BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Konteks
Penelitian
Krisis
moneter yang berkepanjangan sampai saat ini serta keterbatasan Pemerintah dalam
menyediakan lapangan kerja menjadi problema ketenakerjaan yang berakibat pada
peningkatan angka pengangguran. Sebagai
upaya mengurangi pengangguran diperlukan upaya nyata pemerintah dalam
menyediakan lapangan kerja baru atau perlu dirumuskan strategi yang
mengedepankan timbulnya mentalitas Kewirausahaan.
Realita
yang ada di Kota Blitar, pada umumnya masyarakat lebih suka mencari pekerjaan
dibandingkan dengan menciptakan lapangan kerja.
Untuk meningkatkan taraf hidupnya masyarakat banyak mengambil langkah
bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri menjadi primadona masyarakat
Blitar dengan alasan sederhana secara ekonomis penghasilannya cukup
menggiurkan, sehingga banyak calon tenaga kerja tidak menyadari tingkat resiko
bekerja di luar negeri bahkan resiko tertipu sudah mejadi hal biasa sering
terjadi.
Selain bekerja diluar
negeri, orang tua lebih gembira dan bangga jika anaknya diterima sebagai
pegawai negeri. Suatu anugerah yang luar
biasa apabila putranya menjadi pegawai negeri.
Pegawai negeri merupakan simbol status sosial yang cukup tinggi serta
memiliki prospektif masa depan yang dapat diharapkan berupa dana pensiun dan
kepastian penghasilan.
Penjelasan singkat diatas
sesuai dengan pendapat Jusuf Irianto (2001) “Dilihat dari berbagai perspektif,
umumnya masyarakat Indonesia
memiliki mentalitas Kewirausahaan yang rendah”.
Dengan demikian masyarakat Kota Blitar termasuk dalam statement
tersebut. Rendahnya mentalitas
entrepreneurship ini bukanlah tidak beralasan.
Kondisi masyarakat yang lama dalam kekuasaan penjajah, setengah abad
lebih, kolonial mewariskan struktur perekonomian yang hanya dikuasai oleh
pengusaha-pengusaha asing. Pemerintah
kolonial tidak memberikan kesempatan penduduk pribumi merintis usaha. Kecenderungan penduduk pribumi menjadi pamong
praja sebagai kaum priyayi, sedangkan perekonomian dipegang oleh ras dan bangsa
tertentu.
Gambaran
di atas juga menjadi realita di Kota Blitar, utamanya pemuda Kota Blitar lebih
suka memilih menjadi karyawan dibandingkan berwirausaha sendiri. Dunia kerja hanya dilihat dari segi ada
tidaknya lapangan kerja yang tersedia, artinya jika lapangan kerja tidak
memberikan kesempatan maka para pemuda produktif berarti tidak bekerja, dengan
bahasa klise sering terucap sulit mencari pekerjaan alias dimana-mana tidak ada
lowongan.
Berdasar pada kondisi ini
dapatlah ditarik benang merah bahwa para pemuda yang telah menyelesaikan
pendidikannya belum memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang usaha
yang ada dan sekaligus mengambil keputusan bidang usaha yang dipilihnya.
Selain dari pemikiran
diatas ada rumus umum yang dijadikan sebagai kamus bahwa berentrepreneur harus
memiliki modal yang cukup besar. Tanpa
modal mustahil dapat berentrepreneur. Apapun
jenis usaha pastilah mutlak dibutuhkan modal yang cukup besar sehingga keberhasilan
usaha dapat tercapai.
Kenyataan-kenyataan ini
tentulah tidak semuanya benar akan tetapi masih ada peluang yang cukup bagi
orang yang tidak memiliki modal yang cukup besar. Karena pada hakekatnya keberhasilan usaha
semata-mata bukanlah ditentukan ada tidaknya modal yang cukup besar tetapi ada
beberapa faktor diantaranya semangat atau keinginan untuk menjalankan usaha.
Untuk menjadi seorang
entrepreneur diantaranya harus dapat menemukan serta mengevaluasi
peluang-peluang, mengumpulkan sumberdaya yang diperlukaan untuk diupayakan
memperoleh hasil keuntungan dari peluang yang ada tersebut.
Mentalitas
entrepreneurship perlu ditingkatkan. Hal
ini menjadi titik tolak pemikiran,
transformasi pada saat ini mungkin sekali lebih dramatis dibandingkan pada
era-era sebelumnya baik dilihat dari sudut peningkatan kualitas maupun
komptensinya. Perubahan pada saat ini
lebih ekstensif dengan melibatkan seluruh dunia. Istilah globalisasi mewarnai sebagai
tantangan yang perlu dihadapi dengan pertimbangan memiliki kemampuan bersaing
yang sangat ketat.
Peranan Kewirausahaan
secara komprehensip mempengaruhi kegiatan ekonomi. Dengan semangat Kewirausahaan diharapkan
masyarakat mampu mengubahnya menjadi energi dalam pembaharuan ekonomi.
Melatarbelakangi
masalah rendahnya mentalitas Kewirausahaan di Kota Blitar perlu diadakan
penelitian tentang STRATEGI PENINGKATAN MENTALITAS ENTREPRENEURSHIP DI KOTA
BLITAR sebagai kajian entrepreneurship di Kota Blitar. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
illustrasi strategi jalan keluar adanya peningkatan mentalitas Kewirausahaan
dengan tujuan tidak hanya sekedar mengurangi angka pengangguran tetapi juga
dalam rangka peningkatan kemajuan ekonomi.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar