Pendugaan Hubungan Antara Kurang Gizi Pada Balita Dengan Kurang Energi Protein Ringan Dan Sedang Di Wilayah Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang Tahun 2005 (IKS-9)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul
Salah satu masalah pokok kesehatan di negara sedang berkembang adalah masalah gangguan terhadap kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), Anemia zat Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Kurang Vitamin A (KVA). Penyakit kekurangan gizi banyak ditemui pada masyarakat golongan rentan, yaitu golongan yang mudah sekali menderita akibat kurang gizi dan juga kekurangan zat makanan (Syahmien Moehji, 2003:7). Kebutuhan setiap orang akan makanan tidak sama, karena kebutuhan akan berbagai zat gizi juga berbeda. Umur, Jenis kelamin, macam pekerjaan dan faktor-faktor lain menentukan kebutuhan masing-masing orang akan zat gizi. Anak balita (bawah lima tahun) merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering dan sangat rawan menderita akibat kekurangan gizi yaitu KEP.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Contoh Skripsi Tata Busana

Kata ”busana” diambil dari bahasa Sansekerta ”bhusana”. Namun dalam bahasa Indonesia terjadi penggeseran arti ”busana” menjadi ”padanan pakaian”. Meskipun demikian pengertian busana dan pakaian merupakan dua hal yang berbeda. Busana merupakan segala sesuatu yang kita pakai mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Busana ini mencakup busana pokok, pelengkap (milineris dan aksesories) dan tata riasnya. Sedangkan pakaian merupakan bagian dari busana yang tergolong pada busana pokok. Jadi pakaian merupakan busana pokok yang digunakan untuk menutupi bagian-bagian tubuh.

Busana yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian dan status sosial sipemakai. Selain itu busana yang dipakai juga dapat menyampaikan pesan atau image kepada orang yang melihat. Untuk itu dalam berbusana banyak hal yang perlu diperhatikan dan pertimbangkan sehingga diperoleh busana yang serasi, indah dan menarik.

Terkadang sebagai mahasiswa, Anda bingung ketika akan mengerjakan tugas akhir atau skripsi, terutama ketika menentukan judul. Sehingga Anda perlu mencari inspirasi untuk judul sripsi yang akan Anda buat.

Buat teman-teman yang kebetulan lagi sibuk mikirin tentang pembuatan judul Skripsi Tata Busana, lagi mencari contoh Skripsi Tata Busana gratis. mudah-mudahan contoh Skripsi Tata Busana ini dapat membantu anda dalam membuat Skripsi Tata Busana yang anda jalani.

Berikut Contoh Skripsi Tata Busana Lengkap. Klik Judulnya untuk melihat isinya.



Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Usaha Pada Pengolahan Produk Gula Kacang” (studi kasus di desa takeran kec. Takeran kab. ...).(PRT-95)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Di Indonesia pembangunan pertanian tetap merupakan bagian yang terpenting dari pembangunan ekonomi Nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan , salah satunya yaitu mengolah produk pertanian (melalui kegiatan agroindustri). Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya didirikan pabrik-pabrik pengolahan hasil pertanian baik yang berskala besar, sedang maupun berupa industri rumah tangga.
                Dalam kegiatan agroindustri, tidak bisa terlepas dari sifat komoditi pertanian yang pada umumnya dihasilkan sebagai bahan mentah, bersifat musiman, dan mudah rusak sehingga perlu langsung dikonsumsi atau diolah terlebih dahulu. Adanya pengolahan produk pertanian ini, maka akan dapat memberikan dampak positif pada perubahan misalnya melalui penciptaan lapangan kerja, dapat memberikan nilai tambah, perbaikan pendapatan, dan  pengembangan pertanian.
                Salah satu komoditi pertanian yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu kacang tanah. Kacang tanah merupakan salah satu dari tanaman palawija yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi dan lezat rasanya, serta termasuk jenis tanaman pangan yang telah memasyarakat dan disukai oleh banyak orang.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Nilai Tambah Agroindustri Sirup Markisa (PRT-4)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Peranan sektor industri dalam kegiatan dalam kegiatan pembangunan semakin penting. Pemerintah terus berusaha menyeimbangkan peranan sektor industri terhadap sektor pertanian, untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dimana terdapat kemampuan industri maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh. Berdasarkan kenyataan diatas, maka industri yang mengolah hasil-hasil pertanian di Indonesia memegang peranan yang strategis.

Akan tetapi dengan perkembangan dalam tahun terakhir akibat dampak El Nino yang meyebabkan kemarau panjang, kebakaran hutan dan krisis moneter yang melanda Indonesia mulai pertengahan tahun 1997 telah mengakibatkan ketahanan pangan mengalami situasi yang sangat berubah. Dengan perkembangan situasi perekonomian dalam tahun terakhir ini telah menyebabkan peningkatan jumlah penduduk miskin yang cukup nyata pada tahun 1998 ( A. M. Saefuddin, 1998 ).

Oleh karena itu pemerintah telah melakukan pendekatan melalui penerapan sistem agribisnis yang telah diamanatkan dalam GBHN 1993, yang pokok tujuannya adalah mengembangkan sektor pertanian menjadi pertanian modern yang didukung oleh sektor industri ( agroindustri ). Agribisnis itu sendiri merupakan suatu sistem yang memadukan antara sub sistem saran produksi, pra panen, pasca panen dan pemasaran. Adanya kesatuan sistem tersebut mutlak diperlukan untuk tercapainya tujuan usaha yang menguntungkan dan meningkatkan pendapatan. 

Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukan keunggulan yang patut dipertimbangkan dalam pembangunan nasional. Keunggulan tersebut antara lain melihat tingginya nilai tambah agroindustri. Dengan kontribusi tersebut dalam perekonomian nasional maka sektor agribisnis semakin dipacu mengenai pengembangan teknologi yang ada. 

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Daya Dukung Saluran Distribusi Terhadap Marjin Penjualan Gula Lokal Di Malang Raya (Penelitian Pada Produsen, Pedagang Besar, Grosir, Pengecer Di …(PRT-3)


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
                 Perubahan tatanan perekonomian secara global dewasa ini pada akhirnya juga berakibat pada perekonomian Indonesia.  Dalam kondisi yang serba tidak memungkinkan akibat penurunan produksi di sektor pertanian, segala macam kebutuhan pokok terpaksa harus impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.  Gula adalah salah satu dari sekian banyak produk yang harus dipenuhi permintaannya.
                 Disamping itu gula juga merupakan salah satu dari kebutuhan bahan pokok yang ketersediaannya harus dijamin oleh Pemerintah.  Kekurangan gula di pasaran mengharuskan Pemerintah mencari alternatif lain agar kebutuhan masyarakat terpenuhi. Hal itu dapat ditempuh dengan beberapa pilihan, misalnya impor dari luar negeri.  Alternatif lain yaitu memaksimalkan produksi gula dalam negeri dengan menambah jumlah pabrik gula yang ada. Konsekwensinya yaitu kebutuhan akan bahan baku utama (tebu) dan bahan pendukungnya (chemikal dll) harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Bea masuk untuk gula impor di Indonesia termasuk rendah yaitu berkisar 35%.  Sementara itu di negara-negara maju yang penghasil gula, mereka menerapkan bea masuk gula impor dengan angka yang cukup tinggi. India misalnya bahkan menerapkan bea masuk sebesar 120%.  Dilihat dari jumlah angka bea masuk yang besar, secara otomatis negara pengekspor akan berpikir dua kali untuk mengirimkan barang mereka. 

Sedangkan untuk kasus di Indonesia situasi impor masih kacau, terdapat selisih sebesar Rp1.050,- sampai Rp1.150,- per kg antara gula yang masuk melalui impor resmi dan selundupan. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 220 juta, sedang produksi nasional baru mencapai 1.63 juta ton atau baru sekitar 55 % kebutuhan gula nasional.  Hal ini berarti, berapapun gula yang masuk akan segera terserap habis (Suwandi dalam Widodo, 2004). Agroindustri pergulaan di Indonesia telah banyak memberikan manfaat yang besar bagi sebagian penduduk. Jika keberadaan pabrik gula tidak didukung oleh kebijakan Pemerintah, maka dikhawatirkan ada jutaan orang yang menganggur akibat ditutupnya beberapa pabrik gula.  Selama ini mereka dan keluarganya selalu menggantungkan hidup pada aktivitas pabrik. Pada dasarnya terdapat dua tantangan pokok sekaligus yang tidak bisa dihindari, yakni tantangan internal dan eksternal.  


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Konsumsi Pangan dan Non Pangan Mahasiswa (PRT-5)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memang merupakan momok bagi Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Muhammad Jusuf Kalla (MJK), karena dengan adanya keputusan untuk menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan melahirkan permasalahan yang komplek bagi semua bidang. Dan hal ini tidak bisa dihindari, berbagai bentuk penolakan timbul dengan berbagai cara. Mulai dari mahasiswa dengan budaya demonstrasinya, masyarakat yang menunjukkan caranya sendiri, bahkan aksi mogok makan yang dilakukan oleh suatu anggota Dewan saat sidang paripurna dalam keadaan kebinggungan, karena belum adanya kejelasan yang pasti. Semua bentuk penolakan itu disadari oleh Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Muhammad Jusuf Kalla (MJK) dan dianggap wajar, tetapi disisi lain Pemerintah harus mampu menyesuaikan semua permasalahan dengan berbagai resiko.

Presiden merupakan pihak yang bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada pada saat ini, dimana dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengejutkan mahasiswa dan semua lapisan masyarakat, merupakan dampak negatif pada stabilitas Nasional, untuk itu pihak asing yang mempunyai tujuan tertentu akan sangat senang menyaksikan itu, mereka bisa memanfaatkan untuk merugikan bangsa kita. Inilah yang akan diantisipasi oleh bangsa Indonesia. Secara umum, karena saat ini Pemerintah sibuk mengurusi kasus Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mengakibatkan kenaikan harga-harga kebutuhan pangan dan non pangan. Seharusnya Pemerintah bisa menggunakan alternative yang lain dengan meningkatkan efisiensi Pertamina. Alasan Pemerintah yang menjanjikan akan penyaluran dana kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kepentingan umum ternyata tidak memiliki kejelasan sasarannya.

Pada tanggal 1 Oktober 2005 Pemerintah resmi memasukkan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 50%-80% dengan perincian sebagai berikut Premium Rp. 4.500,00/liter, Minyak tanah Rp. 2.500,00/liter, beras Rp. 3.000,00/kilogram. Dengan adanya kenaikan harga ini, sebagai gantinya pihak Pemerintah berjanji akan memberikan kompensasi sebesar Rp. 10,5 Trilyun Rupiah untuk rakyat miskin. Dana tersebut akan dialokasikan untuk biaya pendidikan, layanan kesehatan, pembangunan infrastruktur di desa tertinggal diseluruh Indonesia.

Alasan Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Muhammad Jusuf Kalla (MJK) untuk menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) yaitu untuk menghilangkan subsidi bagi rakyat yang seharusnya tidak menerima, untuk dikompensasikan pada kehidupan pendidikan dan kemasyarakatan miskin, sebab subsidi selama ini hanya dinikmati oleh kalangan orang-orang kaya (Bestari, Maret: 3, 2005).

Kajian Institute Development of Economic And Finance (INDF) 2005 menyatakan tentang dampak kenaikan harga BBM terhadap masyarakat miskin dan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan metode Vector  Auto Regressive (VAR) membuktikan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 5% misalnya, akan mengakibatkan meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK) naik sebesar 3,6% dan jumlah masyarakat miskin meningkat menjadi 1,30%. Semakin tinggi persentase kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin tinggi pula lonjakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan jumlah masyarakat miskin (sumber: Dialog Rakyat “Pengaruh Kenaikan Harga BBM terhadap Kondisi Ekonomi, Politik, dan Gerakan Oposisi Rakyat Indonesia” oleh Gerakan Bahan Bakar Minyak (BBM) di gedung IKA UNIBRAW, 11/04/2005). 


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Rokok Masyarakat di Kota Makassar (PM-41)


Rokok adalah jenis barang yang unik terutama cara mengkonsumsinya. Setiap tahunnya dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 Indonesia menempati urutan kelima konsumsi rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. 
Dalam suatu perekonomian pasar bebas, pemerintah pada umumnya membiarkan rakyat memutuskan apa yang akan mereka beli dengan uangnya dan demi kepentingan kebebasan pribadi pemerintah harus menghormati preferensi-preferensi mereka. Dalam beberapa hal, secara hati-hati dan dengan keraguan yang besar, pemerintah memutuskan untuk mengesampingkan keputusan-keputusan pribadi orang dewasa. Hal ini menyangkut merit goods, yaitu barang yang konsumsinya dianggap bermanfaat secara intrinsik, dan demerit goods yaitu barang yang konsumsinya dianggap membahayakan. (Samuelson dan Nordhaus, 2001).
Salah satu hal paling kontroversial mengenai demerit goods berkenaan dengan kecanduan.  Rokok adalah jenis barang yang mengandung zat adiktif. Perokok berat yang kecanduan mungkin sangat menyesali kebiasaan yang diperoleh itu; namun, seperti itulah tabiat kecanduan, sulit untuk menghilangkan kebiasaan itu jika sudah menjadi mapan.
Pasar untuk zat-zat adiktif adalah bisnis besar. Dan setiap tahunnya permintaan akan barang yang mengandung zat tersebut seperti rokok senantiasa meningkat. 
Konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2002 sempat mengalami penurunan karena adanya peraturan dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang batasan penyiaran produksi rokok. Akan tetapi konsumsi rokok di Indonesia kembali meningkat pada tahun 2003 dan mencapai 240 milyar batang tahun 2008. Tingkat konsumsi rokok yang tinggi di masyarakat ini menunjukkan bahwa rokok merupakan produk yang permintaannya tinggi dan sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan