Manusia dalam
menjalani hidupnya tidak dapat mempertahankan secara keseluruhan fungsi
tubuhnya, antara lain gigi. Untuk itu, perlu dibuat gigitiruan agar fungsi
tubuh tidak terhambat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
Fungsi gigitiruan
adalah memperbaiki atau mengembalikan fungsi mastikasi, fonetik, dan estetik.
Salah satu tanda gigitiruan yang baik adalah dapat bertahan di tempatnya selama
mungkin dan dapat berfungsi sebagaimana diharapkan. Secara umum gigitiruan
dapat dibedakan atas gigitiruan cekat (fixed
denture) dan gigitiruan lepasan (removable
denture). Umumnya penderita lebih nyaman menggunakan gigitiruan cekat
dibandingkan gigitiruan lepasan karena proses adaptasinya yang lebih mudah dan
lebih cepat.
Pembuatan gigitiruan
cekat (GTC) menghendaki adanya pengasahan pada gigi penyangga. Untuk memperoleh
suatu desain preparasi yang baik,
seorang dokter gigi harus mengikuti 5 prinsip dasar preparasi, yaitu
pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan
restorasi, integritas tepi restorasi, dan pemeliharaan jaringan periodonsium.
Kelima prinsip ini tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling berkaitan,
misalnya pemeliharaan struktur gigi menghendaki preparasi seminimal mungkin. Di
sisi lain, preparasi yang tipis menyebabkan tipisnya restorasi sehingga daya
tahan restorasi dipertanyakan.1
Retensi adalah
kemampuan dari preparasi untuk mencegah restorasi terlepas dari gigi penyangga
oleh tekanan yang datang searah dengan sumbu gigi. Ada 4 faktor yang harus
dipertimbangkan pada waktu melakukan preparasi gigi yang mempengaruhi retensi,
yaitu derajat kelancipan preparasi, luasnya daerah permukaan lapisan semen, daerah yang mengalami gesekan,
dan kekasaran permukaan. Adanya kekasaran permukaan permukaan preparasi
dimaksudkan untuk meningkatkan daerah adesi antara semen dan permukaan
preparasi sehingga diharapkan akan meningkatkan retensi.
Dengan kata lain, makin kasar permukaan
permukaan preparasi maka daya adesi semen gigi dapat berfungsi dengan baik.1
Shillingburg dkk
mengemukakan bahwa merupakan hal yang penting cavosurface finish line hendaknya halus dan berkelanjutan untuk
memfasilitasi pembuatan restorasi yang memiliki adaptasi tepi yang baik.
Pengurangan jaringan dalam jumlah yang banyak difasilitasi dengan penggunaan
bur intan. Akan tetapi penggunaannya meninggalkan cavosurface finish line yang tidak teratur sehingga diperlukan
instrumen lain untuk mendapat permukaan yang halus. Untuk itu digunakan bur karbit
dengan ukuran dan bentuk yang sama. 1
Machmud dalam
penelitiannya yang meneliti kekasaran pada permukaan lempeng logam, mendapatkan
bahwa kekuatan tarik terbesar adalah lempeng logam yang diberi perlakuan bentuk
anyaman. 2
Hirata dkk dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa bur microfinishing baru dan
teknik preparasi one way pulling/pushing
menghasilkan kekasaran permukaan yang lebih halus dibandingkan metode preparasi
konvensional yang menggunakan bur yang sama atau bur intan superfine. 3
Sedangkan
Sevgican dkk mengemukakan bahwa penggunaan dua macam bur tidak mempengaruhi
kekuatan ikatan tensil dari adesif ke gigi. 4
Dari data penelitian yang ada sebelumnya
mengenai celah tepi yang dihasilkan dari bebagai macam bur juga dapat
mempengaruhi kekasaran dari dinding preparasi.
Hirata dkk dalam penelitiannya mendapatkan celah
tepi minimal diperoleh dengan kombinasi bur microfinishing-baru
dan teknik preparasi one way
pulling/pushing. 3
Ayad juga meneliti mengenai efek dari beberapa
macam bur terhadap kerapatan tepi restorasi ekstrakoronal mendapatkan bahwa
celah terbesar terjadi dengan menggunakan tungten
carbide bur, diamond bur, dan yang terkecil adalah yang menggunakan finishing bur. 5
Yamamoto dkk dalam penelitiannya mengemukakan
bahwa kekasaran permukaan dari permukaan yang diberi beban tidak mempunyai
pengaruh pada pembentukan retak pada keramik glass yang berbasis mika bonded.6
Sedangkan Celik dkk yang meneliti mengenai
prosedur polishing and finishing pada kekasaran permukaan gigi
peparasi mengemukakan bahwa penggunaan disk aluminium oksida menghasilkan
permukaan yang lebih halus dari pada sistem poles silikon untuk semua jenis
resin. 7
Jadi, di satu sisi
perlu kekasaran pada permukaan preparasi. Akan tetapi di sisi lain penghalusan
juga perlu dilakukan utamanya pada cavosurface
finish line. Sampai saat ini belum ada data mengenai pengaruh penghalusan
dinding aksial preparasi akibat penggunaan bur karbit terhadap kekuatan tarik dari
semen luting restorasi tuang cekat.
Tekanan geser yang akan melepaskan suatu restorasi cekat dari tempatnya akan
menimbulkan tahanan dari semen luting
yang disebut kekuatan tarik. Makin tinggi nilai kekuatan tarik semen luting, menunjukkan makin retentif suatu
restorasi.
Judul : Pengaruh Penghalusan Dinding Aksial Preparasi Terhadap Kekuatan Tarik Semen Luting Pada Lempeng Logam (KD-12)
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar