Setiap perusahaan berupaya seoptimal mungkin mencapai tujuan
yang telah mereka rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangka panjang. Dalam kegiatan perusahaan, semua bagian seperti pemasaran,
operasional, sumber daya manusia, dan keuangan akan menjadi satu kesatuan kerja
yang harus saling mendukung dalam proses pencapai tujuan.
Perusahaan akan merencanakan dan mengendalikan hal-hal apa
saja yang dianggap penting dalam proses pencapai tujuan. Salah satu elemen penting perencanaan dan pengendalian
perusahaan adalah anggaran. Anggaran oleh banyak perusahaan diyakini dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Anggaran merupakan suatu rencana terperinci untuk di masa
yang akan datang dan dinyatakan dalam ukuran kuantitatif. Kegiatan bidang ini
sangat erat hubunganya, baik dalam tahap penyusunan hingga tahap pelaksanaan
dan realisasi anggaran.
Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan
barang.
Secara garis besar anggaran merupakan alat manajemen untuk
mencapai tujuan. Sehingga dalam proses penyusunan dibutuhkan data dan
informasi, baik yang bersifat terkendali maupun yang bersifat tak terkendali
untuk dijadikan bahan taksiran. Hal ini disebabkan karena data dan informasi
tersebut akan berpengaruh terhadap keakuratan taksiran dalam proses perencanaan
anggaran.
Apabila perencanaan anggaran tidak tercapai, secara teoritis
dapat dikatakan bahwa kinerja (keuangan) perusahaan akan berpengaruh. Hal tersebut
disebabkan karena pendapatan, beban, persediaan, kas, modal ataupun asset
lainnya berbeda dari perencanaan yang diformulasikan melalui rancangan anggaran.
PT PLN (Persero) yang merupakan perusahaan milik negara yang bergerak
dibidang kelistrikan juga memiliki target dalam proses operasionalnya, baik
sektor, cabang, wilayah serta anak
perusahaan PT PLN sendiri.
Realisasi anggaran pada Tahun 2010 Rp. 102.973,53 Milyar mengakibatkan selisih antara yang dianggarkan dan
realisasi cukup besar dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Kondisi ini
diperburuk oleh tingginya harga minyak dunia yang merupakan salah satu bahan
penyuplai bahan bakar pembangkit listrik selain dari batu bara dan gas. Hal tersebut berdampak pada realisasi
anggaran biaya operasional PT PLN Pusat pada periode yang sama.
Kondisi pencapaian target beberapa tahun mengidentifikasikan bahwa
perusahaan mengalami hambatan dalam proses pengaktualisasian rancangan anggaran
yang telah disusun oleh perusahaan. Namun, melihat kondisi di mana anggaran yang telah dibuat tidak terealisasi
secara penuh, akan tetapi kinerja keuangan perusahaan
tidak mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan melihat
rasio keuangan perusahaan yang masih tergolong stabil. Dari data yang diperoleh bahwa rasio profitabilitas, khususnya rasio pengembalian atas asetnya pada Tahun 2007 sebesar 0,9%, Tahun 2008 sebesar 1,2%, Tahun 2009 sebesar 3,1% dan Tahun 2010 sebesar 2,7%. Namun, secara teori dijelaskan bahwa elemen yang berpengaruh
terhadap besarnya laba yang diperoleh perusahaan adalah pendapatan dan biaya
yang dikeluarkan dalam aktivitas operasional perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul : “ Analisis
Pengaruh Anggaran Biaya Operasional
dan Anggaran Pendapatan Terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan Rasio Return On Asset (ROA)
Pada PT PLN (Persero) Pusat.”
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar