Perkembangan
ilmu pengetahuan tentang kardiovaskuler berguna dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kardiovaskuler yang cenderung semakin bertambah. Menurut estimasi para ahli badan kesehatan sedunia
PBB (WHO), setiap tahun sekitar 50% penduduk dunia meninggal akibat penyakit
jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan World Health Statistic 2008, tercatat 17,1 juta orang meninggal di
dunia akibat penyakit jantung koroner dan diperkirakan angka ini akan meningkat
terus hingga 2030 menjadi 23,4 juta kematian di dunia. Organisasi Kesehatan
Sedunia (WHO) dan Organisasi Federasi Jantung Sedunia (World Heart Federation)
memprediksi penyakit jantung akan menjadi penyebab utama kematian di negara-negara
Asia pada tahun 2010. Saat ini, sedikitnya 78% kematian global
akibat penyakit jantung terjadi pada kalangan masyarakat miskin dan menengah.
Berdasarkan kondisi itu, dalam keadaan ekonomi terpuruk maka upaya pencegahan
merupakan hal terpenting untuk menurunkan penyakit kardiovaskuler pada 2010. Di
negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit
jantung koroner akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada wanita,
sedangkan di negara maju peningkatannya lebih rendah yaitu 48% pada laki-laki
dan 29% pada wanita. Di tahun 2020 diperkirakan penyakit kardiovaskuler menjadi
penyebab kematian 25 orang setiap tahunnya. Oleh karena itu, penyakit jantung
koroner menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu di dunia. 1-2
Penyakit jantung
koroner (PJK) merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi
masalah, baik di negara maju maupun berkembang Penyakit jantung merupakan
penyebab kematian nomor satu di Amerika. Di Amerika pada tahun 1992 penyakit jantung koroner
menyebabkan 921.000 kematian, atau merupakan 45% penyebab kematian di negara
tersebut. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat
sekitar 478.000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner, 1,5 juta orang
mengalami serangan jantung, 407.000 orang mengalami operasi peralihan, 300.000
orang menjalani angioplasti. Di Eropa diperhitungkan 20.000 – 40.000 orang dari 1
juta penduduk menderita PJK. Penyakit jantung, stroke, dan aterosklerosis
merupakan penyakit yang mematikan. Di Inggris penyakit jantung koroner telah menyebabkan lebih dari 180.000
kematian setiap tahun. Di Jepang pada tahun 2006 didapatkan dari
3.081 pasien yang turut dalam studi Jikei, tercatat 41 % yang menderita jantung
koroner. Di seluruh dunia,
jumlah penderita penyakit ini terus bertambah dan tidak lepas dari gaya hidup
yang kurang sehat, yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup.1-2
Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan
beragam. Tentu saja mulai dari infeksi klasik dan modern, penyakit degeneratif
serta penyakit psikososial yang menjadikan Indonesia saat ini yang menghadapi " threeple burden diseases".
Namun tetap saja penyebab angka kematian terbesar adalah akibat penyakit
jantung koroner "the silence killer". Tingginya angka kematian di Indonesia akibat penyakit jantung koroner (PJK) mencapai 26%. Berdasarkan
hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir
angka tersebut cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 1991, angka kematian
akibat PJK adalah 16 %. kemudian di tahun 2001 angka tersebut melonjak menjadi
26,4 %. Angka kematian akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000
penduduk di negara kita. 1
Di Provinsi Jawa
Tengah berdasarkan laporan dari Rumah Sakit, kasus tertinggi Penyakit Jantung
Koroner adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 4.784 kasus (26,00%) dibanding
dengan jumlah keseluruhan kasus Penyakit Jantung Koroner di kabupaten/kota lain
di Jawa Tengah. Apabila dilihat berdasarkan jumlah kasus keseluruhan PTM
lain di Kabupaten Klaten adalah 3,82%. Sedangkan kasus tertinggi kedua adalah
Kabupaten Banyumas yaitu sebesar 2.004 kasus (10,89%) dan apabila dibanding
dengan jumlah keseluruhan PTM lain di Kabupaten Banyumas adalah sebesar 9,87%.
Kasus ini paling sedikit dijumpai di Kabupaten Tegal yaitu 2 kasus (0,01%).
Sedangkan kabupaten Semarang dan Kabupaten Cilacap belum melaporkan. Rata-rata kasus Jantung
Koroner di Jawa Tengah adalah 52562 kasus. 1
Di Makassar, didasari data yang dikumpulkan Alkatiri di
empat Rumah sakit selama 5 tahun (1985-1989), ternyata penyakit kardiovaskuler
menempati urutan ke 5 sampai 6 dengan persentase berkisar antara 7,5 sampai 8,6
%. Adapun data penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Dr.Wahidin Sudirohusodo
tahun 2004 sebanyak 336 kasus, tahun 2005 sebanyak 311 kasus tahun 2006
sebanyak 332 kasus (data morbiditas rekam medik rawat inap), sedangkan data
morbiditas rawat jalan PJK tahun 2004 sebanyak 136 kasus baru dengan jumlah
kunjungan 7.328 orang, tahun 2005 sebanyak 250 kasus baru dengan jumlah
kunjungan 5.402 orang, tahun 2006 sebanyak 216 kasus baru. Menurut hasil penelitian oleh
Solo pada tahun 2008, didapatkan penderita PJK lebih banyak pada laki-laki
yaitu sebanyak 83,6 % dibanding pada perempuan, 16,4 % terutama pada kelompok
lanjut usia. 1-3
Menurut hasil
penelitian tahun 2008 di CVCU RSWS oleh Solo, didapatkan kebanyakan penderita PJK mempunyai
riwayat penyakit hipertensi (56 %), riwayat merokok (67,2 %) dan riwayat
dislipidemia (54,3 %), dimana faktor risiko merokok sangat berperan dalam patogenesis
PJK. Menurut hasil penelitian Dall dan Peto pada tahun 1976, mengatakan bahwa
apabila berhenti merokok, penurunan resiko PJK akan berkurang 50 % dalam waktu
5 tahun setelah berhenti merokok. 2-3
Tanpa terapi
awal, sekitar 5-10 persen penderita berlanjut menjadi Infark Miokard Akut atau
meninggal dalam 30 hari pertama dan lebih dari 12 % dalam 6 bulan pertama.
Bahkan dengan terapi optimal sekitar hampir 50 % penderita mengalami iskemia
berulang dan membutuhkan tindakan revaskularisasi. 2
Pada banyak
penderita PJK, didapatkan adanya faktor-faktor risiko yang belum mampu menjelaskan secara keseluruhan
tentang PJK pada tingkat sosial yang berbeda atau sifat-sifat khas dari
individu. Dengan demikian, penting untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor-faktor risiko penyebab PJK sehingga dapat dilakukan diagnosis
dengan baik disertai pencegahan penyakit tersebut ke depannya.1-2
Berdasarkan
teori-teori dan kenyataan di atas, maka akan mendorong diadakan penelitian “Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Rawat Inap di Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Dr.Wahidin
Sudirohusodo Makassar Periode Januari – Juli 2008”. Adapun alasan mengambil RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
sebagai tempat penelitian karena rumah sakit ini merupakan RS tipe A dan
menjadi pusat rujukan medis untuk Indonesia Bagian Timur. Selain itu, lokasi
rumah sakit ini yang mudah dijangkau untuk mengadakan survei pada penderita
Penyakit Kardiovaskuler khususnya karateristik penderita Penyakit Jantung
Koroner (PJK). 2
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar