Setiap pelaku ekonomi dalam menjalankan setiap
kegiatan tentunya menginginkanmencari laba atau berusaha untuk meningkatkan
laba. Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal pada suatu bank sangat penting
karena pada dasarnya pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya investor dan
kreditur mengukur keberhasilan bank berdasarkan kemampuan yang terlihat dari
kinerja manajemen dalam menghasilkan laba. Hal ini menyebabkan laba menjadi
salah satu ukuran kinerja sebuah bank yang sering digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Laba adalah pendapatan bersih yang dilihat dari
selisih antara pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Besarnya laba
dapat dilihat dari laporan laba rugi suatu bank yang menunjukkan sumber
darimana penghasilan diperoleh serta beban yang dikeluarkan sebagai beban bank
tersebut. Bank akan memperoleh keuntungan apabila penghasilan yang diperoleh
lebih besar dari beban yang dikeluarkan dan dikatakan rugi apabila sebaliknya.
Laporan perhitungan laba rugi suatu bank umum adalah
suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional
dan nonoperasional bank serta keuntungan bersih bank untuk periode tertentu.
(Dendawijaya, 2009:109).
|
Kegiatan suatu bank selama
periode tertentu yang tercantum dalam laporan keuangan mencakup aktivitas rutin
atau operasionalyang perlu dilaporkan, sehingga diharapkan bisa memberikan
informasi tentang kinerja bank serta indikasi arah bank tersebut pada masa yang
akan datang. Hal ini juga dapat menjadi sarana memperoleh masukan dari sejumlah
kalangan tentang seberapa baik laporan tahunan tersebut sekaligus semakin
memantapkan keberadaan suatu bank di komunitas industri.Penilaian kinerja
keuangan bank pada umumnya dilakukan oleh pihak internal (manajemen) dan pihak
eksternal bank yang memiliki hubungan dengan bank yang bersangkutan seperti
investor, kreditur, dan pemerintah.
Kegiatan suatu bank untuk meningkatkan kinerjanya
juga sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang
penilaian tingkat kesehatan bank umum yang didalamnya terdapat aturan bagi bank
untuk wajib melakukan penilaian sendiri tingkat kesehatan bank.
Berikut ini
akan dipaparkan tabellaba bersih dari beberapa Bank Umum yang menjadi sampel dalam
penelitian ini :
Tabel 1.1 Laba Bersih Bank Umum
Bank Umum
|
Dalam
Miliar Rupiah
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
|
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
|
4,838
|
5,958
|
7,308
|
11,472
|
15,088
|
PT Bank Mandiri Tbk
|
4,346
|
5,313
|
7,155
|
9,218
|
12,246
|
PT Bank Central Asia Tbk
|
4,489
|
5,776
|
6,807
|
8,479
|
10,818
|
PT Bank NegaraIndonesia Tbk
|
898
|
1,222
|
2,484
|
4,102
|
5,808
|
PT Pan Indonesia Bank Tbk (Panin)
|
852
|
701
|
915
|
1,136
|
1,629
|
PT Bank Permata Tbk
|
499
|
452
|
480
|
1,011
|
1,157
|
PT Bank Tabungan Negara Tbk
|
402
|
430
|
490
|
916
|
1,119
|
Sumber : Laporan Keuangan
Masing-masing Bank yang Bersangkutan
Berdasarkan Tabel 1.1 yang memaparkan sampel laba
bersih beberapa bank umum di Indonesia menunjukkan nilai yang fluktuatif. Hampir semua bank
yang menjadi sampel di atas mengalami peningkatan laba setiap tahunnya. Seperti
misalnya Bank BRI yang menempati posisi laba terbesar pada periode 2007 sampai
dengan 2011 dimana Bank BRI ini selalu mengalami peningkatan laba. Namun ada
juga bank yang mengalami penurunan laba seperti Panin Bank yang mengalami
penurunan laba yaitu dari Rp 852 miliar pada tahun 2007 menurun menjadi Rp 701
miliar pada tahun 2008 dan juga Bank Permata yang mengalami penurunan laba
yaitu dari Rp 499 miliarpada tahun 2007 menurun menjadi Rp 452 miliar pada
tahun 2008.
Jika ditinjau dari segi jumlah asset yang dimiliki,
Bank Mandiri menempati posisi pertama sebagai bank dengan asset tertinggi di
tahun 2011. Selain itu fenomena yang terjadi yaitu pada tanggal 19 September
2012 koran Kompas memberitakan bahwa PT Bank Mandiri Tbk meraih annual report award
2011 sebagai bank dengan laporan keuangan terbaik. Namun tingginya total asset
yang dimiliki oleh Bank Mandiri di tahun 2011 yaitu Rp 551.891 miliaryang
mengalami peningkatan sebesar Rp 102.117 miliardibandingkan dengan tahun 2010
bukan berarti menjadikan Bank Mandiri sebagai bank dengan laba terbesar di
tahun 2011. Posisi laba tertinggi di tahun 2011 justru dimiliki oleh Bank BRI
yang total asetnya Rp 469.899 miliar dan mengalami peningkatan sebesar Rp
65.613 miliar dibandingkan dengan tahun 2010.
Berdasarkan data laba bersih di atas, dibutuhkan
informasi mengenai faktor yang mempengaruhinya. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis rasio yang memungkinkan untuk mengidentifikasi, mengkaji dan
merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan sebuah bank.
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan tersebut,analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan melakukan analisis terhadap kesehatan
bank. Alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan.
Dalam analisis rasio, ada dua jenis perbandingan yang
digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan
internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu. Jika rasio
keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau periode, maka
pemakai dapat melihat pengaruh kecenderungan rasio keuangan tersebut, apakah
mengalami penurunan atau peningkatan yang akan menunjukkan kinerja dan kondisi
keuangan suatu bank. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan
rasio keuangan suatu bank dengan rasio bank lain. (Darsono dan Ashari,
2005:51).
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laba
merupakan indikator yang penting untuk mengukur kinerja suatu bank dan bank
tersebut memaparkan rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam mengukur kinerja bank. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan bank dalam penelitian ini adalah ROA, CAR, LDR, dan BOPO.Return On Assets (ROA) memfokuskan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dalam laba kegiatan operasi
perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, sehingga dalam
penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja suatu bank. Penggunaan
rasio ROA dalam penelitian ini karena ROA dapat memperhitungkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin
baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya,
2009:118).
CAR (Capital
Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank
yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2009:121).
Masalah yang sering dihadapi bisnis perbankan adalah
adanya persaingan tajam yang tidak seimbang yang dapat menimbulkan
ketidakefisienan manajemen yang berakibat pada pendapatan dan munculnya kredit
bermasalah yang dapat menimbulkan penurunan laba. Kredit bermasalah akan
mempengaruhi permodalan yang juga dapat menyebabkan bank mengalami masalah
likuiditas. Pertumbuhan kredit yang belum optimal tercermin dari angka-angka
LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio
LDR merupakan perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat
kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang
bersangkutan.
Selain masalah LDR yang dialami oleh perbankan di Indonesia, masalah yang lainnya adalah tentang efisiensi yang
berkaitan dengan kegiatan operasional suatu bank. Efisiensi operasional
merupakan masalah yang kompleks dimana setiap bank selalu berusaha untuk
memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank
harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien. Kompetisi di industri perbankan
bagaimanapun juga dapat menurunkan tingkat profitabilitas masing-masing bank,
dan apabila tingkat profitabilitas ini rendah maka akan dapat mengakibatkan
bank akan mengalami kerugian yang cukup berarti dan ini tentunya dapat
mengancam kelangsungan hidup suatu bank. Indikator efisiensi operasional yang
lazim digunakan adalah BOPO. BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya
operasional dengan pendapatan operasional. Semakin besar BOPO maka akan semakin
kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika
BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan
semakin meningkat atau membaik.
Berdasarkan uraian di atas, maka melalui penelitian
ini akan dianalisis mengenai“Pengaruh
ROA, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Tahun 2007-2011”.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar