BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pemasaran
merupakan fungsi penting bagi perusahaan, terutama perusahaan yang memproduksi
suatu barang dan jasa, dan di pasarkan sendiri. Pemasaran bukan fungsi yang
berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dengan fungsi-fungsi lain dari
perusahaan. Usaha perencanaan pemasaran perusahaan berinteraksi di kondisikan
atau di integrasikan dengan perencanaan fungsi-fungsi lain. Oleh karena itu
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada
kemampuan di dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi yang ada secara optimal.
Seperti di ketahui, perusahaan hidup dan tumbuh
berkembang di dalam suatu lingkungan yang mengitarinya. Menurut Kotler ( 1985 )
lingkungan perusahaan khususnya lingkungan pemasaran,terdiri atas pelaku-pelaku
dan kekuatan-kekuatan dari luar fungsi manajemen perusahaan, yang mempengaruhi
kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi
yang sukses dengan para konsumen sasarannya.
Lingkungan pemasaran perusahaan dapat di golongkan
menjadi dua, yaitu lingkungan pemasaran mikro dan lingkungan pemasaran
makro. Lingkungan pemasaran mikro
terdiri atas pelaku-pelaku dalam lingkungan pemasaran yang langsung berkaitan
dengan perusahaan dan yang mempengaruhinya dalam melayani pasar. Mereka terdiri
atas pemasok bahan mentah,perantara pemasaran,konsumen,pesaing dan anggota
masyarakat lainnya. Lingkungan pemasaran makro terdiri atas kekuatan-kekuatan
yang mempengaruhi semua pelaku di dalam lingkungan pemasaran mikro, yaitu faktor
demografi, ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial budaya dan lain-lain.
Konsumen merupakan salah satu komponen lingkungan
pemasaran perusahaan yang sangat penting. Mereka juga di pengaruhi oleh
komponen-komponen lingkungan pemasaran makro yang terus–menerus berubah karena
pengaruh satu komponen terhadap komponen lainnya.
Salah satu tujuan kegiatan kegiatan pemasaran adalah
untuk mempengaruhi konsumen atau calon konsumen agar mereka mau membeli barang
atau jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Sebelum kegiatan pemasaran di lakukan,perusahaan perlu mempelajari dan memahami perilaku
konsumen terlebih dahulu agar mereka dapat lebih tepat menetapkan kegiatan
pemasarannya. Salah satu perilaku
konsumen yang penting adalah perilaku dalam melakukan pembelian suatu barang
dan jasa. Suatu kegiatan pembelian yang nyata merupakan salah satu tahap dari
keseluruhan proses mental dan kegiatan fisik yang terjadi dalam periode waktu
tertentu. Keputusan untuk
pembelian merupakan salah satu tahapan dalam proses pembelian. Sedangkan keputusan pembelian barang oleh
konsumen terdiri atas beberapa sub keputusan ,yaitu:
a.
Jenis barang yang hendak di beli
b.
Merk barang yang hendak di beli
c.
Penjual
barang yang hendak di kunjungi
d.
Jumlah
barang yang hendak di beli
e.
Waktu pembelian dan cara pembayarannya
Keluarga sebagai suatu unit konsumen meruapakan subsistem
dari system total perusahaan. Sebagai suatu subsistem perusahaan,keluarga juga
akan terpengaruh oleh sub-subsistem yang lain,tentang siapa yang menjadi
pengambil kepitusan dalam keluarga atas pembelian barang dalam suatu pasar
merupakan sauatau hal yang sangat penting untuk di ketahui oleh pimpinan
perusahaan terutama manager pemasaran. Hal ini di sebabakan berkaitan erat
dengan seorang anggota keluarga dalam sebuah keputusan pembelian.
Sebuah proses keputusan pembelian seoarang anggota
keluarga dapat menjalankan satu atau berbagai peranan,yaitu sebagai initiator
(pemrakarsa),influencer (yang mempengaruhi), decider (pengambil
keputusan), buyer (pembelian) dan user ( pemakai), yang di maksud
anggota keluarga di sini adalah suami,istri,anak-anak dan lain-lain.
Dalam suatu keluarga,peranan-peranan dalam suatu
pengambilan keputusan pembelian dapat di mainkan oleh :suami,istri,anak-anak
maupun anggota keluarga yang lain. Mereka masing-masing dapat memainkan satu
atau lebih peranan dalam pembelian suatu barang.
Perusahaan perlu menyadari pentingnya mengetahui
perbedaan peranan-peranan anggota keliarga tadi, untuk dapat mengembangkan
strategi pemasaran yang optimal. Pengetahuan ini akan membantu perusahaan di
dalam perencanaan dan pengembangan produk,menentukan pesan-pesan
promosi,menentukan cara distribusi dan lain sebagainya.
Wewenang pengambilan keputusan pembelian dalam keluarga
itu banyak terletak di tangan istri atau suami,tergantung pada tipe suatu
keluarga.
Menurut Hebts (dalam loudon dan Bitta, 1998) tipe
keluarga itu ada empat macam, yaitu:
1.
Autonomic (otonomik),dimana jumlah keputusan
pembelian dilakukan suami.
2.
Husband Dominant (dominasi suami),dimana
sebagian besar keputusan pembelian untuk rumah tangga di lakukan suami.
3.
Wife Dominant (dominasi istri),dimana sebagian
besar kepitusan pembelian dilakukan oleh istri.
4.
Syncratie (sinkratik),dimana sebagian besar
keputusan pembelian dilakukan secara bersama-sama oleh suami istri.
Keterlibatan suami dan istri dalam keputusan pembelian
suatu produk mungkin akan berbeda-beda sesuai dengan jenis produk yang akan di
beli, dan ini memerlukan kesepakatan keduanya.
Pada dasarnya perusahaan akan mengklasifikasikan produk
kepada dua jenis.yaitu produk barang dan jasa. Sedangkan barang dapat di
kalsifikasikan lagi kepada barang yang tidak tahan lama ( non durable goods )
dan bahan yang tahan lama ( durable goods ) .Berdasarkan criteria tersebut produk dapat di bedakan
menjadi: barang konsumen (consumers goods ) dan barang industri ( industrial
goods )
Pada dasarnya yang di maksud dengan barang konsumen
adalah barang yang di konsumsi oleh kepentingan konsumen akhir (individu,rumah
tangga ) dan bukan untuk tujuan bisnis. Secara umum barang konsumen dapat di
klasufikasikan menjadi empat jenis, yaitu:Convinience Goods,Shooping Goods,Specialty
Goods, dan Unsought Goods ( Fosten, 1997 )
Salah satu barang konsumen yang menarik bagi peneliti
adalah benih sayuran, yakni benih cabe besar. Dasar pertimbangannya adalah
barang ini di beli konsumen di pedesaan terutama petani sayur-sayuran secara
kontinyu. Petani Wilayah Kabupaten Biltar secara rutin dan kontinyu melakukan
budidaya cabe besar, baik dalam skala kecil maupun skala luas. Tehnologi budidaya
yang diterapkan cukup maju, dan dalam budidaya cabe besar tidak mengenal musim.
Pembudidayaan sayuran di lakukan terus-menerus, walaupun kondisi cuaca sangat
tidak mendulung. Disamping itu tanah dan suhudi Kabupaten Blitar sangat mendukung dan cocok apabila di
tanami sayuir-sayuran, tidak hanya cabe besar, juga sayuran lainnya seperti
kobis, sawi, cabe rawit, ketimun dan lain-lain. Pemasaran hasil sayuran di
Kabupaten Blitar juga sudah tertata rapi dan tidak ada kendala, bayak pedagang
sayur di wilayah ini, bahkan ada pedagang sayur dari daerah lainnya ( Magetan,
Malang, Surabaya, Kediri dan lain-lain ) yang mencari sayur ke wilayah
Blitar.Dalam hal ini yang akan di teliti adalah benih cabe besar merk Panah
Merah, dengan alasan merk Panah Merah adalah benih yang berkualitas dan sudah
banyak di kenal petani sayur-sayuran. Benih sayuran yang di produksi oleh
PT.East West Seed Indonesia yang lebih di kenal dengan merk Panah Merah ini
sudah banyak di kenal dan di gunakan petani di Wilayah Kabupaten Blitar.
PT.East West Seed Indonesia yang
berkedudukan di Ds.Benteng Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta Jawa
Barat ini memang khusus memproduksi benih sayur-sayuran. PT.East West Seed
Indonesia mempunyai laboratorium dan lahan penelian ( R & D ) sendiri, baik
untuk lokasi/lahan dataran rendah, menengah dan dataran tinggi. Benih
sayur-sayuran yang telah di hasilkan oleh PT.East West Seed Indonesia selain
cabe besar adalah, tomat,terong,sawi,kacang panjang,buncis, gambas dan
lain-lain. Bahkan ada beberapa varietas yang telah di ekspor ke beberapa
negara. Dengan R & D yang di miliki PT.East West Seed Indonesia terus
melakukan penelitian untuk menemukan varietas-varietas baru yang lebih
ungguldan sesuai permintaan pasar. Kebutuhan petani sayuran terhadap produk benih
pada umumnya tidak membedakan jenis
pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin.Oleh
karena itu petani-petani di wilayah Kabupaten Blitar ,selalu membutuhkan
benih sayur,kiranya tepat di pakai sebagai obyek penelitian.
Dipilihnya obyek penelitian di Wilayah Kabupaten
Blitar,dengan pertimbangan antara lain:
1.
Benih sayuran di maksudkan untuk di pasarkan pada
kelompok petani sayur yang kebanyakan tinggal di pedesaan, dan dan di
budidayakan secara intensif.
2.
Petani Kabupaten Blitar berasal dari berbagai latar
belakang sosian, pendidikan yang beragam.
3.
Responden
adalah petani sayur,baik tua, muda ( tanpa membedakan usia ).
Dalam
penetuan jenis merk maupun spesifikasi benih cabe,pada umumnya konsumen
mempunyai keinginan yang berbeda-beda antara konsumen yang satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu untuk mengetahui adanya kecenderungan keinginan para
konsumen,khususnya petani sayur-sayuran
perlu kiranya di lakukan penelitian.
Berdasarkan
permasalahan-permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk membeli benih
sayuran cabe besar merk Panah Merah.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar