Kata hemat berarti
berhati-hati dalam membelanjakan uang, meng-he-mat
berarti menggunakan (sesuatu) dengan cermat dan hati-hati (supaya jangan lekas
habis, rusak), peng-he-mat-an juga di artikan proses, cara, perbuatan menghemat
: merupakan istilah yang dialamatkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai
sindiran atas kinerja layanan PT PLN (Persero). Sebagai perusahaan terbesar di
bidang kelistrikan di Indonesia,
PLN dianggap kurang mampu memuaskan para pelanggan. PLN terlalu sering
melakukan pemadaman bergilir di berbagai daerah utamanya di Pulau Sulawesi,
Jawa, dan Sumatra .Tindakan PLN itu tentu saja mencederai citra PLN sebagai perusahaan yang
melayani publik.
Sejak zaman
penjajahan Belanda hingga Indonesia merdeka, peran ketenagalistrikan demikian
penting dan memiliki multiplier investasi yang besar.Sejarah ketenagalistrikan
Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan perjalanan bangsa dan Negara
Indonesia.Pemerintah menyadari bahwa ketenagalistrikan sangat berperan dalam
menggerakkan pembangunan di Indonesia.Sejalan dengan perkembangan pembangunan
di Indonesia, peran ketenagalistrikan mengalami peningkatan yang tampak dalam
semangat dan nilai-nilai listrik. Untuk menandai semangat dan nilai-nilai listrik,
Menteri Pertambangan menetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik
Nasional yang selalu di peringati oleh karyawan PLN dan masyarakat beserta
mitra kerjanya.
Sejarah perkembangan dan kemajuan ketenagalistrikan di
Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19 yang dibangun oleh
perusahaan-perusahaan swasta milik Belanda seperti pabrik gula dan
teh.Perusahaan-perusahaan Belanda mendirikan pembangkit listrik yang digunakan
untuk keperluan pabrik-pabrik milik perusahaan swasta Belanda
tersebut.Ketenagalistrikan kemudian dimanfaatkan untuk khalayak umum yang
dimulai oleh perusahaan swasta ternama bernama NV.NIGN yang menyediakan tenaga
listrik yang dapat dimanfaatkan oleh umum.
Selanjutnya pemerintah Belanda mendirikan Lands
Warterkracht Bedrijven – semacam perusahaan listrik Negara – yang mengelola
PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA
Giringan Madiun, PLTA Tes Bengkulu, PLTA Tonsea Lama Sulawesi Utara, dan PLTU
Jakarta. Di beberapa Kota Praja didirikan perusahaan–perusahaan listrik
Kotapraja.Terjadi perubahan ketika pemerintah Belanda menyerahkan kekuasaan
kepada Jepang pada perang dunia kedua sehingga Jepang menguasai Indonesia termasuk perusahaan listrik.
Personel perusahaan listrik diganti oleh orang-orang
jepang, namun kekuasaan Jepang itu berakhir saat Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya.Perusahaan listrik dan gas yang dikuasai oleh Jepang diambil
alih oleh para pemuda dan buruh listrik dan gas.Pada September 1945, sebuah
delegasi buruh/pegawai listrik dan gas melaporkan hasil perjuangan mereka
kepada ketua Komite Nasional Indonesia Pusat Mr. Kasman Singodimedjo yang
selanjutnya memimpin delegasi untuk menyerahkan perusahaan perusahaan
ketengalistrikan dan gas kepada Presiden Soekarno.
Penyerahan itu diterima oleh Presiden
Soekarno yang kemudian membentuk jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga melalui ketetapan Pemerintah No. 1 Tahun 1945 pada
tanggal 27 oktober 1945.Selanjutnya pada Agresi I dan Agresi II, sebagian besar
perusahaan listrik kembali dikuasai oleh Pemerintah Belanda. Kemudian, Presiden
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan No. 163 tertanggal 3 oktober
1953, tentang nasionalisasi semua perusahaan Belanda, dan peraturan pemerintah
No. 18 tahun 1958 tentang nasionalisasi perusahaan listrik dan gas milik
Belanda dikuasai oleh bangsa Indonesia.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status
Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) dan pada
tahun 1990 melalui peraturan pemerintah Nomor 17, PLN ditetapkan sebagai
pemegang kuasa Usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan
kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga
listrik.
Sejalan dengan kebijakan itu, pada juni 1994 status
PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
(Manerep Pasaribu : 2009). Namun belakangan ini, kinerja PLN cukup buruk dengan
memberlakukan pemadaman bergilir di hampir setiap daerah di Indoneisa khususnya
di kota Makassar. PLN mempunyai alasan yang kuat kenapa terlalu sering
melakukan pemadaman listrik di berbagai daerah: pasokan listrik (daya) tidak
sebanding dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Persoalan keterbatasan jasa kelistrikan telah mencuat
ketika Indonesia dilanda krisis pertengahan tahun 1997, antara lain,
melemahnya nilai tukar rupiah.Pemerintah mengalami keterbatasan finansial
sehingga subsidi pada berbagai sektor pembiayaan terpaksa dikurangi, antara
lain pengurangan subsidi pada sektor BBM (bahan bakar minyak) dan listrik. Pengurangan
subsidi ini terwujud dalam kenaikan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL)
sejak 2002 sampai 2003 (laporan keuangan PLN 1997-2000).
Meski telah mengalami kenaikan harga yang memberatkan
berbagai pihak, tarif listrik di Indonesia termasuk yang paling murah di
Asia.Akan tetapi, pada waktu lalu masyarakat Indonesia sudah biasa menikmati
listrik dengan tarif murah bersubsidi.Sama seperti harga BBM, maka tarif yang
masih murahpun tetap dirasakan mahal oleh sebagian besar masyarakat.Pasalnya
kenaikan tarif listrik dan BBM bagai efek domino yang mendorong kenaikan harga
pada semua sektor. Kondisi masyarakat makin terpuruk karena di satu pihak,
harga semua barang meningkat dan di lain pihak makin banyak warga yang
mengalami penurunan dan kehilangan kemampuan daya beli yang diakibatkan PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja). Solusi pemerintah agar tetap memberi layanan
ketenagalistrikan adalah tetap menyediakan subsidi untuk golongan sosial dan
rumah tangga 450VA (laporan keuangan PLN 2011).
Untuk itulah, akhir-akhir ini PLN sering menghimbau
kepada pelanggan untuk semaksimal mungkin menghemat pemakaian listrik.
Penghematan yang dilakukan masyarakat akan besar manfaatnya dalam membantu
krisis kelistrikan yang dialami PLN pada saat ini. Himbauan ini biasanya melalui
berbagai saluran media, baik cetak maupun elektronik. Dalam mengkampanyekan
penghematan listrik paling tidak ada dua titik berat yang disampaikan PLN,
pertama: untuk memakai listrik seperlunya dan menghemat selebihnya, kedua:
usahakan agar meminimalkan pemakaian listrik pada jam beban puncak 18.00 –
21.00.
Iklan layanan masyarakat yang sering diluncurkan PLN
biasanya melalui media televisi. Memang jika dibandingkan dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat yang istimewa,
yakni gabungan dari media dengar dan gambar hidup (gerak), yang bisa bersifat
politis, informatif, hiburan, pendidikan atau bahkan gabungan dari unsur-unsur
tersebut. Media televisi dapat menyajikan pesan yang sebenarnya merupakan hasil
dramatisir secara audiovisual dan unsur gerak dalam waktu bersamaan. Televisi
sebagai media massa idealnya memiliki beberapa fungsi, antara lain fungsi
informatif, edukatif, rekreatif, dan sebagai sarana menyosialisasikan
nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman, baik yang lama maupun yang baru.
Tak terbatasnya dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi, mengantarkan masyarakat pada arus
perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan menjadi guru
elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya massa baru. Banyak hal bisa dipelajari, baik itu secara
sengaja maupun tanpa sadar. Banyak gaya hidup yang diimitasi dan adopsi dari apa yang
disajikan televisi bahkan para pemirsa televisi menjadi begitu permisif untuk
mengadakan penjadwalan ulang kegiatan demi satu atau jenis tayangan tertentu.
Tak dipungkiri lagi bahwa gejolak pertelevisian di
Indonesia bersumber pada pemasukan iklan.Makin banyak iklan yang masuk maka
makin kokohlah perusahaan televisi tersebut.Salah satu iklan yang diserap adalah
iklan layanan masyarakat.PLN dalam hal ini memasang iklan layanan masyarakat di
berbagai saluran televisi guna mempermudah komunikasi antara produsen dan
konsumen dalam hal himbauan untuk menghemat pemakaian listrik.
Namun apakah iklan yang disampaikan PLN di media
televisi tersebut mempunyai efek kepada penghematan pemakaian listrik bagi
masyarakat di Kota Makassar.
Seperti diketahui, Kota Makassar adalah salah satukotaterbesar ke empat setelah
Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti
sangat tertarik untuk melihat bagaimanakah sikap masyarakat di Kota Makassar terhadap iklan layanan masyarakat PT PLN
(Persero) di televisi untuk menghemat listrik. Dengan Judul “Pengaruh Iklan Layanan Masyarakat Hemat ListrikPT
PLNTerhadap Sikap Masyarakat dalam Penggunaan Listrik Di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar”
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar