A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumberdaya manusia bagi kehidupan di masa yang akan datang. Melalui proses belajar diharapkan akan dicapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat tercapai jika siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik, mental maupun emosional. Pendidikan Nasional adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan dan ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003).
Kegiatan belajar mengajar memiliki peranan yang sangat penting agar pendidikan dapat berjalan dengan baik. Ada beberapa komponen dalam belajar mengajar yaitu : tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber belajar dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam rangka berlangsungnya proses
belajar mengajar, bila salah satu komponen tersebut tidak ada, maka proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung dengan baik.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut. Hasil belajar siswa yang tinggi akan memberikan dorongan dan semangat siswa meningkatkan minat belajar terhadap mata pelajaran, karena minat merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan. Jika seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka diharapkan hasilnya akan baik, namun apabila seseorang tidak memiliki minat untuk mempelajari sesuatu maka jangan diharapkan bahwa seseorang dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut.
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilai- nilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah (Nana Sujana,1987:1).
Dengan demikian guru memiliki peranan penting dalam mentransformasikan isi kurikulum yang diantaranya adalah materi pelajaran. Guru dituntut memiliki ketrampilan dan kemampuan tersendiri agar materi pelajaran dapat sampai kepada siswa sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Salah satu kemampuan itu adalah dalam memilih metode pengajaran.
Dalam penyampaian materi pelajaran seorang guru harus mampu membuat siswa paham akan materi yang disampaikan, oleh karena itu guru harus dapat memanfaatkan media yang ada salah satunya adalah buku pelajaran. Buku pelajaran memang banyak yang beredar. Selain itu, di sekolah juga disediakan buku paket. Pada kenyataanya masih banyak siswa yang tidak memiliki buku penunjang selain buku paket. Mereka cenderung hanya mencatat dari penjelasan gurunya. Hal ini disadari maupun tidak dapat menghambat proses belajar mengajar sebab siswa kurang memiliki bahan untuk belajar pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung.
Mata pelajaran IPS Ekonomi adalah merupakan mata pelajaran yang wajib bagi siswa SMP baik kelas VII, VIII, maupun kelas III SMP. Mata pelajaran Ekonomi memiliki tujuan agar siswa mampu mengenal lingkungan sosialnya sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan serta memiliki kepekaan terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungannya. Menjadi harapan semua pihak, agar setiap siswa mencapai hasil belajar yang sebaik- baiknya. Tetapi pada kenyataanya tidak semua siswa mencapai hasil seperti yang diharapkan. Tingkat penguasaan belajar dalam mempelajari IPS Ekonomi dapat dilihat dari prestasi belajar yang umumnya dinyatakan dalam bentuk nilai. Penguasaan konsep IPS Ekonomi yang kurang, mengakibatkan nilai yang diperolehnya rendah. Beberapa siswa mendapatkan nilai yang rendah walaupun telah diupayakan sebaik-baiknya oleh guru agar siswa tidak mengalami kesulitan belajar.
Pada hakikatnya di dalam belajar senantiasa ada rintangan dan hambatan yang akan mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa. Faktor penyebab kesulitan belajar pada dasarnya ada dua macam, yaitu faktor intern (faktor yang berasal dari diri siswa) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor intern meliputi keadaan fisik, keadaan emosi, gangguan psikis, intelegensi bakat khusus dan perhatian. Faktor ekstern meliputi keadaan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam proses pembelajaran IPS Ekonomi terdapat tahap input, proses, output dan umpan balik. Umpan balik adalah segala informasi baik yang menyangkut keluaran maupun proses pembelajaran. Umpan balik ini diperlukan untuk memperbaiki masukan maupun proses pembelajaran. Akhirnya dari proses pembelajaran IPS Ekonomi diperoleh hasil belajar yang dinyatakan sebagai out put atau keluaran. Out put yang kurang bermutu atau belum memenuhi harapan, dapat dipengaruhi oleh input atau masukan yang kurang baik kualitasnya, guru dan personal yang kurang tepat, materi yang kurang tepat serta metode belajar yang kurang mendukung sehingga menyebabkan siswa menghadapi kesulitan dalam mempelajari IPS Ekonomi (Dimyati;Mulyono,2002:19-20).
Dalam mempelajari mata pelajaran IPS Ekonomi, siswa senantiasa dihadapkan pada situasi jenuh karena materi serta metode pengajaran yang
kurang menarik dan monoton. Hal ini menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa kurang memuaskan yaitu sebesar 53,50 yang dapat dilihat dari nilai ulangan harian bersama semester I Tahun Ajaran 2005/2006. Berdasarkan data yang diperoleh perincian nilai rata-rata masing-masing kelas adalah sebagai berikut: kelas VIIIA 59,63; VIIIB 50,66; VIIIC 48,65; VIIID
49,05; VIIIE 46,71; VIIIF 51,08 dan VIIIG 65,87. Sehingga dapat dijadikan indikasi bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan belajar IPS Ekonomi. Keterkaitan antara belajar dengan hasil belajar bukan hanya tergantung pada kecemerlangan otak, tetapi sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar serta faktor-faktor yang berasal dari luar siswa juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Tidak sedikit siswa yang kurang menyadari pentingnya belajar sesuai dengan kemampuan dirinya. Siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik maka hasil belajarnya akan lebih baik apabila dibandingkan dengan siswa yang kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik.
Penelitian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah apabila peneliti, guru maupun pihak-pihak yang bersangkutan menjumpai siswa mengalami kesulitan belajar. Atas pertimbangan tersebut, maka dalam penelitian ini diberi judul : “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006”.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar