Konsumsi merupakan pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah
tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan
yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan (saving), Apabila pengeluaran-pengeluaran
konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah
pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan. (Dumairy, 1996 :
114).
Pembelanjaan masyarakat atas
makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan
produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada
yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada gap atau jarak antara
konsumsi dan produksi. Prinsip dasar konsumsi adalah “saya akan mengkonsumsi
apa saja dan jumlah beberapapun sepanjang: (1) anggaran saya memadai dan (2)
saya memperoleh kepuasan maksimum“.
Konsumsi sangat berpengaruh terhadap stabilitas prekonomian. Semakin
tinggi tingkat konsumsi, semakin tinggi pula perubahan kegiatan ekonomi. Kebutuhan hidup manusia selalu berkembang
sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan
hidup saja, akan tetapi juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti kebutuhan
pakaian, rumah, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya sejalan dengan
peningkatan pendapatan. Konsumsi merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk
memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa. Kebutuhan pokok atau kebutuhan
dasar merupakan kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia,
baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi suatu individu maupun keperluan
pelayanan sosial tertentu.
Konsumsi
seringkali dijadikan sebagai salah satu indikator kesejahteraan keluarga. makin
besar pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa, maka makin tinggi tahap kesejahteraan
keluarga tersebut. Tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dapat pula dikatakan
membaik apabila pendapatan meningkat dan sebagian pendapatan tersebut digunakan
untuk mengkonsumsi non makanan Pergeseran pola pengeluaran untuk konsumsi dari
makanan ke non makanan dapat dijadikan indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan anggapan
bahwa setelah kebutuhan makanan telah terpenuhi, kelebihan pendapatan akan
digunakan untuk konsumsi bukan makanan.oleh karena itu motif konsumsi atau pola
konsumsi suatu kelompok masyarakat sangat ditentukan pada pendapatan. Atau
secara umum dapat dikatakan tingkat pendapatan yang berbeda-beda menyebabkan
keanekaragaman taraf konsumsi suatu masyarakat atau individu.
Dengan
demikian, salah satu strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
miskin adalah menurunkan ketidakberdayaan penduduk terhadap kebutuhan yang fundamental
seperti makanan, sandang, papan, kesehatan dan gizi (Cicih, 2002). Peran
penting konsumsi sebagai indikator untuk melihat tingkat kesejahtraan setiap
individu menjadikan konsumsi sebagai salah satu masalah yang layak untuk
diangkat sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui sejahterah atau tidaknya
suatu individu.
Mahasiswa adalah peserta didik yang telah terdaftar di sebuah Universitas
dan memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh universitas yang
bersangkutan. Mahasiswa sama halnya dengan masyarakat atau rumah tangga, juga
melakukan aktivitas ekonomi sehari-hari termasuk konsumsi. Namun, pola konsumsi
suatu masyarakat atau individu termasuk pula mahasiswa berbeda-beda satu sama
lain. Mahasiswa suatu fakultas pola konsumsinya berbeda dan tidak dapat ditebak
dengan pola konsumsi seorang mahasiswa fakultas lain (Syahrina,2008).
Konsumsi mahasiswa diluar dari konsumsi makanan biasanya hanya
berpusat pada bidang perkuliahan, seperti fotocopy, biaya internet, print
tugas, dan lain sebagainya. Jika dikelompokkan maka konsumsi non makanan
mahasiswa bergerak dalam empat hal yaitu transportasi, komunikasi meliputi
biaya pulsa, internet, dan lain sebagainya; entertainment meliputi pembelanjaan
untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan lain sebagainya. Lain
lagi halnya bila mahasiswa tersebut harus tinggal terpisah dari orangtua
(perantau). Sebagian besar mahasiswa tinggal di kost dan jauh dari keluarga.
Dengan demikinan pola konsumsi mereka jelas berbeda dengan pola konsumsi
mahasiswa yang tinggal dengan orangtuanya. Hal ini disebabkan mahasiswa yang
tinggal di kost harus mengeluarkan biaya-biaya rutin seperti biaya untuk makan
(pangan) sehari-hari, biaya listrik, transportasi, air, uang sewa kos, dan
perlengkapan sehari-hari lainnya. Sedangkan mahasiswa yang tinggal dengan
keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya tersebut karena telah di tanggung
oleh keluarga mereka. Perbedaan inilah yang memicu peneliti untuk meneliti pola
konsumsi mahasiswa baik itu yang tinggal di kos, maupun yang tinggal bersama
orangtua.
Berdasarkan pada teori keynes yang menjelaskan bahwa konsumsi saat ini
sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposible saat ini. Dimana pendapatan
disposible adalah pendapatan yang tersisa setelah pembayaran pajak. Jika
pendapatan disposible tinggi maka konsumsi juga naik. Hanya saja penigkatan
konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposibel. Selanjutnya
menurut Keynes ada batas konsumsi minimal, tidak tergantung pada tingkat
pendapatan yang disebut konsumsi otonom. Artinya tingkat konsumsi tersebut
harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol, dan hal ini
ditentukan oleh faktor di luar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari
konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit, standar hidup yang
diharapkan,distribusi umur, lokasi geografis.
Mahasiswa tergolong bukan angkatan kerja karena mahasiswa termasuk
pelajar yang tidak mencari kerja (pengangguran) ataupun sedang bekerja
melainkan mereka bersekolah dan penerima pendapatan, sehingga mahasiswa tidak
memiliki pendapatan permanen sendiri. Pendapatan mahasiswa bisa berasal dari
uang saku dari orang tua, dan beasiswa (jika penerima beasiswa). Yang dimaksud
dengan uang saku dari orangtua adalah uang saku yang diterima setiap bulan atau
setiap minggu, dari uang saku inilah yang selanjutnya mahasiswa gunakan dalam
memenuhi kebutuhan mereka untuk selanjutnya mereka alokasikan kepos-pos
pengeluaran konsumsi mereka baik itu konsumsi rutin maupun tidak rutin. Secara
umum konsumsi rutin yang dimaksud disini adalah segala pengeluaran untuk
pembelian barang-barang dan jasa-jasa yang terus- menerus dikeluarkan. Konsumsi
rutin mahasiswa di kost seperti biaya makan, listrik, trasportasi, air, pulsa
serta kebutuhan rumah tangga lainnya seperti sabun, odol, shampo, bedak dan
lain sebagainya. Sedangkan konsumsi yang tidak rutin adalah setiap tambahan
pengeluaran yang tidak terduga. Sementara mahasiswa yang tidak tinggal di kost,
konsumsi rutinnya kurang lebih sama dengan mahasiswa yang tinggal di kost namun
mereka tidak harus membeli kebutuhan rumah tangga karena telah disediakan oleh
orangtua masing-masing.
Seperti halnya rumah tangga ataupun keluarga, dalam penentuan tingkat
kesejahtraan mahasiswa dapat ditinjau dari proporsi konsumsi makanan dan non
makanan. Semakin tinggi proporsi konsumsi non makanan maka mahasiswa tersebut
akan semakin sejahtera. ketika uang saku meningkat dan sebagian uang saku tersebut
digunakan untuk mengkonsumsi non makanan, maka tingkat kesejahteraan mahasiswa
dapat dikatakan membaik. Dengan demikian penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pola konsumsi makanan dan non makanan untuk mahasiswa,
sehingga dapat diketahui tingkat kesejahtraan mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan penulis akan dilakukan di salah satu
universitas terbesar di kawasan Indonesia Timur dan merupakan universitas
terbaik di Makassar. Jumlah mahasiswanya pun paling besar jika dibandingkan
dengan universitas-universitas baik itu negeri maupun swasta di Makassar. Hal
inilah yang memicu penulis untuk menjadikan Universitas Hasanuddin sebagai
sampel penelitian dari seluruh universitas di kota Makassar.
Berdasarkan uraian ini maka penulis memilih dan tertarik untuk
mengangkat masalah mengenai “FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MAHASISWA UNHAS”
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar