BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Salah satu masalah pokok kesehatan di
negara sedang berkembang adalah masalah gangguan terhadap kesehatan
masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Masalah gizi di
Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein
(KEP), Anemia zat Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan
Kurang Vitamin A (KVA). Penyakit kekurangan gizi banyak ditemui
pada masyarakat golongan rentan, yaitu golongan yang mudah sekali
menderita akibat kurang gizi dan juga kekurangan zat makanan
(Syahmien Moehji, 2003:7). Kebutuhan setiap orang akan makanan tidak
sama, karena kebutuhan akan berbagai zat gizi juga berbeda. Umur, Jenis
kelamin, macam pekerjaan dan faktor-faktor lain menentukan kebutuhan
masing-masing orang akan zat gizi. Anak balita (bawah lima tahun)
merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat,
sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat
badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling
sering dan sangat rawan menderita akibat kekurangan gizi yaitu KEP.
KEP adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi zat energi dan zat protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi
(AKG) dan atau gangguan penyakit tertentu. Orang yang mengidap gejala
klinis KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan anak hanya nampak
kurus karena ukuran berat badan anak tidak sesuai dengan berat badan
anak yang sehat. Anak dikatakan KEP apabila berat badannya kurang dari
80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS,1983. KEP
ringan apabila BB/U 70% sampai 79,9% dan KEP sedang apabila BB/U 60%
sampai 69,9%, % Baku WHO-NCHS tahun 1983 (I Dewa Nyoman Supariasa,
2001:18,131).
Kekurangan gizi merupakan salah satu
penyebab tingginya kematian pada bayi dan anak. Apabila anak kekurangan
gizi dalam hal zat karbohidrat (zat tenaga) dan protein (zat
pembangun) akan berakibat anak menderita kekurangan gizi yang disebut
KEP tingkat ringan dan sedang, apabila hal ini berlanjut lama maka akan
berakibat terganggunya pertumbuhan, terganggunya perkembangan mental,
menyebabkan terganggunya sistem pertahanan tubuh, hingga menjadikan
penderita KEP tingkat berat sehingga sangat mudah terserang penyakit
dan dapat berakibat kematian (Solihin Pudjiadi, 2003:124).
Di Indonesia angka kejadian KEP
berkisar 10 % dari 4.723.611 balita menurut laporan Depkes RI
tahun 2003, di Jawa Tengah sendiri angka penderita KEP yang ada yaitu
sebesar 12,75 % dari 336.111 balita yang diukur menurut Dinkes
Prop Jateng tahun 2004, di kota Semarang angka KEP yaitu 11,55 % dari
6.671 balita menurut laporan DKK Semarang tahun 2004, di Puskesmas
Sekaran yang membawahi 5 kelurahan yaitu kelurahan Ngijo, kelurahan
Patemon, kelurahan Kalisegoro, kelurahan Sekaran dan Kelurahan Sukorejo
angka kasus KEP yang ada yaitu 9,82 % dari 576 balita menurut laporan
Puskesmas Sekaran tahun 2005. Oleh karena itu, usaha-usaha perbaikan
gizi masyarakat di negara ini harus diprioritaskan guna mengurangi angka
penderita yang ada dan untuk dijadikan bagian dari program pembangunan
nasional.
Faktor penyebab langsung terjadinya
kekurangan gizi adalah ketidakseimbangan gizi dalam makanan yang
dikonsumsi dan terjangkitnya penyakit infeksi. Penyebab tidak
langsung adalah ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak
dan pelayanan kesehatan. Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan
tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga serta tingkat
pendapatan keluarga (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:13). Faktor ibu
memegang peranan penting dalam menyediakan dan menyajikan makanan yang
bergizi dalam keluarga, sehingga berpengaruh terhadap status gizi anak
(Soekirman, 2000:26).
Dari alasan tersebut di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara
kurang gizi pada balita dengan KEP ringan dan sedang di wilayah
Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar