I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecamatan
Panekan terletak disebelah timur lereng gunung Lawu dengan ketinggian 500 – 700
m dpl dan luas wilayah 7.035,738 ha. Kondisi
alam pegunungan dengan habitat tanaman hutan, perkebunan, tanaman pangan,
hortikultura serta semak belukar. Sebagimana pada daerah beriklim tropis
lainnya, semua jenis tanaman tersebut mampu menyediakan bunga sepanjang tahun, sehingga serbuk sari dan
nektar sebagai makanan lebah madu juga tersedia sepanjang tahun. Didukung oleh
kondisi alam yang tenang dan ketersediaan sumber air bersih yang cukup sebagai
minuman lebah madu maka Kecamatan Panekan sangat berpotensi untuk dikembangkan
budidaya lebah madu.
Keadaan
tanaman penyedia makanan lebah madu yang ada di Kecamatan Panekan tersebar di 3
Desa, yaitu Desa Jabung, Bedagung dan Ngiliran antara lain (1) Tanaman hutan
rakyat 685 ha; (2) Tanaman Perkebunan 965 ha; (3) Tanaman Hortikultura 155 Ha;
(4) Tanaman pangan rata–rata 500 ha tiap musim. Semua tanaman tersebut
menyediakan serbuk sari dan nektar sebagai makanan lebah pada musim berbunga
yang tersebar pada bulan Maret – Nopember (9 bulan) setiap tahunnya. Sedang
untuk penyediaan minum bagi lebah, tersedia air bersih dari 13 sumber mata air.
Ada
berbagai spesies lebah yang bisa dibudidayakan diantaranya adalah Apis trigona ( lanceng );
Apis cerana indica; Apis mellifera ligustica, Apis dorsata, Apis florea; Apis
roschurnikovi dan Apis laborisa. Diantara jenis lebah tersebut Apis
mellifera mempunyai sifat–sifat unggul dibanding dengan jenis lebah yang
lain, yakni :
a.
Lebih jinak;
b.
Produksi madu tinggi 30 – 60 kg
madu/koloni/tahun
c.
Daya adaptasi
tinggi dan kurang suka berimigrasi
Lebah ini
mulai dikembangkan di Kabupaten Magetan sejak tahun 1994 tepatnya di Desa
Jabung, Ngiliran dan Bedagung Kecamatan Panekan. Disamping Apis mellifera juga
banyak dipelihara spesies Apis cerana yang merupakan lebah lokal.
Pada
tahun 1995/1996 telah diuji coba oleh Dinas
Perhutanan dan Konservasi Tanah Daerah
Kabupaten Magetan bekerjasama dengan PMI
Kabupaten Magetan untuk membudidayakan spesies Apis mellifera sebanyak 5
stup lengkap dengan koloni lebah di Desa Jabung Kecamatan Panekan. Pengelolaan
di lapangan diserahkan kepada petani anggota Kelompok Tani “Murakapi” sebagai
sarana pembelajaran budidaya lebah madu. Hasil
madu yang dipanen pada pertengahan tahun 1996 rata–rata produksi 2 – 5 kg
madu/stup/koloni. Produksi tersebut masih jauh
dari kemampuan produksi lebah jenis Apis mellifera, hal ini disebabkan
lebah masih dalam tahap penyesuaian dengan
habitat yang baru dan juga petani belum trampil berbudidaya jenis lebah baru.
Namun demikian melihat prospek tahun mendatang dipandang cukup baik, maka tahun
1996/1997, PEMDA Tingkat II Kabupaten Magetan dengan sumber dana APBD II
memberikan bantuan kepada Kelompok Tani “Murakapi” sebanyak 50 stup lebah.
Perkembangan
pemeliharaan lebah madu sampai dengan tahun 2001 di Kecamatan Panekan
dipelihara sebanyak 760 stup dengan produksi rata–rata 6 – 15 kg madu/stup/tahun. Dalam keadaan
normal pemungutan hasil bisa dilaksanakan 8 X
setahun dan produksi antara 15 – 45 kg madu/stup/tahun. Dengan demikian masih
ada peluang peningkatan produksi.
Budidaya
lebah madu banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia maupun lingkungan
hidup. Beberapa manfaat dari usaha budidaya lebah adalah sebagai berikut :
a.
Dapat menghasilkan
makanan yang bergizi tinggi sehingga sangat berguna bagi kesehatan manusia
Nilai
gizi madu :
-
Fruktose ( gula buah – buahan ) : 40
%
-
Glukose ( gula anggur ) : 35 %
-
Sukrose ( gula tebu ) : 2 %
-
Mineral : 0,1 %
-
Enzim : 1 %
-
Air :
20 %
Nilai
gizi Royal Jelly ( sari madu / madu ratu ) mengandung vitamin A; B complex; E;
C; Bioten dan protein.
b.
Sengat lebah menyembuhkan penyakit rematik
karena mengandung racun ( bee venom ).
c.
Secara tidak langsung memungkinkan peningkatan
produksi pertanian melalui penyerbukan tanaman oleh lebah.
d.
Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
e.
Menyediakan bahan baku
industri ( jamu, kosmetik dan kecantikan )
f.
Pengembangan penanaman tanaman pakan lebah dalam
kawasan hutan dan lahan milik serta
pemeliharaannya ikut andil dalam pelestarian lingkungan hidup.
Didalam
pemeliharaan lebah madu, agar supaya bisa lestari dan berkembang, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yang dikenal dengan SAPTA KRIDA pemeliharaan madu,
yaitu :
a.
Ilmu pengetahuan yang luas
b.
Mempunyai rasa
kasih sayang
c.
Mengetahui
jenis dan lokasi
tanaman pakan lebah
d.
Jenis lebah yang dipelihara
e.
Mengatasi pakan
di musim paceklik
f.
Mengatasi
gangguan hama dan penyakit lebah
g.
Penguasaan
panen dan pemasaran.
Permasalahan
yang dihadapi dalam pengembangan usaha madu adalah kerusakan tanaman pakan
lebah sebagai akibat masih adanya penebangan
liar dan kebakaran hutan serta musim kemarau yang panjang yang mengakibatkan
kurang tersedia air bersih sebagai minuman lebah, sehingga kehidupan lebah
terganggu dan berpindah,, produktivitas lebah
yang masih bertahan menjadi rendah.
Masih
banyak petani disekitar hutan yang belum berminat untuk membudidayakan lebah,
mengakibatkan kesadaran mereka untuk berpartisipasi
didalam melestarikan lingkungan juga kurang. Untuk mengatasi
hal tersebut perlu adanya upaya Pemerintah untuk mengadakan pembinaan,
bimbingan secara intensif terhadap petani sekitar hutan sehingga tumbuh
kesadaran dan motivasi untuk melestarikan lingkungan dan memelihara lebah madu.
Oleh
karena keterbatasan pengetahuan khususnya
mengenai biologi lebah dan persyaratan mutu madu maka teknik pemungutan
dilaksanakan secara sederhana, sehingga madu yang dihasilkan
mutunya rendah. Disamping itu didalam pelaksanaannya sering dijumpai para
pemungut madu membakar dan menghabiskan sisiran sarang, sehingga dapat
mengganggu perkembangan populasi jenis lebah
madu.
Hal lain
yang cukup merugikan adalah, sebagian petani lebah madu belum mengetahui arti
ekonomis produksi lain yang berupa lilin, bahkan tidak jarang sisiran sarang
yang telah diperas dibuang begitu saja.
Sebagian dari mereka telah mengetahui manfaat lilin tersebut, tetapi karena
keterbatasan pengetahuan dan modal mereka maka
penanganan hasil tidak memenuhi persyaratan
teknis yang baik, sehingga kualitas lilin masih
rendah.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar