Persaingan
bisnis semakin lama semakin ketat, khususnya terkait dengan isu perdagangan
bebas.Dalam kondisi seperti ini pihak manajemen perusahaan dituntut untuk dapat
menjalankan perusahaan secara efektif dan efisien, sehingga perlu sistem
pengendalian yang baik agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Pengendalian
manajemen adalah proses yang dilakukan oleh manajemen untuk menjamin bahwa
organisasi telah melaksanakan strateginya dengan cara yang efektif dan efisien
dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi (Fauzi, 1994). Begitu halnya
dengan pendapat (Simamora, 1999) dalam upaya pengendalian diperlukan
perencanaan terlebih dahulu, perencanaan bagi seluruh organisasi berarti
perencanaan bagi setiap aktivitas di dalamnya, meliputi aktivitas penjualan,
produksi, pembelian, distribusi, dan pendanaan.
Perencanaan
tersebut sebagai usaha untuk menjalankan perusahaan secara efektif dan
efisien.Dalam perencanaan, pihak manajemen perusahaan memerlukan adanya suatu
alat pembantu dalam perencanaan pengalokasian sumber daya perusahaan yang
terbatas.Salah satu alat yang dapat membantu pihak manajemen tersebut adalah
anggaran karena anggaran merupakan salah satu komponen penting dalam suatu
perusahaan.
Peranan
anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam
pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai
pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.Anggaran
memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia.Orang-orang merasakan
tekanan dari anggaran yang ketat dan kegelisahaan atas laporan kinerja yang
buruk sehingga anggaran seringkali dipandang sebagai penghalang kemajuan karier
mereka.Oleh karena itu, keikut sertaan atau anggaran partisipatif dapat
mendorong penetapan anggaran yang akurat.
Senjangan
anggaran adalah perbedaan antara anggaran yang dinyatakan dan kapasitas
anggaran terbaik yang secara jujur dapat diprediksikan.Manajer menciptakan
senjangan dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah dan biaya lebih
tinggi.Manajer melakukan hal ini agar target anggaran dapat dicapai sehingga
kinerja manajer terlihat baik.
Karena
karakter dan prilaku manusia yang berbeda-beda, anggaran partisipatif dapat
berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap senjangan.Para pendukung pendapat
bahwa anggaran partisipatif dapat mendorong terjadinya senjangan anggaran
mengemukakan bahwa semakin tinggi anggaran partisipatif yang diberikan pada
bawahan dalam penganggaran cenderung mendorong bawahan menciptakan senjangan
anggaran.Kelompok yang tidak mendukung pendapat itu menyatakan bahwa anggaran
partisipatif dapat mengurangi senjangan anggaran yang ditandai dengan
komunikasi positif antara para manajer (Vonny 2010).
Hasil
penelitian Onsi (1973), Camman (1976), Merchant, dan Dunk (1993) menunjukkan
bahwa partisipatif dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan
anggaran. Hal ini terjadi karena bawahan membantu memberikan informasi pribadi
tentang prospek masa depan sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat.
Sedangkan hasil penelitian Lowe dan Shaw (1968), Young (1985), dan Lukka (1988)
berbeda dengan penelitian yang dilakukan Onsi, Camman, Marchant dan Dunk. Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa anggaran partisipatif dan senjangan mempunyai
hubungan positif, yaitu peningkatan partisipatif semakin meningkatkan senjangan
anggaran.Hasil penelitian serupa juga dikemukakan oleh Falikhatung (2007) dan
Veronica (2008) bahwa terdapat hubungan positif di antara anggaran partisipatif
dengan senjangan angaran.
Seringkali
perusahaan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya pengukur kinerja
manajemen.Penekanan anggaran seperti ini dapat memungkinkan timbulnya senjangan
anggaran. Penilaian kinerja berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran
akan mendorong bawahan untuk menciptakan senjangan anggaran dengan tujuan
meningkatkan prospek kompensasi.
Adanya
ketidakseimbangan dalam kempemilikan informasi antara manajer atas dan bawah
disebut sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymetry).Asimetri informasi
terjadi karena manajer bawah lebih terlibat langsung dalam operasional
sehari-hari perusahaan jika dibandingkan dengan manajer atas.Pada hal informasi
sangat berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan, kontrol, dan
pengambilan keputusan.Hal ini berarti manajer tingkat bawah memiliki informasi
lebih lengkap yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan, estimasi, dan
penganggaran.
Dalam
anggaran partisipatif, penyusunan anggaran melibatkan manajer yang menyangkut
sub-bagiannya sehingga tercapai kesepakatan antara manajer atas atau pemegang
kuasa anggaran dan manajer bawah dalam penyusunan anggaran.Hal ini dilakukan
dengan harapan dapat mencegah atau mengurangi terjadinya senjangan anggaran dan
pencapaian anggaran yang ditetapkan.Namun anggaran partisipatif dinilai
mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi.Perbedaan
informasi (asimetri informasi) yang
dimiliki berpengaruh terhadap tingkat hubungan partisipatif dan senjangan
anggaran, oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
hubungan anggaran partisipatif dan senjangan anggaran serta menguji asimetri
informasi sebagai variabel moderasi dalam memperkuat pengaruh anggaran
partisipatif terhadap senjangan anggaran.
Judul yang diajukan penelitian
ini adalah “Pengaruh Anggaran partisipatif terhadap Senjangan Anggaran dengan
Asimetri Informasi sebagai Variabel Moderasi”.Penelitian ini dilakukan
dengan maksud menguji kembali hubungan antara anggaran partisipatif dengan senjangan
anggaran, seperti yang telah dilakukan oleh Yuwono (1999) dengan menggunakan asimetri
informasi sebagai variabel moderasi.
Peneliti ingin mengetahui apakah dengan menggunakan teori yang sama tetapi
menggunakan sampel yang berbeda, akan mendapatkan hasil yang sama dengan
penelitian sebelumnya.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar