Indonesia merupakan negara agraris, dimana
sebagian besar masyarakatnya hidup dari bercocok tanam. Oleh karena itu,
pembangunan sektor pertanian merupakan sektor penggerak perkembangan ekonomi
dan laju pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini sektor pertanian masih merupakan
salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dalam proses pertumbuhannya dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat.
Hal ini ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja
yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian serta produk nasional yang
berasal dari pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari
keseluruhan perekonomian nasional (Mubyarto 1986)
Beberapa fakta menunjukkan bahwa program pembangunan yang telah
dilakukan pemerintah khusunya kebijakan dalam bidang pertanian selama ini tidak
secara langsung mampu meningkatkan keberdayaan petani. Hal tersebut dapat
dilihat dengan munculnya berbagai permasalahan yang dihadapi petani, yang
menyebabkan petani tidak memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari
kegiatan usaha tani yang dilakukannya.
Menurut Siagan (2002) bebrepa permasalahan tersebut
diantaranya adalah berkaitan dengan 1) kualitas sumber daya manusia disektor
pertanian jauh lebih rendah dibandingkan dengan sektor sektor ekonomi lainnya.
2) terbatasnya modal kegiatan usaha menyebabkan petani tidak mempunyai cukup
modal untuk melakuakn investasi. 3) pemilikan lahan yang sempit yang tidak
memungkinkan terciptanya skala usaha yang ekonomis dengan penggunaan teknologi
yang efisien. 4) petani belum memperoleh pendapatan sesuai dengan jerih
payahnya.
Pertanian merupakan sektor penyerap tenaga keja yang paling
tinggi diantara sektor lainnya dalam
perekonomian Indonesia. Suatu kenyataan bahwa sektor inilah yang paling banyak
menyerap tenaga kerja yang tidak terdidik. Tenaga kerja yang terserap disektor
pertanian ini rata-rata berpendidikan rendah (Safari,1999: Ministry Of
agriculture, 1996). Jadi dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) disektor
per tanian tergolong masih rendah. Tingkat pengetahuan dan pelatihan yang
rendah merupakan salah satu masalah yang menyebabkan usaha-usaha untuk memajukan bidang pertanian
menjadi sangat lamban karena tingkat pendidikan dan pelatihan yang rendah
petani tidak dengan cepat menerima kemajuan teknologi yang diperkenalkan
(Gathak,1992).
Kabupaten Takalar sebagai salah satu daerah lumbung padi di
Sulawesi Selatan, tentunya persoalan diatas menjadi perhatian besar bagi
pemerintah daerah dan para petani pada umumnya. Hal tersebut mengingat besarnya
potensi pertanian di kabupaten Takalar yang tentunya akan menghasilkan lapangan
pekerjaan yang besar bagi sebagian besar masyarkat. Peningkatan produksi dan
pendapatan petani di Kabupaten Takalar ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
harga pokok produksi dan harga jual hasil-hasil produksi di pasaran, diamana
harga pokok produksi padi mereka melalui penggunaan bibit dan pupuk.
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Takalar
atas dasar harga berlaku tahun 2010 dari 1.550.676,31 juta dengan konstribusi
terbesar diberikan oleh sektor pertanian yakni sebesar 46,56 persen dapat
dilihat dari data Badan Pusat Statistik, tahun 2008 sebesar 528.879,40, tahun
2009 sebesar 613.079,43 dan tahun 2010 sebesar 722.036,70 terjadi peningkatan
dari tahun ketahun.
Salah satu hal yang mendasar terjadi pada masyarakat kabupaten
Takalar adalah permodalan yang sedikit. Padahal modal sangat penting dalam
mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat. Kekurangan modal
akan berpengaruh terhadap pendapatan. Dalam suatu usaha tani membutuhkan modal
kerja dimana modal memiliki peranan yang sangat besar dalam pengadaan sarana
produksi dan upah tenaga kerja.
Sistem pinjam dan dibayar setelah panen atau biasa disebut "yarnen"
yang dilakukan oleh para petani tersebut, terpaksa dilakukan karena petani
tidak memiliki uang untuk membeli pupuk. Uang yang ada dipergunakan untuk upah
garap yang juga sudah sangat mahal. Petani penggarap biasanya berupaya
memberikan pelayanan lebih kepada pekerja. Sebab, saat musim garap, sulit
mendapatkan pekerja dan adanya penggunaan mesin traktor sehingga menimbulkan
biaya produksi.
Teknologi merupakan faktor yang dapat mengefisenkan waktu
dan biaya yang dikeluarkan petani dalam menggarap lahannya. Teknolgi seperti
kerbau yang dijadikan pembajak sawah menguras banyak energi dan waktu
dibandingkan dengan penggunaan teknologi seperti traktor yang cepat dan tidak
mnguras energy pembajaknya. Proses perontokan padi yang dilakukan dengan cara
menebas kan padi membutuhkan waktu yang lama dibandingkan menggunakan teknologi
seperti mesin rontok yang cepat dan tidak menggunakan tenaga kerja yang banyak yang
mngeluarankan biaya yang besar. Upaya peningkatan pendapatan petani melalui
faktor produksi tidak hanya diperlukan suatu teknologi saja tetapi juga harus
dibarengi dengan pembangunan pola pikir prilaku petani, karena setiap individu
memiliki kemampuan, cara berfikir dan kreatifitas yang berbeda.
Belum maksimalnya produktifitas pertanian di Kabupaten
Takalar antara lain tidak meratanya kemampuan petani dalam hal pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam mengadopsi inovasi (teknologi) dan kurangnya modal
yang dimiiki petani. Luas Lahan merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian.
Skala usaha juga ditentukan oleh luasnya lahan yang akan digarap. Proses
produksi berjalan lancar dan menguntungkan dengan catatan faktor-faktor yang
menhambat dapat ditanggulangi. Kecukupan
modal mempengaruhi ketepatan dalam penggunaan masukan. Kekurangan modal
menyebabkan rendahnya hasil yang diterima (Daniel, 2002).
Pembangunan pertanian yang dilakukan di Sulawesi Selatan ini
senantiasa diperhadapkan pada berbagai tantangan dan kendala seperti
kecenderungan produksi yang tidak diikuti dengan peningkatan nilai tambah
produksi yang dihasilkan, tingkat produksi yang tidak memenuhi skala ekonomi
dan kualitas produk pertanian yang kurang
memuaskan.
Untuk meningkatkan produktifitas disektor pertanian, bukan
hanya pemerintah saja yang dituntut untuk melakukan perbaikan –perbaikan
agrobisnis, namun diharapkan juga peranan petani atau kelompok usaha tani dalam
meningkatkan produksi dan pendapatan yang mencakup peningkatan keterampilan
usaha, perluasan lahan produksi, perluasan modal kerja yang ditunjukkan pada
peningkatan mutu dan penentuan harga jual atas produksi dipasaran.
Permasalahan-permasalahan
yang dihadapi oleh para petani mengindikasikan
perlunya studi yang mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
ini menarik untuk di kaji lebih mendalam. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan antara lain modal, Hari Orang Kerja (HOK), pelatihan, luas lahan,
dan teknologi.
Faktor modal kerja masuk
dalam penelitian ini karena secara teoritis modal mempengaruhi peningkatan jumlah barang atau
produk yang dihasilkan sehingga akan
meningkatkan pendapatan.
Faktor Jumlah Hari Kerja
yang diukur berdasarkan HOK secara teoritis mempengaruhi pendapatan usaha
dimana semakin tinggi hari kerja yang diluangkan untuk produksi maka
probabilitas pendapatan yang diterima petani akan semakin tinggi.
Sama dengan modal dan skill
(pelatihan), luas lahan merupakan salah satu
dari faktor-faktor produksi, dimana semakin besar luas lahan yang
digarap oleh petani maka semakin besar pula output atau hasil panen yang
diperoleh petani.
Faktor Pelatihan (Pengembangan
usaha tani) masuk dalam faktor-faktor produksi yaitu skill, dimana skill secara
teori mempengaruhi jumlah output yang diproduksi.
Penggunaan Teknologi masuk
dalam penelitian ini dikarenakan teknologi secara teori mempengaruhi efisiensi
waktu kerja, dimana penggunaan teknologi dalam hal ini mesin traktor akan
mengefisiensikan waktu, tenaga dan biaya sehingga akan mengurangi jumlah biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi
dibandingkan dengan menggunakan alat bajak tradisional.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka ditarik masalah untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani dengan judul Analisis
Pengaruh Modal, Hari Orang Kerja (HOK), Luas Lahan, Pelatihan dan Teknologi
Terhadap Pendapatan Petani Padi di Kabupaten Takalar”.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar