BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa adalah suatu media yang digunakan
untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran dan pendapat. Bahasa juga
media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman,
1994: 11).
Melalui bahasa, kehidupan berinteraksi
suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan
pada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka
semua yang ada di sekitar manusia, dapat disesuaikan dan diungkapkan kembali
kepada orang lain sebagai bahan komunikasi (Craff, 1987: 1).
Secara garis besar, bahasa dapat
dilihat dari tiga sudut padang, antara lain:
sudut pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1981: 23). Bentuk
bahasa berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana
komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan
hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung
dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur
tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia. (Desaurre dalam
Verhaar, 1980: 116) termasuk juga bahasa Sasak yang dipergunakan oleh
masyarakat Sasak yang mendiami pulau Lombok dari sisi
dialek. Djelenge (1999: 12) membagi bahasa Sasak dalam empat kategori dialek
yaitu : dialek ngeno-ngene (dialek Selaparang), dialek meno-mene
(dialek Pejanggik), meriak-meriku (dialek Pujut) dan dialek kuto-kute
(dialek Petung Bayan).
Ahli lain, Stiff (1995: VII)
membedakan bahasa Sasak yang digunakan oleh masyarakat Lombok dalam lima kelompok
yaitu: dialek ngeno-ngene, dialek meno-mene, dialek kuto-kute,
dialek ngeto-ngete, dan dialek meriak-meriku. Dalam hal
penyebaran masing-masing dialek memiliki daerah/wilayah penyebaran sendiri,
seperti dialek ngeno-ngene banyak dipakai oleh masyarakat Lombok Timur
dan sebagian Lombok Barat. Dialek meno-mene banyak dipakai oleh
masyarakat Lombok Tengah dan sekitarnya, disamping daerah Lombok Timur bagian
selatan. Dialek meriak-meriku banyak dipakai oleh masyarakat Lombok
Tengah bagian selatan dan sedikit di Lombok Timur. Terakhir dialek ngeto-ngete
banyak dipakai oleh masyarakat Lombok Barat bagian utara dan beberapa tempat di
Lombok Timur.
Secara dialektogis, satu dialek dengan
dialek lainnya dalam bahasa Sasak tidak menampakkan perbedaan yang terlalu
signifikan. Kesamaan tersebut berhubungan dengan struktur bunyi (fonologis),
kaidah pembentukan kata (morfologis), struktur frosa, klausa dan kalimat
(sintaksis) serta makna dasar kata (semantik). Kenyataan ini sesuai dengan
pernyataan Mahsam (1995: 45) bahwa dalam dialektologi diakronis digambarkan
tentang hubungan antara dialek dengan sub dialek dengan bahasa induk yang
memerankannya serta keterkaitannya antara dialek atau sub dialek yang satu
dengan yang lain yang pernah terjalin kontak.
Dalam situas idan kepentingan
pemakaian bahasa, bahasa Sasak identik dengan masyarakat Sasak yang berada di
pulau Lombok khususnya. Karena memang mayoritas
masayrakat Lombok adalah suku Sasak. Bahasa Sasak sudah
menjadi pengantar umum dalam masyarakat untuk berbagai kepentingan masyarakat
Sasak, terutama untuk kepentingan non formal. Bahkan tidak jarang bahasa Sasak
digunakan sebagai bahasa sanding dalam pengajaran bahasa Indonesia, terutama di
sekolah dasar kelas rendah. Selain itu keberadaan bahasa Sasak juga sudah
dijadikan materi pembelajaran muatan lokal di Sekolah Dasar. Dari segi itiulah
dapat dikatakan bahwa bahasa Sasak sudah memenuhi syarat keilmiahan untuk
dijadikan bahan kajian dalam pengembangan ilmu pengetahuan kebahasaan (peneliti
bahasa telah menunjukkan bahwa bahasa Sasak sudah seringkali diuji dalam
konteks penelitian bahasa). Itulah antara lain perkembangan penulis untuk
mengkaji masalah ini, berhubungan dengan masalah yang dipilih agak morfologis,
yakni reduplikasi (perulangan). Aspek dialek yang dipilih adalah reduplikasi
dalam bahasa Sasak dialek ngeno-ngene di desa Anjani. Mengapa dipilih
Desa Anjani? Berhubungan dengan tempat tinggal tidak terlalu jauh atau
bertetangga dengan Desa Anjani tempat penulis meneliti. Dengan kata lain, bahwa
masyarakat pengguna bahasa Sasak dialek ngeno-ngene, berjarak tidak
terlalu jauh dengan tempat tinggal peneliti, sehingga akan mempermudah
penelitian ini.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar