BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Hampir tidak ada satupun negara di
Dunia ini yang mengandalkan pertumbuhan ekonominya pada sektor industri dan
perdagangan tanpa membenahi sektor pertanian, kecuali negara seperti Singapura
dan Hongkong. Begitupun negara kita, sektor pertanian telah lama memiliki kunci
melalui peranannya dalam pembentukan
Produk Domestik Bruto ( PDB ), penyerepan tanaga kerja, sumber pendapatan
masyarakat, perolehan devisa melalui ekspor, penyedia bahan pangan dan bahan
baku industri, penanggulangan kemiskinan dan penciptaan iklim yang kondusif
bagi pembangunan sektor lain. Pada masa krisis dimana sektor lain mengalami
pertumbuhan negatif, sektor pertanian justru mampu berperan sebagai penyelamat
pembangunan nasional. Oleh karena itu sebagai negara agraris sektor pertanian
harus menjadi sektor andalan pembangunan nasional. Dua alasan yang mendasari
anggapan tersebut di atas yaitu prospek dari sisi pengembangan sumberdaya dan
peluang pasar ( Saragih, 2000 ).
Berdasarkan uraian di atas, maka
Negara Indonesia
yang sedang menuju era Industrialisasi
harus memiliki basic pertanian yang mantap dan luas sebagai
landasan sektor industri. Sebenarnya
sektor pertanian memiliki kemiripan dengan sektor industri ( yang di tinjau
dari sistem tranformasi dan sitem produksinya ), yaitu memerlukan masukan dari
sektor lain untuk memungkinkan terjadinya proses produksi ( keluaran ) serta
arus yang menyalurkan hasil produknya ke pasar. Dalam hal ini sektor pertanian
masih terpusat di daerah pedesaan, sedang sektor industri di daerah perkotaan.
Oleh karena itu strategi pembangunan Indonesia dilakukan dengan menjaga keterkaitan antara
sektor pertanian dan sektor industri melalui industri pertanian. Industri
pertanian dan pedesaan memilki peran strategis, yakni bagaimana potensi
pedesaan dapat didayagunakan sedemikan rupa
melalui upaya industrialisasi ( pertanian dan pedesaan ) agar sumberdaya
di pedesaan dapat dimanfaatkan lebih produktif, mampu menyerap tenaga kerja,
meningkatkan pendapatan perkapita dan sekaligus meningkatkan nilai tambah (Soekartawi,
1995).
Perkembangan industri dalam sektor
pertanian yang fluktuatif menuntut lembaga-lembaga yang ada didalamnya agar
selalu tanggap dengan kondisi yang ada.
Perkembangan tersebut menjadi peluang yang menguntungkan tapi dapat pula
menjadi ancaman bagi yang bersangkutan. Untuk itu perlu dipikirkan
langkah-langkah kongkrit bagi kelangsungan hidup perusahaan atau lembaga bisnis
tersebut yang bersangkutan. Langkah-langkah tersebut terutama pada perencanaan
strategi, kebijaksanaan serta taktik yang direncanakan agar dapat digunakan
sebagai landasan serta dasar dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini
penting agar dalam menghadapi situasi lingkungan dimana perusahaan melakukan
kegiatan akan memiliki landasan yang kuat dalam menggariskan kebijaksanaan yang
akan dilakukan.
Hal tersebut juga telah diungkapkan
oleh beberapa peneliti antara lain oleh Sumarsono (1996), menyatakan bahwa
salah satu aspek penting yang mendukung kelangsungan hidup perusahaan adalah
lingkungan eksternal perusahaan yang selalu
berubah dinamis mengharuskan manajemen mengarahkan perusahaannya untuk memantau
faktor-faktor eksternal guna mengenali peluang dan ancaman yang ada.
Manajemen strategi sering disebut
juga dengan proses yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan dengan memperhatikan lingkungan internal dan mewaspadai lingkungan
eksternal perusahaan. Setiap organisasi yang mampu menyesuaikan dengan
lingkungan akan tumbuh dengan baik. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan
dengan lingkungannya, cepat atau lambat akan tersisih dari lingkungan
bisnisnya. Pelaksanaan manajemen sebagai suatu sistem manajemen secara umum
beserta cabang-cabangnya seperti manajemen strategi, keuangan, produksi,
personalia, pemasaran, memegang peranan yang sangat penting untuk menjelaskan permasalahan yang
dihadapi perusahaan.
Dalam hal yang sama juga berlaku
pada obyek penelitian yaitu agroindustri minyak kenanga merupakan industri
rumah tangga. Hasil produksinya merupakan komoditi ekspor non migas yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Industri minyak kenanga ini dalam
melakukan kegiatannya memerlukan teknologi dan manajemen yang baik terutama
dalam perumusan manajemen strateginnya agar dapat bertahan demi kelangsungan
hidup perusahaan.
Namun dalam kenyataannya industri
ini sering diombang-ambingkan oleh lingkungkunganya misalnya pemasok bahan baku
dan distributor hasil produksi minyak kenanga yang ada. Hal ini tentunya
berakibat buruk terhadap kelangsungan hidup dan tingkat pendapatan perusahaan
tersebut, bahkan beberapa industri rumah tangga sudah tidak dapat bertahan.
Permasalahan
dan hambatan yang saat ini sedang dihadapi oleh industri rumah tangga minyak
kenanga di Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok adalah sangat ketatnya
persaingan. Persaingan ini dapat mengakibatkan unit usaha yang ada dapat
mengalami kerugian karena tidak dapat menghadapi persaingan tersebut. Untuk itu
diperlukan perencanaan strategi produksi, strategi pemasaran, strategi keuangan
dan strategi sumber daya manusia. Perencanaan
strategi tersebut diharapkan dapat menjadi suatu jalan untuk menghadapi
persaingan.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar