BAB I
PENDAHULUAN
A.
Penegasan Judul
Penelitian ini berjudul Konsep
Percaya Diri Dalam Al-Qur'an yang akan mencoba untuk menggali ayat-ayat
yang memiliki makna percaya diri agar manusia atau umat Islam khususnya lebih
percaya diri dan menyadari bahwa dengan pemahaman dan keyakinan yang kuat
terhadap ajaran Islam akan dapat menggapai kesuksesan dunia dan akhirat.
1. Konsep
Konsep
yaitu suatu pokok pertama yang mendasari keseluruhan pemikiran, pembentukan
konsep merupakan konkritisasi indra, suatu proses pelik yang mencakup persiapan
metoda pengenalan seperti perbandingan, analisa, abstraksi idealisasi, dan
bentuk-bentuk deduksi yang pelik. atau menurut Kant yang dikutip oleh Harifudin Cawidu yaitu gambaran yang bersifat umum atau abstrak
tentang sesuatu.[1] Karena percaya diri bukanlah benda maka ia
bermakna sebagai esensi dari sesuatu. Dalam penelitian ini penulis cenderung
untuk menggunakan definisi menurut Kant
di atas yaitu berupa gambaran umum atau abstrak tentang percaya diri yang terungkap
dalam al-Qur'an.
2. Percaya Diri
Percaya diri merupakan aspek kepribadian
manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya. Agar tidak terdapat kesimpangsiuran makna,
penulis akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan percaya diri dalam penelitian
ini yaitu suatu sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Sehingga dengan alasan ini, ia akan
mampu melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ia inginkan, rencanakan dan
harapkan. Bertitik tolak dari definisi ini penulis akan meneliti konsepsi umum
tentang percaya diri dan mencari padanan kata yang terungkap dalam Al-Qur'an.
3. Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah mujizat Islam yang kekal
yang tidak bertambah dengan kemajuan ilmu pengetahuan melainkan tetap dalam
kemu'jizatannya, yang diturunkan oleh Allah swt untuk mengeluarkan manusia dari
kegelapan menuju cahaya dan menunjukkan jalan yang lurus. Al-Qur'an juga
berarti sebagai kitab suci umat Islam yang merupakan kumpulan firman-firman (kalamullah)
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di antara tujuan utama diturunkannya
al-Qur'an adalah untuk mejadi pedoman manusia dalam menata kehidupan mereka
agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.[2] Tulisan ini akan menjadikan
al-Qur'an Karim sebagai sumber primer dalam penelitian ini.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan
tentang tingkah laku dan kehidupan psikis (jiwa) manusia. Salah satu dari objek
kajian psikologi adalah kepribadian manusia. Penelitan ini akan mengkaji aspek
kepribadian manusia yang penting yaitu
percaya diri melalui perspektif al-Qur'an yang berarti penulis akan
menemukan konsep percaya diri dalam al-Qur'an berdasarkan indikator-indikator
percaya diri, dengan mencarikan padanan kata atau substansinya yang terdapat
dalam al-Qur'an. Oleh karena itulah konsep percaya diri dalam al-Qur'an yang
penulis rumuskan merupakan suatu kajian psikologis yang berlandaskan pada
ayat-ayat al-Qur'an
B.
Latar Belakang Masalah
Kepercayaan
diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tanpa adanya kepercayaan diri maka
banyak masalah akan timbul pada manusia. Dengan adanya rasa percaya diri maka
seseorang akan mudah bergaul. Menghadapi orang yang lebih tua, lebih pandai
maupun lebih kaya, mereka tidak malu mau pun canggung. Mereka akan berani
menampakkan dirinya secara apa adanya, tanpa menonjol-nonjolkan kelebihan serta
menutup-nutupi kekurangan. Ini disebabkan orang-orang yang percaya diri telah
benar-benar memahami dan mempercayai kondisi dirinya, sehingga telah bisa
menerima keadaan dirinya apa adanya.
Fenomena tutup mulut, tidak mau
berbicara yang terjadi pada mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya ketika
terjadi diskusi bukanlah sikap dan tindakan yang dapat memajukan keilmuan bagi
dirinya. Sikap seperti ini dapat terjadi disebabkan oleh minimnya percaya diri.
Karena pada dasarnya ia ingin melakukan itu akan tetapi karena tidak percaya
diri maka diam saja, karena perasaan takut, cemas, minder sehingga sesudah itu,
akan menyesali keadaannya yang tidak mampu berbicara dan mengungkapkan apa yang
ada dibenaknya. Apalagi, ketika apa yang ingin diungkapkan tersebut ternyata
disampaikan oleh orang lain maka ia langsung menyesali tindakan diam yang
diambilnya.
Berdakwah adalah aktivitas mulia. Allah
memuji para da'i sebagai orang-orang yang memiliki perkataan paling baik. Akan
tetapi, banyak umat Islam yang tidak percaya diri melakukan tugas mulia ini. Bahwa pe-de (percaya
diri) itu hampir selalu dikaitkan dengan kesuksesan, tak dapat disangkal. Ia
memang bekal utama dalam menghadapi tantangan hidup.
Teori-teori psikologi banyak mengungkap
tentang fenomena ini berdasarkan pandangan mereka terhadap kepribadian manusia.
Percaya diri muncul dari konsep dan citra diri yang dimiliki oleh setiap orang.
Teori kepribadian eksistensialis mengungkapkan bahwa seperti apa manusia
membayangkan maka seperti itulah ia. Teori kepribadian behavioris menegaskan
bahwa manusia adalah hasil dari pengaruh-pengaruh di sekelilingnnya. Teori
keperibadian psikoanalisa menjelaskan bahwa setiap manusia adalah totalitas
dari mana ia bergantung berkembang sendiri. Dan teori aktualisasi diri menjelaskan bahwa manusia
adalah realisasi dari potensinya yang terbesar. Percaya diri muncul dari bagaimana
seseorang memandang dirinya.
Al-Qur'an, sebagai kalamullah atau mukjizatul Islam yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh manusia. Ajaran Islam,
merupakan rahmat bagi seluruh alam semesta, rahmatan lilalamin. Pada
hakikatnya, al-Qur'an telah berbicara tentang seluruh persoalan manusia yang
berupa prinsip-prinsip dasar.
Al-Qur'an berbicara kepada akal dan perasaaan manusia; mengajar
mereka tentang aqidah tauhid; membersihkan jiwa mereka dengan berbagai praktek
ibadah; memberi mereka petunjuk untuk kebaikan dan kepentingannya, baik dalam
kehidupan individu maupun sosial; menunjukkan kepada mereka jalan terbaik, guna
mewujudkan jati dirinya, mengembangkan kepribadiannya dan meningkatkan dirinya
menuju kesempurnaan insani, sehingga mampu mewujudkan kebahagiaan bagi dirinya,
di dunia dan akhirat. Al-Qur'an sebagai rujukan pertama
juga menegaskan tentang percaya diri dengan jelas dalam beberapa ayat-ayat yang
mengindikasikan percaya diri seperti:
وَلَا
تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah
(pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imran: 139)
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ
الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Fusshilat:
30).
Ayat-ayat di atas dapat dikategorikan
dengan ayat yang berbicara tentang persoalan percaya diri karena berkaitan
dengan sifat dan sikap seorang mukmin yang memiliki nilai positif terhadap
dirinya dan memiliki keyakinan yang kuat.
Dari ayat di atas nampak bahwa orang yang
percaya diri dalam al-Qur'an di sebut sebagai orang yang tidak takut dan sedih
serta mengalami kegelisahan adalah orang orang yang beriman dan orang-orang
yang istiqomah. Banyaknya ayat-ayat lain yang menggambarkan tentang
keistimewaan kedudukan manusia di muka bumi dan juga bahkan tentang
keistimewaan umat Islam, yang menurut penulis merupakan ayat-ayat yang dapat
dipergunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Ma'rifatunnafsi atau mengenal diri sendiri terkenal dengan
ungkapan "barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal
Tuhannya", Dapat disejajarkan dengan konsep diri, self concept
yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Khusnudzon atau prasangka yang baik juga dapat
disejajarkan dengan berpikir positif. Kata-kata yang terus beriringan dalam
al-Quran yaitu iman dan amal merupakan penegasan dari harus
adanya keyakinan dan tindakan. Untuk menyikapi semua tindakan-tindakan dan
hasil yang diperoleh atas semua usahanya Islam memberikan konsep lain seperti tawakal,
syukr dan muhasabah yang harus diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Akumulasi konsep-konsep tersebut jika diteliti secara
berkesinambungan akan menimbulkan dan mengisyaratkan adanya konsep percaya diri
yang terungkap dalam al-Qur'an.
Sirah Rasullulah dan para sahabat yang
hidup pada masa kejayaan Islam merupakan kisah yang marak dengan bukti-bukti
kepercayaan diri umat Islam dalam menghadapi umat atau individu lain. Kisah-kisah
tentang Rasulullah dan para sahabat ini tentunya juga dapat dijadikan objek
kajian sebagai perbandingan bagaimana kepribadian Rasul dan generasi awal yang
berpegang teguh kepada al-Qur'an dan Sunnah. Sehingga akhirnya mereka
mampu membawa Islam menuju zaman keemasan.
Pada
akhirnya, konsep-konsep kepribadian yang dikemukakan oleh berbagai aliran
psikologi, karena teori-teori ini berasal dari masyarakat budaya
"Barat" yang diyakini sedikit banyak, berbeda dari masyarakat
"Timur" ada kemungkinan teori yang mereka sampaikan terasa asing bagi
masyarakat timur atau bahkan
bertentangan dengan konsep-konsep Islam. Maka perlu kiranya bagi ilmuwan Muslim
untuk mencari konsep-konsep tersebut dengan mengggunakan tolok ukur yang telah
ditentukan oleh al-Qur'an dan Sunnah agar tidak terjebak ke dalam "lubang
biawak". Dengan
bertitik tolak pada konsep al-Qur'an akan dapat dipahami bagaimana ajaran Islam
terhadap konsep-konsep keilmuan yang dalam hal ini adalah konsep percaya diri.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Syukron ilmunya pak.. :)
BalasHapus