Pembangunan
manusia didefinisikan sebagai suatu proses untuk perluasan pilihan yang lebih
banyak kepada penduduk melalui upaya-upaya pemberdayaan yang mengutamakan
peningkatan kemampuan dasar manusia agar dapat sepenuhnya berpartisipasi di
segala bidang pembangunan (United Nation Development Programme, UNDP).
Pada
prinsipnya tujuan dasar dari adanya pembangunan ini yaitu dengan memperbanyak
pilihan kepada penduduk dimana pilihan- pilihan ini tidak terbatas dan dapat
berubah kapan saja, sehingga penduduk bisa memperoleh akses yang lebih besar
terhadap pengetahuan dan pendidikan, nutrisi dan pelayanan kesehatan yang lebih
baik, mata pencaharian yang aman, dan sebagainya. Dengan ini bisa dikatakan
bahwa tujuan akhir dari pembangunan adalah untuk menciptakan lingkungan yang
dapat memungkinkan orang- orang menikmati hidup yang panjang, sehat dan kreatif
(Mahbub
Ul Haq, Founder of The Human Development Report).
Pembangunan
manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi, lebih dari sekedar peningkatan
pendapatan dan lebih dari sekedar proses produksi komoditas serta akumulasi
modal. Alasan mengapa pembangunan manusia perlu mendapat perhatian adalah: pertama,
banyak negara berkembang termasuk Indonesia yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, tetapi gagal mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan.
Kedua, banyak negara maju yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi
ternyata tidak berhasil mengurangi masalah-masalah sosial, seperti:
penyalahgunaan obat, AIDS, alkohol, gelandangan, dan kekerasan dalam rumah
tangga. Ketiga, beberapa negara berpendapatan rendah mampu mencapai
tingkat pembangunan manusia yang tinggi karena mampu menggunakan secara
bijaksana semua sumber daya untuk mengembangkan kemampuan dasar manusia.
Elemen-elemen
pembangunan manusia secara tegas menggaris bawahi sasaran yang ingin dicapai,
yaitu hidup sehat dan panjang umur, berpendidikan dan dapat menikmati hidup
secara layak. Ini berarti pembangunan manusia bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang berkaitan dengan kualitas manusia dan masyarakat.
Karena itu, manusia merupakan sentral dari proses pembangunan tersebut (Laila
Nagib).
Untuk
melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan manusia, UNDP telah
menerbitkan suatu indikator yaitu Human Development Index (HDI) untuk mengukur kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan suatu negara. HDI adalah suatu tolak ukur angka
kesejahteraan suatu daerah atau negara yang dilihat berdasarkan
tiga dimensi yaitu: angka harapan
hidup pada waktu lahir (life expectancy at birth), angka melek huruf (literacy
rate) dan rata-rata lama sekolah (mean years of schooling), dan
kemampuan daya beli (purchasing power parity). Indikator angka harapan
hidup mengukur kesehatan, indikator angka melek huruf penduduk dewasa dan
rata-rata lama sekolah mengukur pendidikan dan terakhir indikator daya beli
mengukur standar hidup. (United Nation Development Programme, UNDP,
1990).
Indeks
ini pertama kali dikembangkan
oleh pemenang nobel india Amartya Sen
dan Mahbub ul Haq seorang ekonom
pakistan dibantu oleh Gustav Ranis
dari Yale University dan Lord Meghnad
Desai dari London School of Economics. UNDP dalam model
pembangunannya, menempatkan manusia sebagai titik sentral dalam semua proses
dan kegiatan pembangunan.
Maka dari
itu, UNDP mengeluarkan laporan tahunan perkembangan pembangunan manusia untuk
negara-negara di dunia. Konsep pembangunan
manusia ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 sebagai upaya untuk
mengatasi keterbatasan- keterbatasan pendekatan pendapatan pada pembangunan,
tetapi tanpa mengesampingkan pendapatan sebagai ukuran kesejahteraan. Perbedaan
mendasar antara pendekatan sebelumnya yang berorientasi pada penghasilan dan
pendekatan pembangunan manusia terletak pada penekanan akhir pada penempatan
masyarakat di pusat pembangunan. Konsep-konsep yang tercakup oleh pendekatan
pembangunan manusia adalah produktivitas, keadilan, kesinambungan, dan
pemberdayaan, yang menarik untuk digambarkan dalam sebuah indeks. Akan tetapi, untuk
menentukan kuantitas dan mengukur kemajuan pembangunan manusia di negara yang
berbeda, langkah pertama adalah dengan pengenalan Human Development Index (HDI).
Indeks ini menggunakan ukuran-ukuran harapan
hidup, pencapaian pendidikan, dan pendapatan. Saat ini, HDI, beserta dengan 48 indikator
pembangunan yang dimasukkan dalam Kerangka Pembangunan Millenium (Millenium
Development Goals), merupakan parameter yang paling umum digunakan untuk
mengukur pembangunan manusia. MDGs diadopsi oleh 189 negara pada KTT Milenium
yang diselenggarakan pada bulan September 2000. Pada kenyataannya, MDG adalah
tujuan pembangunan manusia. MDG menerjemahkan pembangunan manusia ke dalam
tujuan-tujuan sederhana dan bermakna (UNDP, 2002).
MDG mencakup seperangkat target dan tujuan
pembangunan manusia secara menyeluruh yang diadopsi oleh negara-negara anggota PBB. MDG merupakan sekumpulan dari 8
target nyata dan terukur yang ingin dicapai pada tahun 2015, yang berbeda
dengan upaya-upaya jangka panjang terhadap peningkatan kemampuan manusia secara
terus-menerus, yang merupakan tujuan akhir paradigma pembangunan manusia (Millenium
Project, 2006; UNDP, 2007).
Pembangunan
tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi, sebagian pendapat berkeyakinan
akan pemikiran yang berkesimpulan bahwa hampir semua menganggap pembangunan
identik dengan pertumbuhan ekonomi, seperti tercermin dalam tujuan pembangunan.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari investasi yang berarti
tergantung dari jumlah modal dan teknologi yang ditanam dan dikembangkan dalam
masyarakat. Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
tingkat pendapatan nasional. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat
terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan nasional dan taraf kemakmuran (Sukirno,2000).
Dari
hasil penelitian Ramirez dkk (1998)
dengan data cross-country (1970-1992), menemukan adanya hubungan positif
yang kuat antara pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu,
pengeluaran pemerintah untuk sektor sosial dan pendidikan terbukti pula
mempunyai peran penting sebagai penghubung yang menentukan kekuatan hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia, sedangkan tingkat investasi
dan distribusi pendapatan adalah penguat hubungan antara pembangunan manusia
dan pertumbuhan ekonomi. Studi ini yang menjelaskan bahwa pengeluaran
pemerintah dan investasi turut memberi andil dalam memperkuat pembangunan
manusia dan pembangunan ekonomi.
Dalam kasus Indonesia sendiri, seperti disebutkan dalam Indonesian Human Development Report bahwa
dalam beberapa tahun terakhir kualitas SDM di Indonesia tergolong relatif rendah,
bahkan salah satu yang terburuk diantara negara- negara ASEAN walaupun masih
dikategorikan sebagai Medium Human Development. Saat ini Indonesia menempati
ranking 108, jauh lebih buruk dibanding pencapaian negara- negara tetangga lain
seperti Filipina dan Thailand, apalagi jika dibandingkan dengan Malaysia dan
Singapura terkategorikan sebagai High Human Development. Perkembangan pembangunan manusia di Indonesia selama ini sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi
dari awal 1970-an sampai akhir 1990-an. Pertumbuhan tersebut memungkinkan
manusia untuk mengalokasikan pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan.
Sementara pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan
relatif sedikit. Sedangkan Investasi di Indonesia yang diharapkan sebagai modal
untuk membukan lapangan kerja baru sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat mengalami pasang surut akibat keadaan ekonomi dalam negeri yang
tidak stabil.
Melihat
kondisi Indonesia yang sedimikian rupa
maka peningkatan modal sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian,
oleh karena itu pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
melalui penghimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi produktif yaitu
dengan menggenjot investasi swasta, baik penanaman modal asing (PMA) maupun
penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan pembuktian empiris
mengenai pengaruh pengeluaran pemerintah masing-
masing untuk sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan sektor lainnya, serta
investasi swasta terhadap Human Development Index sehingga penulis memberi judul skripsi ini :
“Analisis Faktor - faktor yang
mempengaruhi Human
Development Index (HDI) di Indonesia periode 1991-2008”.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar