PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disadari ataupun tidak, hakikat segala sesuatu yang ada didunia ini perlu diatur, pengaturan itu dimaksudkan untuk mengarah kepada usaha kelancaran, keteraturan kedinamisan, dan ketertiban suatu usaha untuk mencapaui tujuan yang dikehendaki. Terlebih lagi dunia pendidikan yang semakin kompleks mutlak diperlukan manajerial yang memuat seperangkat konsep dan teori yang dapat diaplikasikan secara komprehensip untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan.
Pada umumnya tiap-tiap bangsa dan negara sependapat tentang pokok-pokok tujuan pendidikan, yaitu: mengusahakan supaya tiap-tiap orang sempurna pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya. Sehingga ia dapat menacapai puncak kesempurnaannya dan berbahagia hidupnya lahir bathin (Ahmadi, dan Uhbiyati, 2001:99).
Keberhasilan di suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh keluarga bagaiman dalam memfungsikan, mengarahkan serta mengembangkan segenap potensi, baik internal maupun eksternal keluarga karena bagaimanapun semakin besar suatu keluarga makin komplek pula bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi dalam menghadapi lingkungan tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab IV dijelaskan secara berturut-turut pada Pasal 7 Pasal 9, dan Pasal 11 bahwa penyelenggara pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, pemerintah dan masyarakat. Ketiga komponen pendidikan itu lazim disebut tripusat pendidikan. Sebagai salah satu tripusat pendidikan orang tua berkewajiban pula memberikan bimbingan kepada anak-anaknya. Bimbingan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak selanjutnya, atau dapat pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan anak yang pertama dan utama. Dikatakan demikian karena segala pengetahuan, sikap, maupun keterampilan anak diperoleh pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya.
Menurut Aqib (2002:36), agar anak mencapai prestasi yang maksimal dalam dunia pendidikan diperlukan berbagai komponen yang mendukungnya seperti kurikulum, kualitas tenaga pengajar, kemampuan anak, sarana dan prasarana, sistem penilaian dan juga peran keluarga (orang tua). Orang tua adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam keterampilan belajar atau pencapaian prestasi belajar anak. Disinilah orang tua dituntut berperan serta dalam membimbing anak-anaknya terutama sekali dalam proses belajar, karena adanya perhatian dan bimbingan dari orang tua sangat besar manfaatnya di dalam menanamkan cara-cara belajar yang efktif dan efisian. Orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan belajar anak, seperti bagaimana cara menyusun jadwal, belajar, cara membaca buku, cara mencatat, cara menghafal pelajaran dan bahkan cara menghadapi ujian.
Adanya peran serta orang tua dalam hal tersebut, secara langsung atau tidak langsung dapat berdampak positif terhadap kebiasaan atau cara-cara belajar anaknya, sehingga anak akan mampu membuat rencana belajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Anak-anak bisa mencatat dan menghafal pelajaran secara lebih efektif, sehingga akan lebih siap untuk menghadapi ujian. Adanya penguasaan cara-cara belajar tersebut akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar anak secara keseluruhan.
Berbicara masalah bimbingan belajar orang tua, dapat dilihat pada kenyataan yang ada bahwa dengan adanya bimbingan belajar orang tua akan sangat besar pengaruhnya dalam prestasi belajar anak karena bimbingan belajar orang tua adalah wadah pendidikan utama. Dimana para anak akan memperoleh pengaetahuan, sikap, serta keterampilan anak akan diperoleh pertama kali dari orang tuanya.
Bimbingan belajar orang tua yang dimaksud disini adalah memberi dukungan atau dorongan secara wajar, memberi perhatian anak secara mendalam, berbicara sesuai dengan pikiran anak dan mendengarkan apa yang diutarakan serta menjawab pertanyaan mereka, memberi mereka peluang untuk bereksperimen, mendorong anak untuk mengungkapkan perasaan, pengalaman, dan menawarkan saran-saran dan memuji usaha anak serta kreativitasnya. Hal ini didasarkan karena keberhasilan belajar anak terbentuk bila anak mempunyai kepercayaan diri dan kepercayaan mengatasi masalah karena kesuksesan belajar diraih bila program belajar memungkinkan anak mampu untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman skiil dan trategi.
Bimbingan orang tua sangat besar manfaatnya di dalam menanamkan cara-cara belajar yang efektif seperti bagaimana cara menyusun jadwal, cara belajar, cara membaca buku, cara mencatat, cara menghafal pelajaran dan bahkan cara menghadapi ujian.
Upaya meningkatkan minat belajar siswa di madrasah merupakan langkah awal yang harus direncanakan oleh setiap tenaga edukatif yang ada di madrasah, terutama oleh keluarga sebagai penaggung jawab kegiatan belajar mengajar di rumah. Selain dari pada itu, pendidikan keluarga sangatlah penting terhadap prestasi belajar siswa sehingga mereka memperoleh prestasi belajar yang baik.
Menurut pengamatan penulis, siswa MTs. Usuludin NW Ubung Kecamatan Jonggat Lombok Tengah yang tingkat pendidikan keluarganya bervariasi mengakibatkan bervariasi pula tingkat prestasi belajar siswa tersebut. Hal ini disebabkan karena keluarga besar pengaruhnya dalam memberikan dorongan dan perhatian terhadap anak dalam belajar, sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Atas dasar inilah maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah “Dampak Pendidikan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlaq Siswa Kelas II MTs. Usuludin NW Ubung Kecamatan Jonggat Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2006/2007”.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar