Dalam era
globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Untuk
memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus
memperhatikan kebutuhan
dan keinginan konsumen atau para nasabah,
serta berusaha memenuhi harapan mereka, sehingga mampu memberikan kepuasan kepada para konsumen atau nasabahnya.
Dewasa
ini perhatian terhadap kepuasan
pelanggan
menjadi sangat besar. Persaingan yang sangat ketat dimana semakin banyak organisasi atau penyedia jasa terlibat dalam upaya pemenuhan
kebutuhan
dan
keinginan
pelanggan serta manempatkannya
sebagai
tujuan
utama. Dengan demikian, diyakini bahwa kunci
utama untuk memenangkan persaingan adalah
memberikan nilai dan kepuasan kepada
para pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan tetap
memperhatikan kebutuhan
dan keinginan para konsumen
atau nasabah.
Terciptanya kepuasan pelanggan
atau nasabah dapat menjadikan hubungan antara penyedia
jasa dengan pelanggannya menjadi harmonis, yang
selanjutnya akan menciptakan
loyalitas pelanggan dan akhirnya menguntungkan
bagi perusahaan. Keberlangsungan dan keberhasilan perusahaan jasa banyak tergantung pada kualitas pelayanan
yang sesuai dengan lingkungan perusahaan,
dan kemampuan yang dimiliki para petugas dalam memberikan
pelayanan dan menjelaskan
produk-produk
yang
ditawarkan serta kebutuhan dan harapan
nasabah. Dengan pelayanan
yang berkualitas, maka nasabah
akan merasa puas sehingga akan mempertahankan dan meningkatkan loyalitas nasabah terhadap
perusahaan. Agar barang atau jasa yang ditawarkan dipilih oleh pelanggan maka perusahaan harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan pelanggan dan
bagaimana memberi layanan yang
terbaik.
Perusahan
jasa harus berusaha
mewujudkan kepuasan
pelanggannnya, sebab jika kepuasan
tidak dicapai maka pelanggan
akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing. Hal ini akan berakibat pada menurunnya
laba
dan bahkan bisa
menyebabkan kerugian.
Membangun kepuasan nasabah
merupakan inti dari pencapaian profitabilitas jangka panjang.
Kepuasan nasabah merupakan perbedaan
antara harapan nasabah dan jasa yang senyatanya diterima. Jadi tingkat kepuasan
adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
dirasakan dengan
harapan. Pelanggan atau
nasabah
dapat mengalami
salah satu dari tingkat kepuasan yang umum. Kalau kinerja di bawah harapan, maka pelanggan
atau nasabah
kecewa. Kalau kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan puas dan ketika kinerja melebihi harapan,
pelanggan sangat puas, senang
atau
gembira.
Harapan
nasabah
dibentuk oleh pengalaman, komentar teman dan kenalannya
serta janji dan informasi pemasar dan nasabah
yang loyal terhadap pihak penyedia
jasa, apabila kepuasan nasabah
tercapai karena jasa yang diterima sesuai
dengan harapannya.
Saat ini lembaga keuangan memiliki peran yang sangat penting. Semua kegiatan ekonomi hampir tidak
mungkin
terhindar dari
peran
lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan salah
satu
faktor
pendorong pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Sedang
lembaga keuangan yang saat ini
ada dominan dengan sistem bunga (konvensional). Sementara bunga dalam lembaga keuangan menurut pandangan
sebagian besar ulama
Islam
adalah
identik dengan riba. Baitul Maal Wattamwil
(BMT) merupakan
suatu lembaga keuangan bukan bank dengan
sistem syariah (prinsip
bagi hasil) dalam istilah Indonesia dinamakan dengan Balai Usaha Mandiri Terpadu (BMT). Sedangkan bentuk badan usaha yang paling tepat untuk BMT adalah koperasi.
Perbedaan
yang paling pokok dalam lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah adalah
penetapan sistem bagi hasil
sebagai
alternatif dari sistem bunga. Lembaga keuangan syariah didirikan
dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan prinsip-prinsip Islam, syariah dan
tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan
serta bisnis yang terkait,
Prinsip utama yang diikuti
oleh lembaga keuangan Islam itu
adalah larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi, melakukan kegiatan
usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan
yang
sah
dan
memberikan
zakat.
Kondisi
BMT dengan produk yang sedikit dan relatif
tetap, strategi pemasaran yang masih bersifat
lokal, serta promosi yang masih kurang gencar
serta persaingan yang
cukup ketat menyebabkan BMT
kurang dikenal oleh masyarakat
secara
umum. Hal ini menjadi
sebuah
fenomena
yang
menarik
untuk mengetahui
tingkat kualitas pelayanan pelanggan yang akan mendatangkan tingkat kepuasan dan pada akhirnya berdampak pada keloyalitasan nasabahnya.
Loyalitas nasabah merupakan hal yang sangat penting kaitannya
dengan pengembangan usaha. Nasabah
yang mempunyai
loyalitas yang tinggi akan senantiasa menggunakan produk atau jasa yang disediakan perusahaan, tidak akan terpengaruh jasa yang ditawarkan pihak lain, dan ketika terdapat
hal- hal yang tidak
mereka sukai akan memberitahukan kepada penyedia jasa dan
tidak memberitahukannnya kepada orang lain.
BMT sebagai lembaga keuangan
dengan fungsinya sebagai
lembaga intermediasi
yaitu tempat keluar masuknya
uang
dari
para
nasabah
atau
anggota, pada kenyataannya nasabah yang ada di sana masih banyak yang tidak menggunakan jasa BMT dengan
sepenuhnya, artinya
masih banyak nasabah yang belum mempunyai loyalitas
yang tinggi terhadap pihak penyedia jasa. Hal ini bisa ditunjukkan dengan nasabah di BMT berjumlah
940
orang per April
2005 tetapi yang aktif menggunakan jasa BMT sampai saat ini hanya sekitar
15% yakni sekitar 141 orang.
Nasabah yang ada terkadang hanya sekali mengambil kredit selanjutnya tidak menggunakan lagi. Banyak
nasabah yang menjadi nasabah dalam waktu yang relatif singkat atau tidak bertahan lama.
Loyalitas nasabah
dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan sangat penting
kaitannya
dengan
eksistensi dan perkembangan
keberhasilan perusahaan jasa. Kualitas
pelayanan
akan
berpengaruh
pada
kepuasan nasabah yang pada akhirnya
akan berdampak pada loyalitas nasabah pada penyedia jasa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
loyalitas
nasabah adalah kualitas pelayanan yang mencakup harapan tentang kehandalan (Reliability), daya
tanggap
(Responsibility), jaminan (Assurance), empati (Empathy), dan bukti langsung (Tangible). (Tjiptono, 2000 : 15)
Keberadaan BMT yang masih relatif baru jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional dan
semakin berkembangnya masalah ekonomi masyarakat, maka berbagai
kendala tidak mungkin dilepaskan dari keberadan BMT. Dengan demikian, BMT membutuhkan strategi yang jitu guna mempertahankan eksistensi BMT tersebut dalam upaya mewujudkan hubungan kerja antara BMT dengan nasabah
agar terjalin secara kontinyu.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL
(BMT) “ANDA” SEMARANG
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar