Indonesia merupakan negara yang kaya akan
komoditas perkebunannya. Salah satu komoditi perkebunan terbesar di Indonesia
adalah kelapa. Kelapa merupakan salah satu komoditas yang penyebarannya paling
luas karena dapat tumbuh secara sengaja oleh manusia maupun secara alamiah di
daerah yang kurang penduduknya (Amin,
2009).
Salah satu daerah penghasil kelapa di
Indonesia adalah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dimana produksi
kelapa pada tahun 2010 mencapai 21.075,71 ton dengan
areal tanaman kelapa terluas pada daerah Campalagian, Tapango dan Mapilli. Daerah
Campalagian memiliki luas areal tanaman kelapa sebesar 5.363 ha dengan
jumlah produksi sebesar 3.630,08 ton. Daerah Tapango memiliki luas areal
tanaman kelapa sebesar 4.460,50
ha dengan jumlah produksi 3.712,94 ton
sedangkan daerah Mapilli memiliki luas areal tanaman 3.352,20 ha dengan
jumlah produksi 3.208,63 ton (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Polman,
2010).
Buah kelapa dikenal sebagai sumber utama
penghasil minyak nabati yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Disamping
sebagai penghasil minyak nabati, buah kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai
sumber protein, vitamin, mineral dan karbohidrat. Daging buah kelapa dapat
diolah dan dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan yang bermanfaat
bagi masyarakat. Salah satu produk olahan sekunder dari buah kelapa adalah
kopra (Amin, 2009).
Kopra merupakan putih lembaga
dari buah kelapa segar yang dapat dikeringkan dengan metode konvensional menggunakan sinar
matahari (sun drying), pengasapan
atau mengeringkan di atas api terbuka (smoke
drying or drying over an open fire), pengeringan dengan pemanasan secara
tidak langsung (indirect drying) dan
pengeringan dengan udara vakum (vacuum
drying). Pengolahan kopra meliputi proses penguapan air dari daging buah
kelapa, dimana kadar air awal daging buah kelapa segar yang mencapai 50%
diturunkan hingga kadar air 5-7% melalui proses pengeringan (Amin, 2009).
Standar mutu kopra di
Indonesia adalah kadar air maksimum 5 %, kadar minyak minimum 65 %, asam lemak
bebas maksimum 5 %, serat maksimum 8 % dan tidak mengandung jamur. Proses
pengolahan kopra rakyat memang cukup sederhana. Pengolahan kopra rakyat banyak
dilakukan oleh pabrik pengolahan kopra, dengan bahan baku yang berasal dari
kelapa rakyat. Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa cara pengeringan
dikombinasikan sebagaimana yang dilakukan oleh petani kelapa pada umumnya.
Namun, pada tingkat petani kadar air kopra yang dihasilkan tidak seragam
sehingga tidak memenuhi standar yang ditetapkan untuk ekspor kopra (Warisno, 2003).
Oleh karena itu, perlunya dilakukan survey
pembuatan kopra petani di Kabupaten Polewali Mandar untuk mengetahui mutu kopra
yang dihasilkan para petani di daerah tersebut.
Judul
: Survey Pembuatan Kopra Petani Di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (PRT-142))
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar