BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
pesat disegala bidang, dunia pendidikan pun dituntut untuk bisa berjalan
beriringan. Mampu atau tidak itu adalah pertanyaan yang harus kita jawab
sebagai generasi penerus, khususnya dunia pendidikan. Tentunya hal tersebut
harus didukung oleh lembaga- lembaga pendidikan yang layak, serta bisa memenuhi
kebutuhan semua pihak yang ada di dalamnya. Karena suatu lembaga merupakan
suatu tempat yang mewadahi pendidikan. Berbicara masalah lembaga pendidikan,
baik formal maupun informal tidak dapat terlepas dari peranan seorang pemimpin yaitu
kepala sekolah. Layaknya perkembangan zaman, kepala sekolah harus mampu
sekaligus berani untuk melakukan perubahan-perubahan demi kemajuan lembaganya.
Hidup dalam era modern sekarang ini, seseorang
harus berlari untuk terus berada di tempat. Ungkapan inilah yang tepat untuk
menggambarkan betapa pentingnya kita berusaha melakukan perubahan yang seiring
dengan perkembangan zaman. Karena kita semua sudah mengetahui bahwa dimensi
waktu tidak dapat berhenti atau dihentikan begitu saja.
Dalam melakukan perubahan, tidak hanya mengganti
prosedur yang lama menjadi prosedur yang lebih baru, melainkan yang terpenting
adalah melakukan perubahan secara tepat. Prof. DR. Sondang P. Siagian, MPA
dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Abad-21” menyebutkan bahwa dalam
melakukan perubahan-perubahan, ada empat teknik yang harus kita perhatikan,
yaitu:
1. Identifikasi faktor- faktor yang mungkin
berakibat pada penolakan terhadap perubahan,
2. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi
kecenderungan penolakan perubahan,
3. Nilai-nilai yang dianut dalam mewujudkan
perubahan, dan
4. Peranan para agen pengubah dalam mewujudkan
perubahan.[1]
Itulah teknik-teknik dalam manajemen perubahan
yang harus diperhatikan apabila kita menginginkan perubahan yang tepat. Namun
kenyataanya, tidak semudah membalikkan telapak tangan, ternyata tidak semua
kepala sekolah menyadari dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Banyak yang menuding bahkan kadang-kadang mencemoohkan tatkala kualitas lembaga
pendidikan yang dipimpinnya kurang memuaskan. Terlepas dari kelebihan dan
kekurangan itu, kepemimpinan seorang kepala sekolah merupakan faktor penting
terwujudnya lembaga pendidikan yang bermutu.
Oleh sebab itu, semua pekerjaan tentu mempunyai
suatu tujuan yang hendak dicapai. Maka kepala sekolah harus bekerja dengan baik
dan benar, sehingga dapat mencapai apa
yang diharapkan dalam sebuah lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Dalam suatu
lembaga pendidikan, kepala sekolah sebagai seorang manajer yang harus mempunyai
beberapa keahlian. Menurut Yayat M. Herujito dalam bukunya yang berjudul
Dasar-Dasar Manajemen dijelaskan tentang fungsi-fungsi pokok manajemen sebagai
salah satu proses dalam kinerja seorang pemimpin adalah sebagai berikut :
1.
Planning
Kegiatan yang mentukan berbagai tujuan dan penyebab tindakan-tindakan
selanjutnya.
2.
Organizing
Kegiatan membagi pekerjaan diantara anggota kelompok dan membuat
ketentuan dalam hubungan-hubungan yang diperlukan.
3.
Actuating
Kegiatan menggerakkan anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan tugas masing-masing.
4.
Controlling
Berangkat dari keempat fungsi-fungsi pokok
manajemen diatas, maka sebagai seorang kepala sekolah dalam memimpin suatu
lembaga pendidikan harus mempunyai keahlian dari empat unsur tersebut diatas.
Dalam proses belajar mengajar juga membutuhkan
pengawasan yang biasa disebut dengan kontroling agar tujuan sebuah pendidikan
tersebut dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Oleh karena itu pengawasan
sangatlah penting dalam sebuah proses pendidikan dan pembelajaran setiap
harinya.
Pengawasan seorang pimpinan terhadap bawahan terutama
bagi guru dapat dilakukan dengan sederhana yaitu dengan mengecek absensi
kehadiran, karena dari absensi kehadiran tersebut seorang kepala sekolah bisa
memberikan penilaian apakah guru tersebut dapat dikatakan efektif dalam
mengajar atau tidak. Selain itu absensi juga dapat digunakan untuk melihat
semangat kerja seorang guru yang mempunyai jiwa semangat mengajar atau tidak.
Selain dari absensi, pengawasan juga dapat
dilihat dari kesiapan guru dalam memberikan materi ajar yang sesuai dengan RPP
yang telah ia buat dan telah disetujui oleh kepala sekolah. Dengan demikian, pengawasan
yang dilakukan seorang kepala sekolah tidak hanya terpaku pada proses belajar
mengajar tetapi juga mencakup seluruh kegiatan yang ada pada lembaga yang
dipimpin.
Dari fenomena ini peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang bagaimana kontroling kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru MTS Negeri Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat
yang merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang cukup terkenal dan
berkualitas di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, hal ini terbukti dengan
meningkatnya jumlah peserta didik atau orang tua yang mendaftarkan putra putri
mereka disekolah tersebut.
Oleh karena itu peneliti mengangkat masalah
tersebut sebagai bahan skripsi yang berjudul :“FUNGSI KONTROL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT”.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar