BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jenis
kopi yang pertama dimasukkan ke Indonesia adalah kopi arabika (Coffea arabica) tahun 1696 – 1699 yang menyebar ke P. Jawa. Selama seabad kopi arabika merupakan
satu-satunya komoditi komersiil yang ditanam Belanda di Indonesia. Kemudian mengalami serangan penyakit karat
daun (Hemileia vastatrix) tahun 1876,
akibatnya kopi arabika hanya ditanam di daerah dengan ketinggian diatas 1.000 m
dpl, dimana serangan penyakit karat daun tidak begitu menghebat.
Kopi
merupakan salah satu komoditas ekspor andalan sub sektor perkebunan yang
mempunyai peranan cukup besar dalam menghasilkan devisa negara dan sumber
pendapatan petani. Devisa yang dihasilkan
tahun 1995 mencapai 606.396 US $ dari ekspor sebanyak 230.201 ton kopi. Sampai tahun 1996 luas pertanaman kopi di Indonesia
mencapai 1.178.363 Ha dengan produksi 478.581 ton. Dari total luas areal tersebut 1.120.147 Ha
(95,06%) dikelola oleh rakyat sedangkan 25.616 Ha dikelola oleh Perkebunan
Besar Negara dan 32.600 Ha oleh Perkebunan Besar Swasta.
Produksi kopi Indonesia didominasi kopi robusta
(90%) padahal pangsa pasarnya tidak lebih 30%, sedang jenis kopi arabika yang
dipasaran Internasional mempunyai pangsa pasar sekitar 70%, justru masih
relatif sedikit ditanam, padahal harga jualnya relatif lebih tinggi. Kopi arabika di Indonesia dengan luasan hanya
3,6% dari luas areal kopi, sedang ditinjau letak geografisnya adalah merupakan
daerah potensi tanaman kopi robusta dan arabika.
Produktivitas kopi rata-rata masih rendah, yaitu
sekitar 564 Kg/Ha. Selain itu kopi
Indonesia umumnya dikenal mempunyai cita rasa yang rendah. Peningkatan produksi kopi dapat dilakukan
melalui intensifikasi pengelolaan kebun yang sudah ada, konversi dari komoditas
lain menjadi kopi, serta pengembangan kopi di lahan baru. Upaya tersebut perlu didasari dengan
pengetahuan persyaratan lahan, teknis budidaya, maupun cara pengolahan yang
tepat agar diperoleh mutu hasil yang baik, sehingga pekebun dapat memperoleh
harga yang tinggi. Salah satu penyebab rendahnya
produksi kopi arabika di Indonesia adalah belum tersedianya bahan tanam
(varietas) unggul tahan serangan penyakit karat daun, sehingga kopi arabika
hanya dapat tumbuh optimal apabila ditanam di atas ketinggian 1.000 m dpl.
Kabupaten Magetan dengan luas wilayah 688,85 Km2
memiliki topografi dataran sampai pegunungan. Luas areal tanaman kopi arabika
di Kecamatan Poncol tahun 2000 seluas 354,5 Ha dengan produktivitas 400 Kg/Ha,
sedang total luas areal kopi arabika di Kabupaten Magetan mencapai luas 699 Ha,
sedang potensi lahan yang ada sesuai agroklimat tersedia lahan pengembangan
1.131 Ha. Secara umum agroklimat di
kawasan lereng Lawu khususnya Kecamatan Poncol, mempunyai karakteristik kondisi
iklim sebagai berikut :
a.
Elevasi (tinggi
tempat) : 700 - 1.200
m dpl
b.
Suhu rata –
rata : 18
- 23oC
c.
Curah hujan : 1.750
- 2.700 mm / tahun
d.
Hari hujan : 137
- 146 hari / tahun
e.
Bulan basah
rata – rata : 6
- 8 bulan / tahun
Didalam pengembangan kopi arabika di Kecamatan Poncol mempunyai prospek
yang baik, terutama terpenuhinya syarat tumbuh tanaman (tanah dan iklim),
tersedianya lahan, sarana produksi dan tenaga kerja serta pemasaran hasil. Namun masih dijumpai berbagai kendala antara
lain produksi, manajemen dan permodalan.
Agar keunggulan Kopi Arabika dapat memberikan kontribusi yang maksimal
terhadap peningkatan kesejahteraan petani maka perlu kiranya dikaji hambatan
dan kelemahan didalam pengembangan kopi arabika tersebut.
Mengingat tanaman kopi arabika adalah tanaman tahunan, sehingga tidak semudah
tanaman semusim untuk dilakukan perubahan apabila terjadi kerugian didalam
berusahataninya. Untuk itu strategi
pengembangannya harus dirumuskan secara cermat agar tujuan peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani dapat tercapai.
Strategi pengembangan merupakan
salah satu faktor yang amat penting bagi suatu pengembangan. Membuat strategi dipergunakan sebagai bijakan
dan petunjuk dalam rangka mencapai tujuan dan juga memungkinkan bagi pengambil
kebijakan digunakan untuk mengukur bagaimana program pengembangan yang
dibutuhkan dalam menciptakan nilai pada saat ini dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan pada masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian tersebut
maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Strategi Pengembangan Agribisnis
kopi arabika di Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar