BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan yang berlangsung saat ini dan mungkin di
saat yang akan datang berlangsung cepat, beragam, dinamis dan sukar diramalkan.
Agar bisa mengikuti, mensucikan diri dan berkiprah dengan kemajuan-kemajuan
yang sangat cepat tersebut kuncinya adalah pada belajar.
Dalam era globalisasi dan pasar bebas, serta
persaingan ketat antar bangsa dalam mempertahankan pasar, manusia diharapkan
pada perubahan-perubahan yang cepat dan sinergis. Ibarat nelayan di lautan
lepas yang dapat menyesatkan, jika tidak memiliki kompas sebagai pedoman untuk
bertindak dan mengarunginya.
Perkembangan
yang cepat dari lingkungan yang cepat harus diimbangi oleh perkembangan yang
cepat pula dari individu warganya. Untuk
itu setiap individu warga planet bumi ini dituntut untuk belajar. Lebih banyak
belajar, meningkatkan kemampuan, motivasi dan upaya belajarnya, sehingga
tercipta masyarakat belajar. Individu warga wasyarakat yang banyak belajar akan
mempercepat perkembangan masyarakatnya, perkembangan masyarakat yang cepat
menuntut warga masyarakat belajar lebih banyak lebih intensif.
Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan tibal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang
lebih luas, tidak sekedar hubungan guru dan siswa tetapi berupa interaksi
edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,
melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar (Usman,
1995:4).
Dalam
proses belajar mengajar tersirat adanya suatu kegiatan yang tidak terpisahkan
antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini
terjalin interaksi yang saling mendukung
Dalam hubungan guru terhadap anak didik, Islam
memberikan tuntunan yang amat baik sekali dalam hal perlakuan guru terhadap
anak didik yang sesuai dengan fitrah manusia, sebab Islam memang diciptakan
oleh Allah sesuai dengan fitrah manusia.
Adapun tuntunan Islam dalam hal ini, yang
terpenting diantaranya adalah: 1). kasih sayang, 2). lemah lembut, 3). memberikan
kemerdekaan (tidak dipaksa), 4). memberikan penghargaan, 5). menyesuaikan
dengan perkembangan anak didik, 6). mengarahkan ke masa depan, 7). berbicara
dengan anak didik dengan benar, baik, lemah lembut dan udah dimengerti,
8).disiplin (Zaini, 1986:115-120).
Perlakuan guru sebagai pendidik kepada siswanya
selaku anak didik populer dengan istilah etika etika hubungan guru dan siswa. Salam
(2000:4) menyatakan bahwa “istilah lain dari etika, biasanya digunakan kata;
moral, adab, susila, budi pekerti, akhlak (arab = akhlaq )”.
Untuk menumbuhkan motivasi dan upaya untuk belajar
lebih lanjut, perlu penyebaran isi, proses maupun iklim pembelajaran, belajar
di sekolah hendaknya dirasakan oleh para pelajar sebagai hal yang bermanfaat
dan menyenangkan. Bila hal tersebut telah tercipta, maka akan tercipta pula
suasana timbal balik antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Peluang-peluang, ancaman dan hambatan yang
dihadapi, kemudian dilanjutkan dengan menumbuhkan kepercayaan diri, dan
motivasi untuk maju setelah ada kepercayaan diri, bahwa dirinya memiliki
kekuatan, potensi dan kemampuan, tumbuh motivasi untuk mau berubah, mau
belajar, mau berusaha, maka kegiatan belajar bisa dimulai.
Terciptanya
masyarakat belajar dan individu-individu pembelajar di dalamnya merupakan
keharusan di masa kini dan mendatang. Apabila tidak, maka kita akan tertinggal,
dan tertinggal jauh dari masyarakat lain yang telah banyak belajar pembentukan
masyarakat belajar, diawali oleh pembentukan individu-individu yang menjadi
warganya. Pengubahan individu yang santai menjadi individu yang gesit dan suka
berkerja keras, individu konsumtif menjadi produktif, individu penerima menjadi
individu pemberi, individu yang mudah menyerah pada keadaan menjadi individu
yang gigih merubah keadaan, menuntut penambahan perubahan tersebut diawali pada
perubahan presepsi dan sikap, baik terhadap dirinya, maupun terhadap masyarakat
dan lingkungannya.
Upaya
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM) merupakan tugas besar dan
membutuhkan jangka waktu yang panjang, karena mengangkat pendidikan bangsa, dan
masa depan suatu bangsa banyak ditentukan oleh kualitas pendidikannya.
Pembinaan
tersebut perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius baik dari pemerintah,
maupun lembaga-lembaga swasta. Hal tersebut disebabkan karena pribadi dan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu menjadi syarat mutlak bagi keberhasilan
pembangunan. Pembinaan potensi dan kekuatan ini memerlukan pendekatan metode
dan prosedur yang tepat, agar memberikan hasil yang optimal.
Sukmadinata (2004:179), menyatakan bahwa aktivitas
dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar mendapatkan penilaian tidak
hanya dilakukan secara tertulis, tetapi juga secara lisan dan perbuatan.
Berkenaan dengan etika hubungan guru dan siswa,
peneliti melihat bahwa di MTs. Nurul Hikmah terjalin hubungan yang relatif
kondusif antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini
menjadikan peneliti tertarik untuk memilih penelitian yang terkait dengan
tersebut dengan judul: “Etika Hubungan
Guru dan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar di MTs. Nurul Hikmah Padak Lembar Lombok Barat”.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar