Dunia
usaha memegang peranan penting dalam pembangunan, baik yang diusahakan oleh
pemerintah melalui BUMN maupun yang dilaksanakan oleh pihak swasta. Sukses suatu perusahaan hanya mampu dicapai dengan
manajemen yang baik, yaitu manajemen yang mampu mempertahankan kontinuitas
perusahaan dengan memperoleh laba yang maksimal karena pada dasarnya tujuan
perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemiliknya dan harga pasar
sahamnya.
Agar tujuan
tersebut dapat tercapai diperlukan manajemen yang efisien dan mampu menciptakan rangkaian
kerjasama yang teratur di antara masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan
tersebut. Modal kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
bagian lainnya dalam suatu perusahaan. Modal kerja dapat diperoleh baik dari
dalam (laba ditahan dan modal sendiri), maupun dari luar (pinjaman). Modal
kerjalah yang menjadi sumber utama dalam menjalankan suatu usaha, misalnya
kekurangan bahan baku akan
menghambat proses produksi. Jika hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan keterlambatan
penyerahan barang sehingga kemungkinan besar pelanggan akan beralih pada produk
lain, yang artinya profit atau keuntungan perusahaan akan berkurang.
Mengingat modal
kerja sangat penting dalam proses atau jalannya suatu usaha, maka diperlukanlah
manajemen modal kerja yang baik. Perlu diingat bahwa aktiva lancar dari suatu
perusahaan manufaktur jumlahnya lebih dari setengah jumlah total aktiva,
terlebih lagi perusahaan distribusi.
Untuk jalannya
kontinuitas perusahaan, maka perlu adanya modal kerja yang cukup sehingga
perusahaan dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau hutang
lancarnya dan dapat juga memenuhi pembayaran-pembayaran yang diperlukan untuk
kelancaran jalannya perusahaan. Agar modal kerja dapat digunakan secara efektif
dan efisien, maka perlu adanya penyesuaian antara modal kerja yang tersedia
dengan kebutuhan operasi perusahaan.
Modal kerja
sangat erat kaitannya dengan keuntungan atau tingkat profitabilitas perusahaan.
Profitabilitas itu sendiri diukur berdasarkan laba bersih yang diterima oleh
perusahaan. Laba bersih menunjukkan jumlah penjualan atau target yang dicapai
perusahaan dalam satu tahun atau periode sehingga dapat dijadikan alat ukur
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Salah satu
perusahaan yang hingga saat ini masih beroperasi secara baik dan lancar adalah
PT. Semen Tonasa. Pabrik Semen yang didirikan sejak tahun 1968 hingga saat ini
masih mempertahankan jalannya usahanya. Pengelolaan modal kerja yang baik
mungkin salah satu faktor keberhasilan perusahaan tersebut. Jika perusahaan
terus berjalan secara kontinu dan mempertahankan keuntungannya, bisa jadi
profitabilitasnya setiap tahun meningkat tanpa adanya penambahan modal kerja
atau malah setiap tahunnya terjadi penambahan modal kerja.
Adapun spesifikasi
produk yang dihasilkan oleh PT. Semen Tonasa yaitu :
1. Semen Portland tipe 1,
merupakan jenis semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling klinker, semen,
dan gypsum. Semen jenis ini diproduksi oleh PT. Semen Tonasa sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI).
2. Semen Portland Pozzolan,
merupakan semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen portland dan
pozzolan.
3. Semen Portland Komposit,
merupakan semen hasil penggilingan bersama antara semen portland dan
gypsum dengan satu atau lebih bahan anorganik.
Untuk
menghasilkan produk-produk di atas pastinya dibutuhkan modal kerja, berikut ini
adalah data mengenai total modal kerja bersih yang dimiliki oleh PT. Semen
Tonasa periode 2006 – 2010.
Tabel
1.1
Total
Modal Kerja PT Semen Tonasa Tahun 2006 - 2010
TAHUN
|
TOTAL MODAL KERJA BERSIH
(dalam ribuan rupiah)
|
2006
|
514.930.954
|
2007
|
624.659.221
|
2008
|
785.566.051
|
2009
|
629.812.863
|
2010
|
94.436.866
|
Sumber : Neraca PT. Semen Tonasa 2011
Produk
semen yang dipasarkan oleh PT. Semen Tonasa telah mencakup seluruh wilayah Indonesia hingga
mancanegara. Berikut data penjulan semen
PT. Semen Tonasa se-Indonesia tahun 2006 hingga 2010.
Tabel 1.2
Data Penjualan Semen se-Indonesia
PT. Semen Tonasa Tahun 2006 – 2010
TAHUN
|
JUMLAH PENJUALAN SEMEN
(dalam ton)
|
2006
|
2.684.599
|
2007
|
2.932.454,85
|
2008
|
3.179.982,68
|
2009
|
3.664.272,71
|
2010
|
3.468.112,93
|
Sumber : PT. Semen Tonasa 2011
Berdasarkan
data penjualan di atas penjualan semen PT. Semen Tonasa pada umumnya mengalami
peningkatan. Dengan penjualan yang mengalami peningkatan tentunya pendapatan
yang diperoleh juga bertambah dan kebijakan perusahaan tiap tahunnya juga
berbeda. Berikut gambaran awal mengenai kondisi keuangan PT. Semen Tonasa
periode 2006 – 2010.
Tabel
1.3
Kondisi
Keuangan PT. Semen Tonasa Tahun 2006-2010
(Dalam
ribuan rupiah)
TAHUN
|
AKTIVA LANCAR
|
TOTAL AKTIVA
|
KEWAJIBAN LANCAR
|
LABA BERSIH
|
2006
|
802.159.247
|
1.503.411..326
|
287.228.293
|
189.379.965
|
2007
|
879.665.144
|
1.533.638.112
|
255.005.923
|
211.704.695
|
2008
|
1.196.788.836
|
1.858.066.211
|
411.222.785
|
294.441.494
|
2009
|
1.318.430.889
|
2.401.347.403
|
688.618.036
|
429.722.633
|
2010
|
1.017.517.644
|
3.510.477.336
|
923.080.778
|
543.587.123
|
Sumber : Laporan Laba Rugi PT. Semen Tonasa Persero 2011
Berdasarkan
data di atas terlihat bahwa tiap tahunnya terjadi peningkatan laba bersih pada
PT. Semen Tonasa yang tentunya dipengaruhi oleh penggunaan modal kerja dalam
pengoperasian perusahaan. Perolehan aktiva perusahaan setiap tahunnya meningkat
yang di ikuti dengan peningkatan jumlah kewajiban yang harus dibayarkan.
Penelitian
mengenai modal kerja dan profitabilitas pada PT. Semen Tonasa pernah dilakukan
oleh Ruslan
Gunawan (2000) dengan judul Analisis Kebutuhan Modal Kerja dan Keterkaitannya
dengan Keuntungan pada PT. Semen Tonasa di Pangkep. Menggunakan analisis
kebutuhan modal kerja, analisis cash flow
dan analisis rasio keuangan (gross profit
margin, operating margin, operating ratio, return on investment, dan return
on equity) dalam pembahasannya. Melakukan analisis dengan menggunakan data
perusahaan tahun 1995 hingga 1998. Hasil
yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kebutuhan modal kerja berkaitan
erat dengan tingkat profitabilitas perusahaan, semakin tinggi modal kerja maka
semakin tinggi keuntungan yang diperoleh
PT. Semen Tonasa.
Yuliany
dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Tingkat Likuiditas dan Tingkat
Profitabilitas pada PT. Semen Tonasa Persero di Kabupaten Pangkep ” tahun 2000
menggunakan data keuangan perusahaan antara tahun 1996 hingga 1999. Dalam
penelitiannya mengunakan metode analisis deskriptif yang memaparkan kinerja
keuangan PT. Semen Tonasa. Metode analisis rasio likuiditas dan profitabilitas
juga digunakan seperti current ratio,
quick ratio, cash ratio, gross profit
margin, net profit margin, dan return on investment. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan kenaikan positif jumlah aktiva dari tahun ke tahun
sehingga tingkat likuiditas menurun karena kenaikan jumlah pinjaman yang jatuh
tempo dan kenaikan pembelian bahan baku akibat manajemen tidak
memperhatikan kenaikan kurs. Profitabilitaspun mengalami penurunan tiap tahun
karena kecilnya laba bersih yang diperoleh PT. Semen Tonasa yang diakibatkan
oleh naiknya beban bunga.
Pada penelitian kali ini, penulis
akan membahas lebih lanjut dan mendalam mengenai penggunaan modal kerja dan
pengaruhnya terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan. Adapun judul dari penelitian
tersebut adalah:
“ ANALISIS
PENGUNAAN MODAL KERJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA PT
SEMEN TONASA DI PANGKEP “
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar