Merokok
adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik langsung pada rokok
maupun menggunakan pipa. Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di
masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan dan jarang diakui orang
sebagai suatu kebiasaan buruk.1
Perilaku perokok dari berbagai sudut pandang sangat
merugikan, baik untuk diri sendiri maupun disekelilingnya. Dilihat dari sisi
individu yang bersangkutan, ada beberapa riset yang mendukung pernyataan
tersebut, dilihat dari sisi kesehatan. Pengaruh bahan kimia yang dikandung
rokok seperti nikotin,CO (karbon monoksida), dan tar akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf
simpatik sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung
bertambah cepat. Selain itu, rongga mulut menjadi kering dan lebih anaerob
dapat mengakibatkan perokok berisiko lebih mengalami infeksi bakteri penyebab
penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang bukan perokok.1
Rongga mulut sangat mudah terpapar
efek yang merugikan akibat merokok. Rokok yang dihisap dengan tarikan berat dan
panjang akan menghasilkan lebih banyak asap rokok dibandingkan dengan rokok yang dihisap dengan tarikan pelan dan
tiupan cepat. Temperatur rokok pada mukosa bibir sekitar 300
C, sedangkan ujung rokok yang terbakar jauh lebih
panas karena ditandai dengan bara api pada ujung yang dibakar. Asap panas yang
berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang
menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. 1
Berdasarkan riset penelitian bahwa sensitivitas ketajaman
penciuman dan pengecapan para perokok berkurang dibandingkan dengan
non-perokok. Dan adapun pendapat dari orang yang merokok, nikmat
38,298 %, puas 15.957 %, tenang 12,766 %, biasa saja 11,703 %, santai 5,319 %,
hangat 3,192 %, percaya diri 2,128 %, gaya 1,064 %, masalah hilang 1,064 %, mengantuk
1,064 %, pusing 5,257 %, pahit 2,218 %. 2,3,9
Kulit dan membran mukosa mulut memiliki persamaan dan
perbedaan yang nyata. Keduanya mempunyai lapisan epitel terluar dan memiliki
jaringan penghubung dalam. Secara umum, kulit dan membran mukosa masing-masing
memiliki hubungan. Oleh karena itu, banyak penyakit kulit manifestasinya
terlihat pada mukosa mulut.4
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi warna dari permukaan
mukosa mulut yaitu dasar vaskularisasi dan oksigenasi darah, ketebalan epitel
termasuk pigmen melanin pada jaringan . Beberapa dari perubahan ini adalah
tidak berbahaya, misalnya paparan sinar matahari pada bibir yang dapat
merangsang sistem pertahanan tubuh sehingga sel-sel melanosit menghasilkan
pigmen melanin .4,5
Warna dari mukosa mulut bervariasi pada tiap individu.
Pada orang yang berkulit putih warnanya
lebih terang dibanding pada orang yang berkulit coklat dan hitam. Oleh karena itu,
sering ditemukan daerah yang mengalami pigmentasi pada orang berkulit hitam. Variasi warna normal
merupakan gejala alami. Seseorang bisa saja mengalami perubahan intensitas
warna pada mukosa bibirnya. 6
Sebagai calon dokter gigi, kita dituntut dapat
mengidentifikasi secara cepat dan tepat setiap masalah yang bermanifestasi pada
rongga mulut sehubungan dengan seseorang yang mempunyai kebiasaan merokok dapat
mengalami pigmentasi mukosa bibir. Oleh karena itu, kita harus mengetahui
pigmentasi mukosa bibir yang disebabkan oleh kebiasaan merokok dan bagaimana prevalensi
dan dampaknya bagi orang yang memiliki kebiasaan merokok.
Judul : Pigmentasi Mukosa Bibir Pada Perokok & Penyebabnya (KD-5)
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar