Analisis Biaya Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah Pada Perusahaan Susu Anugerah Di Kecamatan . ...(PRT-77)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
                Pembangunan sub sektor peternakan sangat penting guna memenuhi permintaan masyarakat akan hasil peternakan. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran pemenuhan kebutuhan gizi, maka permintaan akan hasil-hasil peternakan semakin meningkat. Salah satu hasil peternakan yang banyak dibutuhkan masyarakat adalah susu sapi. Susu dapat diartikan sebagai sekresi yang normal dari kelenjar ambing hewan menyusui (Susrini, 1992).

         Perusahaan Susu Anugerah merupakan bentuk perusahaan peternakan sapi perah yang memelihara ternak secara komersial dari tahun ke tahun. Kendala yang dihadapi usaha peternakan sapi perah adalah mengenai metode evaluasi perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usaha peternakan sapi perah yang tepat sehingga pendapatan yang diperoleh dapat layak untuk memenuhi biaya produksi, untuk mengetahui hubungan antara skala usaha dan biaya produksi terhadap pendapatan usaha.

Biaya produksi dalam arti ekonomi adalah semua korbanan yang harus ditanggung untuk menghasilkan barang atau jasa yang siap dipakai konsumen  (Sudarsono,1986). Menurut Ibrahim (1998) biaya produksi terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan, terdiri dari gaji karyawan tetap, bunga bank, pengambilan pokok pinjaman, penyusutan, asuransi dan biaya tetap lainnya yang harus dapat ditentukan besarnya. 

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan Ayam Petelur Di … Dan … Kecamatan … Kabupaten …(PRT-81)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

            Usaha peternakan ayam petelur telah tersebar luas baik sebagai peternakan rakyat maupun sebagai perusahaan peternakan. Beberapa hal yang menyebabkan kemajuan tersebut adalah adanya perbaikan teknologi pengolahan ayam petelur yang berupa: bibit unggul, pakan yang berkualitas, perkandangan, sanitasi, pengendalian penyakit dan pelaksanaan teknis pemeliharaan ayam petelur lainnya. Perkembangan usaha peternakan terutama peternakan ayam petelur mempunyai tujuan untuk memproduksi telur yang dijual di pasar konsumen untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, selain itu juga bertujuan untuk menghasilkan daging asal ayam petelur afkir. Tujuan perkembangan usaha peternakan ayam petelur adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat pada sektor rumah tangga oleh pihak konsumen. Tujuan yang ingin dicapai oleh pihak produsen dalam mengusahakan peternakan ayam petelur adalah untuk mendapatkan keuntungan guna mencukupi kebutuhan hidup dan meningkatkan usahanya.

                  Koperasi Unit Desa (KUD) Sari Bumi adalah salah satu koperasi yang mengelola sektor peternakan ayam petelur di wilayah kecamatan Bululawang dan kecamatan Turen kabupaten Malang. KUD tersebut bertugas sebagai penyalur pemasaran telur yang didapatkan dari peternak, yakni peternak ayam petelur skala kecil sampai peternakan ayam petelur skala besar. KUD tersebut memberikan pembinaan pada dua peternakan besar, yaitu Padi Farm di desa Padi dan Talangsuko Farm di desa Talangsuko, kecamatan Turen  kabupaten Malang. Kedua peternakan tersebut telah berdiri lebih dari 5 tahun lamanya dalam menghasilkan telur konsumsi bagi masyarakat. Padi Farm telah berdiri sejak tahun 1998 dengan jumlah ayam awal sebanyak 40.000 ekor ayam petelur. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen akan telur dan ditunjang dengan meningkatnya keuntungan yang didapatkan oleh Padi Farm, maka usaha tersebut dilakukan peningkatan hingga pada saat sekarang jumlah ayam petelur yang dimiliki menjadi 65.280 ekor. Talangsuko Farm telah berdiri sejak tahun 1987 dengan jumlah ayam petelur awal sebanyak 50.000 ekor dan semakin berkembang hingga sekarang ayam yang dimiliki berjumlah 107.756 ekor.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Total Quality Management Dan Kinerja Koperasi Persusuan (Studi Kasus Di Koperasi “Sae” Kec…. Kab. …(PRT-80)

BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang
Pesatnya perkembangan industri susu segar dalam negeri selama periode 1979-1996 tidak terlepas dari berbagai kebijaksanaan yang kondusif. Pada tahun 1983 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, yaitu Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi. Dalam SKB tersebut Industri Pengolah Susu diwajibkan menyerap susu segar dalam negeri sebagai pendamping dari susu impor untuk bahan baku industrinya. Proporsi penyerapan susu segar dalam negeri ditetapkan dalam bentuk rasio susu, yaitu perbandingan antara pemakaian susu segar dalam negeri dan susu impor yang harus dibuktikan dalam bentuk bukti serap. 
Angka perbandingan atau rasio impor susu sebesar 1,0 banding 1,7 (1,0:1,7). Dengan rasio 1,0:1,7 artinya untuk setiap penyerapan satu bagian susu segar dari dalam negeri (koperasi) maka Industri Pengolahan Susu (IPS)  boleh mengimpor 1,7 bagian dari luar negeri (suara pembaruan online.com). Dengan demikian, IPS diharapkan membeli susu dari koperasi lebih banyak lagi, sehingga peternak yang tergabung dalam koperasi juga bisa meningkatkan produksinya. 
                Pada awal pengembangan susu sapi perah diatur dalam INPRES No. 1/1985 yaitu mengenai pengembangan persusuan dilakukan untuk membangun dan membina usaha persusuan agar mampu meningkatkan produksi susu dalam negeri dan susu olahan dengan mutu yang baik dan harga terjangkau oleh masyarakat sekaligus untuk mengurangi impor susu serta meningkatkan kesejahteraan petani ternak sapi perah pada khususnya dan meningkatkan gizi masyarakat pada umumnya. Pada tahap awal pengembangan susu sapi perah ini dikembangkan sistem kemitraan, yaitu antara peternak, Koperasi Unit Desa (KUD) dan Industri Pengolahan Susu (IPS). Dalam kemitraan ini terjadi kebijakan kepastian pasar dan harga, yaitu adanya kewajiban industri pengolah susu untuk menyerap susu sapi perah domestik. Dalam kemitraan ini tentu terdapat aliran input maupun output agribisnis yang disertai nilai tambah dari masing-masing pelaku agribisnis tersebut.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Usaha Kemitraan Ayam Pedaging Di Pt. Surya Gemilang Pratama …(PRT-79)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
                Pembangunan di masa mendatang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak melalui peningkatan produksi ternak, disamping ditujukan untuk meningkatkan konsumsi daging didalam negeri. Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menunjang pengembangan dari usaha ternak ayam pedaging. 

                Tahun 2006 diperkirakan pendapatan perkapita penduduk Indonesia akan meningkat menjadi sekitar US $ 2500 dan konsumsi daging ayam ras diperkirakan akan mencapai 10kg/kapita/tahun. Perkiraan jumlah penduduk yang mencapai 220 juta jiwa, dubutuhkan sekitar dua milyar kilogram daging ayam pada tiap tahunnya atau sekitar 5,5 juta kg setiap harinya. Krisis moneter pada tahun 1997 dan diikuti oleh adanya inflasi mengakibatkan daya beli dan pendapataan riil masyarakat mengalami penurunan sehingga berdampak kenaikan harga pada biaya-biaya produksi sehingga mempengaruhi skala usaha dan pendapatan para pengusaha (Saragih, 1998). Keadaan ini mempengaruhi perkembangan pola kemitraan peternakan ayam pedaging dalam upayanya memenuhi kebutuhan konsumsi daging ayam ras, sehingga perlu suatu pola peternakan yang lebih efektif dan tidak memberatkan para petenak selaku pelaksana dalam kegiatan produksi.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pemasaran Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) (Studi Kasus Desa ... Kecamatan ...Kabupaten ...) (PRT-23)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak astsiri yang penting bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor yang cukup mendatangkan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor minyak mempunyai prospek yang baik, karena dibutuhkan secara kontinyu dalam industri kosmetik, parfum, sabun dan lain-lain. Penggunaan minyak nilam yang sifatnya yang fiksatif terhadap bahan pewangi lain agar aroma bertahan lama, sehingga dapat mengikat bau produktif selama 1-2 tahun (Mangun, 2005)

Di pasar internasional (marketing international) minyak nilam dikenal dengan nama “ Patchouli oil”. Hasil tanaman nilam adalah minyak yang didapat dengan cara menyuling batang dan daunya, belum ada senyawa sintetis yang mampu menggantikan peran minyak nilam dalam industri parfum dan kosmetika. Dalam dunia perdagangan dikenal dengan dua macam nilam yaitu “ Folia patchouli naturals” (sebagai insektisida) dan “ depurate” (Sutanto, 2005).

Tanaman nilam ( Pogostemon Cablin, Benth ) termasuk tanaman dari famili Labiateae. Famili ini memiliki sekitar 200 genus, yang satu diantaranya adalah pogostemon. Genus ini diperkirakan memiliki sekitar 40 spesies, yang salah satunya adalah Pogostemon Cablin,Benth. Secara geografis tanaman yang termasuk semak dengan tinggi mencapai 1 meter ini tersebar luas di Asia Tenggara. Meskipun kualitas nilam terbaik ada di Indonesia, tetapi asal nilam diduga dari Filipina. Nilam dari Filipina tersebut lantas ditanam dan berkembang diberbagai Negara, diawali dari Singapura, kemudian berkembang di Indonesia ( Pulau Sumatra ), Madagaskar, hingga Brasil (Heironymus, 1991).


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Curahan Tenaga Kerja Wanita Tani (studi kasus pada wanita tani di Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu) (PRT-22)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka panjang, bersama dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sumber daya alam, kapasitas produksi yang terpasang dalam masyarakat yang bersangkutan. Keempat faktor dinamika itu harus dilihat dalam kaitan interaksi satu dengan yang lainnya. Namun, diantaranya peranan sumber daya manusia mengambil tempat yang sentral, khususnya dalam pembangunan ekonomi negara – negara berkembang di mana kesejahteraan manusia dijadikan tujuan pokok dalam ekonomi masyarakat. Berpangkal pada haluan ini masalah penduduk dan angkatan kerja, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, wajib diberi perhatian utama dalam ekonomi pembangunan. Dalam hal ini menonjolkan maslah kesempatan kerja secara produktif khususnya tenaga kerja wanita tani.

Negara-negara berkembang pada umumnya terus mengalami pertumbuhan penduduk. Dengan sendirinya, kebutuhan masyarakat menjadi semakin banyak mengenai serangkaian keperluan hidup yang sifatnya sangat mendasar: pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, kesehatan.   

Perjalanan pembangunan pertanian kita hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang maksimal dilihat dari kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Penurunan lahan yang dratis dan persaingan global menyebabkan pertanian terpuruk ditambah beban ekonomi perkotaan dari sektor industri. Industri yang seharusnya bisa menampung luapan tenaga kerja sektor pertanian ternyata mandul apalagi PHK menjadi momok tiap perusahaan. Mengingat kondisi tersebut perlu kita renungkan kembali alternatif strategi pembangunan pertanian yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Pemasaran Minyak Atsiri Di Kecamatan ... Kabupaten ... (PRT-21)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
Sektor pertanian, dengan segala output yang dihasilkan, merupakan sektor  yang cukup tangguh dibanding sektor lainnya. Hal tersebut telah teruji saat Indonesia dilanda kerisis ekonomi. Produk dari sektor pertanian justru menjadi salah satu sumber pendapatan devisa bagi Negara. Umumnya, komoditas tersebut berasal dariperkebunan, salah satunya produk perkebunan dalam bentuk minyak atsiri. Disamping itu minyak nilam mempunyai banyak keunggulan. Silain bermanfaat bagi berbagai ragam kebutuhan industri, masa panen tanaman nilam relative singkat dan mempunyai jangka waktu hidup cukup lama.

 Industri rumah tangga yang ada di Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek pada saat ini sangat banyak yang memproduksi minyak Atsiri dari bahan baku nilam tetapi ada juga, masyarakat yang memproduksi minyak cengkeh sebagai tambahan pendapatan keluarga mereka. Minyak atsiri banyak dipasarkan di daerah Tulungagung, Blitar, Malang, bahkan ada pula yang pemasarannya sampai ke Jakarta. Dalam usaha peningkatan pemasaran, industri rumah tangga dihadapkan pada permasalahan dengan banyak munculnya penyulingan minyak nilam didaerah lain. Sehingga menimbulkan persaingan yang ketat didalam memasarkan barang dalam wilayah jawa timur.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan