Karakteristik atau sifat ransum sangat berpengaruh
dalam menunjang keberhasilan suatu usaha peternakan. Kebanyakan peternak lebih
memilih menggunakan ransum buatan pabrik ketimbang memformulasi sendiri, hal
ini menyebabkan biaya produksi lebih besar. Padahal ketersediaan bahan baku
lokal cukup banyak dan mudah didapatkan. Akan tetapi kebanyakan bahan pakan
ternak mempunyai perbedaan karakteristik atau sifat.
Selama ini ada tiga bentuk ransum yang dikenal para
peternak, yaitu : 1). tepung (mash), bentuk ini yang lama digunakan di
Indonesia. 2). butiran lengkap (pellet), bentuk ini telah mendapat perlakuan
teknis dari bentuk mash dan sangat digemari oleh ternak. 3). butiran lengkap
terpecah (crumble), ransum ini bentuk butiran tetapi kecil-kecil, sama halnya
dengan pellet, pakan ini juga digemari oleh ternak. Ransum bentuk mash kurang
digemari oleh ternak bila dibandingkan dengan ransum bentuk pellet dan crumble,
akan tetapi ransum mash lebih mudah diserap usus ayam yang menyebabkan efesiensi
lebih baik dan dapat digunakan untuk semua umur.
Selain bentuk ransum, penyimpanan juga turut andil
dalam mendukung keberhasilan bisnis beternak, karena salah satu fungsi
penyimpanan adalah menjaga stabilitas ketersedian pakan yang cukup dan aman untuk
dikonsumsi ternak. Pakan yang sudah jadi (siap konsumsi) pada umumnya telah
mengalami perubahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kadar air
sebagai salah satu contoh perubahan kuantitatif. Pakan yang stabil dengan kadar
air tertentu dapat berubah stabilitasnya apabila lingkungan tempat dan lama
(waktu) penyimpanan yang tidak mendukung. Penyimpanan yang terlalu lama
merupakan penyebab utama pakan menjadi keras dan menggumpal serta memungkinkan
untuk bertumbuh kembangnya jamur, kapang dan mikroorganisme lain, sehingga bisa
menurunkan kualitas pakan, seperti contoh kasus yang terjadi pada pakan pabrik
(komersial). Biasanya pakan buatan pabrik telah mengalami penyimpanan, mulai
dari gudang, pengangkutan (transportasi) sampai berakhir ditangan peternak(konsumen).
Salah satu uji yang digunakan untuk mengukur
kualitas ransum ini adalah uji sifat fisik, yaitu : berat jenis, kerapatan
tumpukan, kerapatan pemadatan tumpuan, dan sudut tumpukan. Sekurang-kurangnya
keempat uji ini sangat penting diketahui oleh para peternak, karena disamping
bisa dijadikan indikator penurunan kualitas ransum, turut juga mempengaruhi
volume ruang penyimpanan baik curah atau berwadah, penimbangan dan
pengangkutan.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar