BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hutan, tanah dan
air merupakan kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada
makluk di bumi ini, tidak saja memberikan manfaat bagi kehidupan sekarang
tetapi juga nanti. Pengelolaan akan hutan tanah dan air tidak saja dengan
kebijaksanaan dalam hal penggunaan tetapi juga dengan manajemen pemeliharaan
yang berkesinambungan sehingga akan didapatkan kondisi hutan yang penuh dengan
keseimbangan ekosistem yang akan memberikan dampak bagi kehidupan manusia baik
dari segi kelestarian lingkungan atau sektor ekonomi.
Tanaman sengon atau dalam bahasa latinnya
disebut Albazia falcataria telah cukup lama dikenal masyarakat luas
terutama di Kabupaten Probolinggo. Jenis pohon ini biasanya ditanam di kebun,
pekarangan rumah, pagar dan lahan – lahan kosong dalam rangka pemanfaatan
lahan.
Pohon sengon dapat
pula ditanam sekaligus sebagai tanaman pelindung atau naungan untuk tanaman
kopi, coklat dan lain – lain serta sebagai tanaman tanda batas pada pemilikan
kebun dan pekarangan yang sekaligus dapat dipetik hasilnya. Hasil kayu dipakai
untuk bahan bangunan pembuatan peti atau sebagai kayu bakar baik untuk
pembakaran gamping maupun pengopenan tembakau. Meskipun demikian, kegunaan kayu
sengon sekarang sudah berubah yaitu karena adanya kemajuan di bidang teknologi
dan industri, maka telah menempatkan kayu sengon tidak hanya untuk pembuatan
peti saja akan tetapi sebagai bahan baku industri yang penting yaitu sebagai
bahan baku pulp untuk pabrik kertas dan kayu olahan untuk ekspor dengan nilai
tambah yang tinggi. Dengan fungsi dan kegunaan yang cukup banyak maka akibatnya
permintaan semakin tinggi dengan harganya yang standar jual.
Tahun 1995 sampai
tahun 2007 Kecamatan Wonomerto telah tertanam tanaman Sengon kurang lebih 185
ha dan telah ditebang secara periodik sehingga saat ini tinggal kurang lebih 65
ha yang tersebar di seluruh desa dengan umur tanaman yang bervariasi.
Perkembangan
tanaman Sengon memang sangat cepat dan mudah perawatannya. Di Desa Sumberkare
tanaman sengon cukup diminati masyarakat dan hampir semua petani pemilik lahan
menanam tanaman Sengon dengan jumlah dan umur yang bervariasi menyesuaikan
peruntukan lahan yang dimiliki dan secara umum rata – rata petani memiliki
lahan seluas 0,5 ha.
Pemilikan lahan
yang sempit akan tetapi kondisi tanah
cocok untuk tanaman Sengon tetapi mengingat panen yang memakan waktu 5 – 7
tahun maka tidak semua lahan ditanami Sengon namun rata – rata ditanam dengan
sistem Tumpang Sari dan ada juga yang ditanam secara ngeblok pada lahan khusus.
Saat ini di Desa Sumberkare
tanaman sengon kurang lebih 26 ha dalam penyebaran dan umur yang bervariasi.
Masyarakat Desa Sumberkare cukup sadar selain berupaya menanam agar kebutuhan
kayu secara lokal terpenuhi, juga banyak hal – hal yang perlu dicermati
mengingat topografi wilayah yang dengan ketinggian kurang lebih 650 dpl dan
kemiringan kurang lebih di atas 25% memerlukan tindakan konservasi agar kondisi
tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pemilikan lahan yang sempit dan
miring diperlukan penanganan yang intensif agar petani dapat menanam sengon
secara maksimal dan tanaman sela dapat tumbuh dengan baik, mengingat kayu
sengon saat ini harganya cukup baik.
Melihat luasan
lahan yang dimiliki, maka petani akan berpikir untuk kecukupan kebutuhan pokok
sehari – hari yang diperlukan petani apabila lahan tersebut ditanami seluruhnya
dengan tanaman Sengon, oleh karena itu dengan sistem tumpang sari dengan
tanaman sela maka dapat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari
keluarga petani dan pada tanaman tegakan Sengon dapat berfungsi sekaligus
sebagai pengendali erosi tanah.
Penanaman Sengon
selain diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani juga
diharapkan dapat merubah perilaku petani sebagai pelestari sumber daya alam
meskipun demikian petani belum mengetahui seberapa jauh keuntungan finansial
yang diperoleh dalam berusaha tanaman sengon tersebut sehingga diduga
pengelolaan jenis tanaman ini belum optimal.
Untuk itu perlu
diadakan penelitian usaha tani tanaman sengon
di Desa Sumberkare agar dapat dilihat usaha tersebut mencapai efisiensi
atau belum dan diharapkan setelah penelitian petani dapat berusaha tani tanaman
sengon lebih efisien sehingga
menghasilkan keuntungan yang layak.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar