Salah
satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar
mampu menciptakan lapangan kerja dan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat
yang pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan
nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Masalah kemiskinan memang telah
lama ada sejak dahulu kala.
Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin
bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau
materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati
fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan- kemudahan lainnya
yang tersedia pada jaman modern. Ekonom- ekonom Bank Dunia Ahluwalia, Carter,
dan Chenery menyimpulkan bahwa, hampir 40 persen dari penduduk di negara negara
sedang berkembang termasuk Indonesia
hidup dalam tingkat kemiskinan absolut yang dibatasi pengertiannya dalam
hubungannya dengan tingkat pendapatan yang kurang mencukupi untuk menyediakan
kebutuhan gizi makanan yang memadai. Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang
atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang
dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu.
Kebijakan
pembangunan terus dilanjutkan dan ditingkatkan yaitu pemerataan pembangunan dan
hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi,dan stabilitas nasional dan ragional yang sehat dan dinamis. Namun dalam
keberhasilan pembangunan nasional selama ini masih ditemui beberapa aspek
kehidupan masyarakat yang belum banyak tersentuh oleh pembangunan. Diantara
aspek kehidupan masyarakat yang belum terjamah secara tuntas adalah masalah
kemiskinan yang terjadi dimana-mana. Indonesia sebagai negara yang kaya akan
sumber daya alamnya mempunyai 49,5 juta jiwa penduduk yang tergolong miskin
(Survai Sosial Ekonomi Nasional / Susenas 2010)
telah mencatat penurunan yang luar biasa dalam tingkat kemiskinan
dibandingkan dengan pencapaiaan pada negara-negara sedang berkembang lainnya.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2010 sebesar 31,02 juta jiwa
. Penduduk miskin tersebut terdiri dari 11,10 juta jiwa ( 9,87 persen) di
perkotaan dan 19,93 juta jiwa (16,56 persen) di perdesaan.
Masalah kemiskinan di Indonesia cukup rumit karena luas wilayah, beragamnya kondisi sosial budaya
masyarakat, dan pengalaman kemiskinan
yang berbeda. Selain itu, masalah kemiskinan juga bersifat multidimensional karena bukan hanya menyangkut ukuran
pendapatan, tetapi juga kerentanan dan kerawanan untuk menjadi miskin,
kegagalan dalam pemenuhan hak dasar, dan adanya perbedaan perlakuan seseorang
atau kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan secara bermartabat (Agussalim; 2009).
Disamping persoalan diatas,
penyebab kemiskinan juga berkisar pada fenomena”Lingkaran Setan Kemiskinan”.
Pendapatan rendah, pendidikan rendah, gizi pun tak terpenuhi, lalu pertumbuhan
tidak jalan, mutu modal manusia tidak baik, cara berfikir menjadi kurang
kreatif dan tidak produktif sehingga pengangguran meningkat, dan pendapatan
rendah. Terlihat disini bahwa persoalan berputar-putar terus disitu. Dan
lingkaran setan itu jika akhirnya terjadi juga pada keturunan mereka maka
semakin sulitlah keluar dari kemiskinan.
Badan
Pusat Statistik (BPS)
merilis jumlah penduduk miskin di Sulsel
per Maret 2010 tercatat sebesar 11,6% dari jumlah penduduknya atau sebesar
913,4 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut, 13,0% berada di daerah perkotaan
sedangkan sisanya berada di daerah pedesaan. Mereka kebanyakan hidup dari buruh
tani atau tak memiliki pekerjaan yang tak menentu. Mereka tak memenuhi standar
pendapatan Rp152 ribu per bulan perkapita,". Persentase pangsa jumlah
penduduk miskin di perkotaan tersebut relatif tetap dibanding Maret 2009 yang
tercatat sebesar 12,9% dari jumlah penduduk miskin pada tahun tersebut. Dari
sisi jumlah, jumlah penduduk miskin di Sulsel mengalami penurunan, dari 963,6
ribu per Maret 2009 menjadi 913,4 ribu pada Maret 2010, atau menurun 5,2%,
sementara pada tahun 2009 turun sebesar 6,6%. Penurunan jumlah penduduk miskin
tertinggi terjadi di pedesaan sebesar 5,3%, dari 839,1 ribu orang pada Maret
2009 menjadi 794,2 ribu orang. Jumlah tersebut relatif masih cukup
besar, yaitu sekitar 10,1% dari total penduduk Sulsel. Penurunan jumlah
penduduk miskin juga terjadi di perkotaan yang tercatat menurun sebesar 4,3%,
dari 124,5 ribu orang menjadi 119,2 ribu orang. Jumlah penduduk miskin
perkotaan tersebut tercatat sebesar 1,5% dari total penduduk Sulsel.
Sulawesi
Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah penduduk miskin yang
tinggi, pada tahun 2008, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan berjumlah 32,53 juta (13,3 persen) jiwa. Akan
tetapi jumlah ini mengalami penurunan di tahun-tahun berikutnya. Hal ini disebabkan dengan adanya program
pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah provinsi Sulawesi Selatan.
Program ini meliputi pengentasan kemiskinan melalui bantuan instan berupa
kebutuhan dasar hidup, pelayanan kesehatan,pendidikan gratis, dan pemberdayaan
masyarakat berupa program kemanfaatan kredit usaha mikro, kecil dan menengah.
Provinsi
Sulawesi Selatan dalam periode 2008-2010
terjadi fenomena penurunan tingkat kemiskinan, tetapi rata-rata tingkat
kemiskinannya dibanding provinsi-provinsi lain di Indonesia masih terbilang
tinggi. Hal ini bisa terlihat dari tidak
masuknya Provinsi Sulawesi Selatan dalam 16 provinsi teratas dalam hal
penurunan angka kemiskinan Ke-16 provinsi yang mengalami angka penurunan
kemiskinan secara signifikan tersebut adalah provinsi Nangroe Aceh Darussalam,
Bengkulu, Gorontalo, Jawa Timur,Jawa Tengah,Kalimantan Barat, Lampung, Maluku,
Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Sumatra Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Provinsi Sulawesi Barat yang merupakan
provinsi ke- 33 hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan pada tahun
2004. (Mahaji Noesa;2012)
Berdasarkan uraian
diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai faktor
–faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan,
dalam judul skripsi “ Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Sulawesi Selatan”
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar