupaten Kediri mempunyai tugas pokok dan fungsi :
a.                     Pengkajian, perencanaan, koordinasi, Perumusan kebijakan teknis dibidang penyuluhan, informasi, komunikasi penyuluhan pertanian agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
b.                   Penyediaan data dan rekomendasi pembangunan penyuluhan agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
c.                   Pelayanan teknis dibidang penyuluhan, informasi dan komunikasi pembangunan pertanian agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
Penyuluh Pertanian, adalah Pegawai Negri Sipil yang diberi tugas melakukan kegiatan Penyuluhan Pertanian secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian.

Penyuluhan Pertanian, adalah sistem pendidikan luar sekolah di bidang pertanian untuk petani, dan keluarganya serta anggota masyarakat pertanian agar dinamika dan kemampuannya dalam memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dapat berkembang, sehingga dapat meningkatkan peranan dan peran sertanya dalam pembangunan pertanian.

Semangat kerja merupakan sikap dasar seseorang dalam melakukan tugas pekerjaan. Semangat kerja akan tumbuh dan berkembang apabila ada motivasi yang tepat, kondisi lingkungan kerja dirasakan nyaman, pekerjaan yang dilakukannya dihargai sebagai karya manusiawi melalui pemberian imbalan / penghargaan yang wajar dan ada kesempatan untuk berprestasi. Semangat kerja yang timbul pada diri seorang juga dikarenakan adanya kebutuhan. Kebutuhan yang diinginkan mendorong seseorang berperilaku untuk memenuhi tingkat kebutuhannya, oleh karena semangat kerja yang ditimbulkan seseoraang dalam melaksanakan tugas pekerjaanya, tidak bisa terlepas dari usaha untuk mencapai kepuasan kerja.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Bawang Merah Di Kabupaten …(PRT-64)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     ILMU DAN PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan sebuah pemikiran dengan kenyataan atau pikiran lain berdasarkan pengalaman berulang‑ulang tanpa pernahaman kausalitas yang hakiki dan universal. Pengetahuan terbawa sejak manusia itu lahir dan berkembang sejalan dengan perkembangan biologisnya. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena punya dua kemampuan khusus yang tidak dimiliki makhluk lain, yaitu: pertama, manusia mampu mengkomunikasikan pengetahuan yang ia miliki kepada manusia lain dengan bahasa yang dikuasai; kedua, dengan kemampuan menalar, manusia mampu mengembangkan pengetahuannya sehingga semakin sempurna.

Interaksinya dengan lingkungan alam dan sosial dalam kehidupan sehari-hari telah membuat pengetahuan itu terakumulasi menjadi banyak dan beraneka ragam. Namun, tidak semua pengetahuan yang dikembangkan manusia itu dikategorikan sebagai ilmu, karena jelajah ontologi dan epistemologisnya berbeda. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang menjelaskan suatu obyek dalam hubungan kausalitas dengan menggunakan metode‑metode tertentu yang sistematis. Pengetahuan akan menjadi ilmu apabila pengetahuan tersebut disusun berdasarkan logika‑logika tertentu dan bisa diuji secara empiris melalui peristiwa yang benar‑benar terjadi dalam kehidupan sehari‑hari. Karena itulah, secara ontologis ilmu hanya menjelajah jalur pengalaman manusia, sementara pengetahuan yang bukan ilmu seperti agama dapat menjelajah sampai di luar batas jalur pengalaman manusia.

Oleh karena ilmu hanya menjelajah sebatas pengalaman manusia, maka konsekuensinya adalah pertama, ilmu menghasilkan kebenaran yang tidak mutlak; kedua, ilmu bersifat inter‑subyektif artinya ilmu dapat dicapai oleh siapa saja yang mampu menguasai prosedur dan metodenya; ketiga, ilmu bersifat reproduktif artinya prosedur dan metode itu dapat diulang untuk menguji kembali kebenaran yang dicapai ‑ ilmu. Dalam menjelajah batas pengalaman manusia ilmu menggunakan asumsi‑asumsi tertentu sebelum sampai pada kesimpulan yang dianggap benar. Asumsi‑asumsi yang dimaksud antara lain (1) dunia ini ada, (2) percaya akan kemampuan indra manusia dalam menangkap gejala alam dan sosial, (3) gejala alam dan sosial itu saling berhubungan satu sama lain.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Peningkatan Mentalitas Kewirausahaan (Studi Kajian Tentang Mentalitas Kewirausahaan Di Kota …(PRT-68)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Konteks Penelitian
Krisis moneter yang berkepanjangan sampai saat ini serta keterbatasan Pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja menjadi problema ketenakerjaan yang berakibat pada peningkatan angka pengangguran.  Sebagai upaya mengurangi pengangguran diperlukan upaya nyata pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja baru atau perlu dirumuskan strategi yang mengedepankan timbulnya mentalitas Kewirausahaan.

Realita yang ada di Kota Blitar, pada umumnya masyarakat lebih suka mencari pekerjaan dibandingkan dengan menciptakan lapangan kerja.  Untuk meningkatkan taraf hidupnya masyarakat banyak mengambil langkah bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri menjadi primadona masyarakat Blitar dengan alasan sederhana secara ekonomis penghasilannya cukup menggiurkan, sehingga banyak calon tenaga kerja tidak menyadari tingkat resiko bekerja di luar negeri bahkan resiko tertipu sudah mejadi hal biasa sering terjadi. 

Selain bekerja diluar negeri, orang tua lebih gembira dan bangga jika anaknya diterima sebagai pegawai negeri.  Suatu anugerah yang luar biasa apabila putranya menjadi pegawai negeri.  Pegawai negeri merupakan simbol status sosial yang cukup tinggi serta memiliki prospektif masa depan yang dapat diharapkan berupa dana pensiun dan kepastian penghasilan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Trend produksi usaha pupuk enceng gondok di pt. Maharani lamongan (PRT-67)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dewasa ini orang mengenal barang-barang dan jasa yang beraneka ragam macamnya untuk memenuhi kebutuhannya. Barang-barang dan jasa-jasa diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi barang-barang dan jasa-jasa tersebut menggunakan faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakikatnya proses produksi merupakan cara, metode, teknik pelaksanaan produksi dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi.

Awal mula diproduksinya barang dan jasa manusia belum memikirkan cara-cara yang efisien karena barang dan jasa tersebut hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan adanya sistem perekonomian yang terbuka maka lama-kelamaan manusia merasa perlu, adanya persaingan, diproduksinya barang dan jasa secara efisien dan memikirkan bagaimana caranya mengelola faktor-faktor produksi yang terbatas adanya untuk mendapatkan hasil tertentu yang memuaskan para pembeli, pada akhirnya dipergunakanlah prinsip-prinsip ekonomi, yaitu dengan digunakannya faktor produksi yang terbatas (dengan biaya tertentu) mencapai hasil yang maksimum, atau mencapai hasil tertentu dengan biaya minimum.     

Perusahaan yang didirikan tentunya disertai dengan harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat. PT Maharani Lamongan salah satu perusahaan daerah yang memproduksi pupuk organik sehingga dapat membantu para petani dalam kebutuhan akan pupuk yang persediaannya sering terjadi kelangkaan. Penduduk Indonesia mayoritas bermata pencaharian sebagai petani  produk yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani. Hal ini merupakan dorongan bagi perusahaan dalam meningkatkan hasil produksi. Untuk mencapai kondisi di atas, penting bagi perusahaan untuk melaksanakan manajemen dan proses produksi yang menyeluruh, terintegrasi, efektif dan efisien. Bagian proses produksi dan manajemen merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan, disamping hal-hal lain untuk memasuki dunia yang kompetitif untuk meraih pelayanan terbaik bagi kebutuhan konsumen.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Jam Kerja Rumah Tangga Petani Di Sektor Informal ( Studi Kasus Di Desa …(PRT-58)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang Penelitian
 Dilihat dari sisi produksi,saat ini pembangunan pertanian Indonesia telah maju selangkah dengan pesatnya laju peningkatan produksi padi dan tanaman pangan lainnya. Namun dalam periode pembangunan, dewasa ini, dengan semakin  pesatnya pertambahan penduduk, sektor pertanian dihadapkan pada masalah semakin terbatasnya ketersediaan sumber lahan pertanian. Dalam laporan penelitian Azhari dkk (1995) dinyatakan bahwa luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga mengalami pengurangan dari 18,35 juta hektar pada tahun 1983 menjadi 17,65 juta jektar pada tahun 1993 atau menurun sebesar 0,7 juta hektar.

Dari data sensus pertanian 1983-1993 menunjukkan jumlah rumah tangga tani meningkat dari 18,7 juta menjadi 21,2 juta atau meningkat sebesar 13,3 persen. Peningkatan ini diikuti oleh kenaikan jumlah petani gurem yakni dari 9,5 juta menjadi 10,9 juta atau mengalami peningkatan sebesar 14,7 persen. Sementara untuk pemilikan lahan per rumah tangga mengalami penurunan sebesar 15,3 persen yaitu dari 0,98 ha menjadi 0,83 ha. ( Agus Suman, 1999 ).

Padahal peranan sektor pertanian bagi masyarakat pedesaan sangat dipengaruhi oleh luas lahan. Dalam hal ini lahan pertanian merupakan faktor produksi utama dalam menyerap tenaga kerja dan sumber pendapatan petani.
Program intensifikasi bidang pertanian di pedesaan membawa dampak yang luas terhadap persoalan-persoalan ketenagakerjaan, di satu sisi ditunjukkan pada peningkatan kualitas dan produktivitas lahan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan petani, namun disisi lain pemanfaatan teknologi pada program intensifikasi ini justru  mempersempit kesempatan kerja dengan dasar efisiensi. Akibatnya banyak tenaga kerja yang tidak dapat bekerja di sektor pertanian, hal ini ditandai dengan gejala waktu menganggur yang lebih lama yang secara akumulatif dalam jangka panjang menyebabkan pendapatan rumah tangga dari sektor pertanian mengalami penurunan ( Abdullah, Molo, Clauss, 1995 ).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi (PRT-65)

B A B   I
PENDAHULUAN

1.1   Latar belakang
Dinegara berkembang yang perekonomiannya masih mengandalkan pada modal tradisional seperti perdagangan komoditi pertanian, sebagian besar penduduknya hampir 80 % tinggal didaerah pedesaan  .Dengan menganut pola serupa , proses pembangunan nasional Indonesia diarahkan dan ditekankan pada upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat pedesaan (Todaro: 2000.87)  Dengan demikian tantangan pembangunan wilayah pedesaan adalah memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat pedesaan. 

Titik berat pembangunan wilayah pedesaan pada sektor pertanian dapat diperbarui mengingat usaha meningkatkan produksi pangan ini berhasil mengurangi ketergantungan Indonesia akan import beras.
Produksi beras dihasilkan dari sawah beririgasi seluas ± 5 juta ha yang umumnya ditanami dua kali dalam setahun dan ± 2 juta ha sawah tadah hujan yang umumnya ditanami sekali dalam setahun, dari sawah seluas ini pula dibudidayakan tanaman polowijo setelah padi dipanen.

Dengan demikian pembangunan pedesaan dapat dipandang sebagai proses multidimensional, mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat dan institusi pedesaan. Upaya – upaya pemberdayaan daerah dalam pembangunan pada akhirnya akan ditujukan pada kondisi peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan perlindungan   keamanan. Peningkatan standart hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan ,serta peningkatan perhatian atas nilai – nilai kultural dan kemanusiaan secara keseluruhan .

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Penggunaan Faktor Produksi Pupuk Organik Bokashi Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi (Studi Kasus Di Kecamatan … Kabupaten … (PRT-57)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1  . Latar Belakang
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999 – 2003 telah memberi arahan bagi penyelenggaraan pemerintahan negara , termasuk di dalamnya pembangunan sektor pertanian. Dari 28 butir GBHN di bidang ekonomi terdapat lima kebijaksanaan dasar yang menjadi acuan dalam pengembangan sektor pertanian melalui pendekatan agribisnis. Pertama, mengembangkan sistim ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas  hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.  

Kedua, mengembangkan perekonomian yang berorentasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komperatif dan produk unggulan daerah yang berbasis pada sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menghilangkan segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan, memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing, fasilitas negara berupa perlindungan dari persaingan tidak sehat, pendidikan dan latihan, informasi bisnis dan teknologi, permodalan dan lokasi usaha. Mengembangkan hubungan kemitraan usaha, bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan.  

Ketiga, meningkatkan penggunaan, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK guna meningkatkan daya saing produk berbasis sumber daya lokal. Keempat, mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengoreksi ketidak sempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar melalui regulasi, layanan publik, subsidi dan intensif yang dilakukan secara transparan. 



Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pengaruh Proyek Peningkatan Mutu Intensifikasi (Pmi) Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Di Kabupaten …(PRT-63)

BAB I 
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999 – 2003 telah memberi arahan bagi penyelenggaraan pemerintahan negara , termasuk di dalamnya pembangunan sektor pertanian. Dari 28 butir GBHN di bidang ekonomi terdapat lima kebijaksanaan dasar yang menjadi acuan dalam pengembangan sektor pertanian melalui pendekatan agribisnis.  

Pertama, mengembangkan sistim ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas  hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.  

Kedua, mengembangkan perekonomian yang berorentasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komperatif dan produk unggulan daerah yang berbasis pada sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menghilangkan segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan, memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing, fasilitas negara berupa perlindungan dari persaingan tidak sehat, pendidikan dan latihan, informasi bisnis dan teknologi, permodalan dan lokasi usaha. Mengembangkan hubungan kemitraan usaha, bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan.  


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Saluran Dan Marjin Pemasaran Brondong Jagung Di Perusahaan …(PRT-56)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang.
Kecamatan Panekan terletak di sebelah timur lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 500 – 700 m dpal dengan luas wilayah 7.035.736 ha. Kondisi alam pegunungan dengan habitat tanaman hutan perkebunan, tanaman pangan, hortikultural. Untuk tanaman pangan yang dominan adalah padi, jagung dan ubi jalar, diantara ketiga jenis tanaman tersebut yang paling luas adalah tanaman jagung, karena tanaman jagung dapat di tanam di tanah sawah maupun tanah tegal, sehingga luas pertanaman atau luas panen tanaman jagung dalam satu tahun mencapai 2.411 ha dengan produksi total 171.451 kw. Sedangkan pemanfaatan hasil panen jagung ini untuk sementara ini masih banyak yang digunakan sebagai pemenuhan pakan ternak ayam, jadi petani menjualnya berupa jagung pipilan kering.
Dalam upaya mencari alternatif pemanfaatan hasil panen jagung tersebut di Kelurahan / Kecamatan Panekan pada tahun 2002 ini berdiri Perusahaan Camilan “Sejo Agung” yang hasil produksinya adalah brondong jagung. Pada proses agroindustri brondong jagung tersebut melibatkan pemasak bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, modal dan lembaga-lembaga pemasaran yang memiliki peran dan kepentingan berbeda dalam suatu sistem agroindustri. Kendala yang dihadapi perusahaan Agroindustri Brondong Jagung di Perusahaan Sejo Agung antara lain : (1) ketersediaan bahan baku yang tidak kontinyu (2) proses pengolahan yang menggunakan teknologi yang masih sederhana sehingga mutu/kualitas masih perlu ditingkatkan, (3) keterbatasan modal pengusaha untuk penyediaan bahan baku, (4) pemasaran belum bisa memanfaatkan pasar lokal. Kendala tersebut di atas timbul karena mungkin masih terbatasnya pemahaman perusahaan tentang hal ikwal Agribisnis maupun agroindustri. Sedang prospek pasar bagi perusahaan Agroindustri brondong jagung di Perusahaan Sejo Agung nampaknya masih luas karena pasar lokal ( Magetan ) belum dimanfaatkan secara maksimal dan perusahaan Agroindustri Brondong jagung di Kabupaten Magetan juga baru satu-satunya yaitu perusahaan Sejo Agung ini


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengambangan Kawasan Perdesaan Berbasis Agribisnis Di Kecamatan … Kabupaten …(PRT-54)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000 – 2004 bidang ekonomi khususnya bidang pertanian dalam arti luas mencakup tanaman pangan, holtikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Pengembangan pertanian dan ketahanan pangan yang berkelanjutan industri dan ekonomi nasional. Namun sebagai bagian inti dari sistem ekonoi kerakyatan, sampai saat ini sistem pertanian dan pangan nasional yang banyak melibatkan usaha ekonomi rakyat berskala mikro dan kecil masih merupakan mata rantai terlemah dari sistem pertanian nasional karenma lemahnya keterkaitan pengembangan industri dengan pertanian dan pangan nasional.

Hal ini tercermin dari rendahnya produktivitas pertanian dan masyarakat pertanian, tingginya jumlah masyarakat pertanian yang miskin dan rendahnya nilai tambah pertanian dan pangan yang dinikmati masyarakat pertanian. Kedepan pengembangan pertanian dan pangan diorentasikan pada upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pertanian. Untuk itu program-program pengembangan pertanian dan pangan dikonsentrasikan pada peningkatan produktivitas pertanian dan masyarakat pertanian khususnya petani kecil, mengetaskan kemiskinan, dan meningkatkan nilai tambah pertanian dan pangan bagi masyarakat pertanian melalui peningkatan hubungan industri antara pertanian, pangan dan sektor-sektor pertanian lainnya.

Arah program pengembangan pertanian dan pangan dilakukan melalui proses pengembangan pertanian dan pangan yang diintegrasikan dengan pengembangan masyarakat, pengem-bangan perdesaan dan wilayah dalam pembangunan nasional secara holistik. Untuk pengembangan pertanian dan pangan akan dihubungkan penuh dengan seluruh sektor dan aktivitas ekonomi pendukungnya, termasuk didalamnya pengairan, sistem perkriditan, penelitian dan pengembangan teknologi dan informasi, serta kelembagaan masyarakat pertanian dan pangan. Sehingga perlu pengejawantahan berbagai sektor dan aktivitas pembangunan ekonomi tersebut dalam kerangka program agrobisnis dan ketahanan pangan, sektor pengairan selama ini telah memberi sumbangan atas pengembangan pertanian, ketahanan pangan dan stabilitas pedesaan akan memperoleh perhatian khusus karena sektor pertanian dan pangan di pedesaan merupakan sektor ekonomi yang berdiri sendiri dan berfungsi multisektoral.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Nilai Tambah Pemasaran Produk Ayam Pedaging Di …(PRT-53)

BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1     Latar Belakang
Perkembangan ayam pedaging di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya kebutuhan daging ayam untuk mencukupi kebutuhan daging dari komoditas selain dari produk unggas. Perkembangan yang pesat ini menunjukkan kesadaran masyarakat tentang perlunya peningkatan gizi m,asyarakat semakin sadar dengan demikian konsumsi daging merupakan kebutuhan yang rutin.
 Ayam pedaging merupakan salah satu komoditas peternakan unggas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sehingga banyak diusahakan oleh masyarakat dan banyak t dikembangkan diberbagai daerah di Indonesia terutama di wilayah jawa dan khususnya Jawa Timur.
          Perkembangan ayam potong di Ex Karesidenan Madiun menempati  posisi yang sangat penting dan mendapat prioritas utama. Hal ini dikarenakan ayam potong dapat diperoleh dengan jumlah yang tinggi dengan waktu yang relatif singkat, sehingga memberikan kesempatan kerja dan pendapatan serta merupakan sumber gizi yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Produksi ayam pedaging di Ex Karesidenan Madiun pada tahun 2001 mencapai 19.890 ton. Sedangkan kebutuhan protein hewani dibutuhkan 0,2 kg/kapita/hari. Sedangkan yang dapat dicukupi dari ayam pedaging baru sebesar 30%.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan Di Kabupaten … (Studi Kasus Pertanian Tanaman Padi Bebas Pestisida Di Desa … (PRT-55)

B A B   I
PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang
Didorong akan kebutuhan peningkatan kesejahteraan serta kesadaran akan potensi dan kemampuan yang dimilikinya maka peningkatan produktivitas usaha tani merupakan jalan yang harus ditempuh. Peningkatan usaha tani yang terus menerus merupakan salah satu ciri usaha tani modern (Mosher, 1996).

Bermula sebagai manusia pemburu yang menggantungkan hidup dari alam maka manusia modern seakan-akan bukan merupakan bagian integral dari alam dan telah memberanikan diri hidup di antara segitiga krisis. Sudut-sudut yang membatasinya adalah pertambahan peledakan penduduk, penipisan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan (Anonymous, 2002). Untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, manusia berusaha sekuat tenaga menguras sumber daya alam yang ada dengan menggunakan teknologi paling modern dan menghasilkan produk samping yang berupa limbah. Dengan bertambahnya limbah dengan jumlah melebihi daya dukung lingkungan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan yang tidak dapat dihindari.

Pengaruh manusia atas lingkungan semakin hari semakin besar dan beraneka ragam. Semakin lama kualitas lingkungan hidup cenderung semakin menurun. Di mana-mana terdengar keluhan tentang terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan.
Tak terbayangkan bagaimana akhirnya bentuk lingkungan hidup manusia di kemudian hari jika sekiranya cara-cara manusia memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup tetap berlangsung seperti sekarang dimana manusia lebih banyak menghasilkan sampah pencemaran, kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup daripada mendapatkan perbaikan.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Agroindustri Bakpao Telo di Home Industri LESTARI Malang (PRT-50)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara pertanian, dalam artian bahwa sektor pertanian masih memegang peranan yang penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Salah satu ciri strategi pembangunan yang harus dimiliki oleh suatu bangsa yang mempunyai potensi besar dari sektor pertanian yang mau menuju ke negara industri adalah kebijaksanaan pembangunan yang menjaga keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri melalui pembangunan agroindustri. Agroindustri itu sendiri adalah suatu usaha untuk menciptakan suatu produk olahan dalam bentuk barang jadi maupun barang setengah jadi yang bahan baku utamanya merupakan produk pertanian. Dengan kata lain, agroindustri merupakan suatu kegiatan industri yang memproses bahan-bahan baku pertanian menjadi bentuk lain yang lebih menarik dan memberikan nilai tambah serta dapat menciptakan lapangan kerja dalam masyarakat. 

Sektor pertanian itu sendiri dapat ditingkatkan lagi peranannya dalam pembangunan melalui usaha diversifikasi. Diversifikasi pertanian yang dimaksud adalah pengembangan sektor pertanian ke arah agroindustri dengan mengembangkan produk pertanian yang berpotensial, baik itu dilihat dari sisi permintaan maupun produksinya. Usaha diversifikasi produk pertanian tidak lepas dari pengolahan hasil pertanian untuk dapat meningkatkan kualitas hasil, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. 

Komoditi pertanian pada umumnya dihasilkan sebagai bahan mentah dan mudah rusak, sehingga perlu langsung dikonsumsi atau diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan ini dapat meningkatkan guna bentuk komoditi-komoditi pertanian. Dalam menciptakan guna bentuk ini dibutuhkan biaya pengolahan. Kesediaan konsumen membayar harga output agroindustri pada harga yang relatif tinggi merupakan insentif bagi perusahaan-perusahaan pengolahan untuk menghasilkan output agroindustri. Salah satu konsep yang sering digunakan untuk membahas pengolahan hasil pertanian ini adalah nilai tambah.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Faktor-Faktor Keberhasilan Proyek Pidra (Participatory Integrated Develompent In Rainfed Areas) Dalam Bidang Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan Di Kecamatan … Kabupaten … (PRT-51)


Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proyek PIDRA dalam bidang sosial ekonomi masyarakat pedesaan di kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. 2) Untuk mengetahui variable bebas mana yang dominan mempengaruhi keberhasilan Proyek PIDRA dalam bidang sosial ekonomi masyarakat pedesaan di kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan explanatory research dengan metode survei (Survey Method) dengan teknik pengambilan sample secara stratified random sampling. Teknik pengambilan data yaitu dengan angket, wawancara, survei dan dokumenter. sedangkan data yang diambil adalah data primer dan data sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Variabel predictor yang terdiri dari Organisasi, Kegiatan Kelompok, Administrasi dan Manajemen Keuangan, Perencanaan, monitoring dan evaluasi, akuntabilitas, kesetaraan gender serta jaringan mempengaruhi keberhasilan proyek PIDRA dalam bidang social ekonomi masyarakat pedesaan di Kecamatan Kademangan Kabupanten Blitar. Analisis regresi linier yang digunakan menunjukkan bahwa indikator - indikator dari variabel predictor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan proyek PIDRA dalam bidang social ekonomi masyarakat pedesaan di Kecamatan Kademangan Kabupanten Blitar. 


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Sosial Ekonomi Program Pengembangan Sapi Potong Dengan Sistem Gaduhan “ ( Study Di Kecamatan …(PRT-52)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang
Pada era reformasi dan krisis multi dimensi seperti sekarang ini, pembangunan peternakan di Indonesia dihadapkan pada tantangan yang sangat besar, tantangan dimaksud adalah bagaimana menyediakan produk hasil peternakan dengan harga yang memadai memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat serta menghemat devisa sebagai pendukung berkembangnya sektor lain dalam kegiatan ekonomi. Import daging dan produk – produk asal ternak lainnya yang cenderung meningkat akhir – akhir ini menunjukkan bukti bahwa pembangunan peternakan di Indonesia masih memerlukan penanganan yang lebih serius dan terprogram guna mencapai hasil yang diharapkan.

Pembangunan peternakan sangat penting di dalam mendukung pembangunan nasional. Disamping itu sudah terbukti bahwa, sektor peternakan yang merupakan  bagian dari sektor pertanian relatif lebih bisa bertahan dalam menghadapi tekanan krisis ekonomi seperti dewasa ini.

Salahudin ( 1998 ) menyatakan bahwa dalam kondisi perekonomian sekarang ini, hanya, sektor pertanian yang telah membuktikan mampu tampil sebagai penyelemat. Pada saat ini, pertanian merupakan  satu  –  satunya sektor yang  tumbuh positip,  sedangkan sektor lainnya tumbuh negatip. Dengan melihat pengalaman selama krisis yang menderita bangsa ini, bagaimanapun dapat mengambil hikmahnya, yaitu pentingnya melakukan reformasi dengan paradigma baru dalam pembangunan pertanian. Sektor pertanian harus mampu dibangun menjadi sektor andalan dan sebagai mesin penggerak perekonomian nasional.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Pengembangan Tanaman Mindi (Melia Azederach L) Dengan Pola Agribisnis Hutan Rakyat (Studi Di Kecamatan … Kabupaten …(PRT-49)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.             Latar Belakang.

Teknik rehabilitasi lahan dan konservasi tanah (RLKT) secara vegetatif, salah satunya adalah penanaman tanaman tahunan dengan pola Hutan Rakyat. Sistem usahatani ini sudah banyak ditinggalkan oleh petani, karena semakin sempitnya lahan pemilikan. Sempitnya pemilikan lahan ini mengakibatkan perubahan pola usahatani pada lahan-lahan yang seharusnya tidak layak untuk usahatani tanaman semusim yaitu lahan-lahan yang memiliki kelerengan > 40 %. Sehingga lahan-lahan kering dengan kelerengan yang cukup terjal ini kekurangan vegetasi tetap (tanaman tahunan) yang pada akhirnya akan mengakibatkan kemunduran daya dukung lahan.

Hal ini sebenarnya sangat disadari oleh kebanyakan masyarakat, utamanya petani sendiri. Tetapi karena tuntutan kebutuhan akan pangan dan pendapatan, sehingga satu-satunya lahan yang dimiliki sebagai media berusaha, terpaksa diusahakan dengan komoditas yang cepat menghasilkan yaitu tanaman semusim. Sedangkan tanaman kayu-kayuan banyak ditebang dan jarang yang diusahakan dengan sungguh-sungguh, karena dianggap terlalu lama untuk menghasilkan pendapatan.

Sejak tahun 1980, Pemerintah melalui Program Bantuan Penghijauan, telah melaksanakan Proyek Penghijauan dengan kegiatan-kegiatan vegetatif yang banyak menggunakan tanaman Sengon Laut (Albazia falcataria) sebagai komoditas tanaman kayu-kayuan yang ditanam pada berbagai kegiatan. Di wilayah Kecamatan  Kuripan yang memang cocok kondisi iklim dan tanahnya untuk pertumbuhan tanaman ini. Tetapi dengan keunggulannya sebagai tanaman alternatif untuk tujuan RLKT, ternyata nilai ekonomis dari kayu Sengon ini kurang begitu menguntungkan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan