Pembangunan Nasional
merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara
berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini
ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan
sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan. Fundamental
pembangunan cenderung korup serta tidak demokratis, telah menyebabkan krisis
yang mengancam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu reformasi
disegala bidang dilakukan untuk bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan
diri atas paradigma baru Indonesia masa depan.
Di bidang ekonomi, pembangunan yang terjadi
yakni barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dengan negara lain semakin
mudah melewati batas-batas negara. Adanya keterbatasan dan kelangkaan sumber
daya juga menjadi pendorong dilakukannya aktivitas perdagangan melewati
batas-batas wilayah tertentu yang dikenal dengan kegiatan ekspor dan impor.
Pada saat negara tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan, maka negara tersebut
akan mengimpor dari negara lain. Sedangkan negara yang memasok komoditas tertentu
atas negara lain yang membutuhkan cenderung melakukan kegiatan ekspor.
Kegiatan ekspor
menjadi hal penting pada negara ini.Pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari
dorongan variabel-variabel makro seperti pertumbuhan Konsumsi, Investasi, Pengeluran pemerintah serta net Ekspor. Peningkatan
ekspor dalam negeri tidak lepas dari pengaruh Inflasi ,Suku Bunga dan Nilai
Tukar. Suku Bunga Mempengaruhi Kegiatan Ekspor dari sisi produksi.
Produktivitas eksportir juga ditentukan oleh kemampuannya mengolah modal yang
dapat berasal dari modal pribadi maupun bank.
Stabilitas modal
memastikan stabilitas produktivitas perusahaan dalam memproduksi barang. Khusus
pada pengambilan modal di bank, besar kecilnya tergantung pada tingkat bunga
kredit. Tingkat bunga kredit yang semakin tinggi menyebabkan pengusaha atau
eksportir akan mengurangi jumlah pinjamannya, sehingga berdampak pada jumlah
penawaran yang mampu diciptakan eksportir. Disamping itu ,perlu dilihat
perkembangan kurs mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing, khususnya
Dollar Amerika, karena Dollar Amerika merupakan mata uang Internasional atau
mata uang cadangan sejalan dengan menanjaknya posisi Amerika didalam
perekonomian dunia, terutama setelah perang dunia I. Dollar Amerika diterima
oleh siapapun sebagai pembayaran bagi transaksinya (Boediono, 1994:97).
Kenaikan Nilai Dollar Mendorong Kenaikan nilai ekspor akibat para eksportir
akan cendrung membidik pasar Internasional akibat ekspektasi keuntungan lebih besar apabila
menjual ke pasar internasional akibat kenaikan dollar. Begitupun pada kenaikan
inflasi yang cendrung mendorong turunnya
investasi sehingga mendorong turunnya produktivitas
untuk menghasilkan output, yang selanjutnya dapat menurunkan kinerja
ekspor.Penelitian ini menjadi menarik
dimana kenaikan pertumbuhan nilai ekspor Indonesia tidak terlalu di
dukung oleh kebijakan suku bunga yang masih relatif tinggi serta nilai inflasi
yang tinggi cendrung kurang mendukung
Industri dalam negeri.
Tabel 1.1
|
|||
PERKEMBANGAN EKSPOR
|
|||
Nilai FOB (Juta
US$)
|
|||
TAHUN
|
EKSPOR
|
TOTAL
|
|
MIGAS
|
NONMIGAS
|
EKSPOR
|
|
1996
|
11,721.80
|
38,093.00
|
49,814.80
|
1997
|
11,622.50
|
41,821.10
|
53,443.60
|
1998
|
7,872.10
|
40,975.50
|
48,847.60
|
1999
|
9,792.20
|
38,873.20
|
48,665.40
|
2000
|
14,366.60
|
47,757.40
|
62,124.00
|
2001
|
12,636.30
|
43,684.60
|
56,320.90
|
2002
|
12,112.70
|
45,046.10
|
57,158.80
|
2003
|
13,651.40
|
47,406.80
|
61,058.20
|
2004
|
15,645.30
|
55,939.30
|
71,584.60
|
2005
|
19,231.60
|
66,428.40
|
85,660.00
|
2006
|
21,209.50
|
79,589.10
|
100,798.60
|
2007
|
22,088.60
|
92,012.30
|
114,100.90
|
2008
|
28,958.30
|
107,803.40
|
136,761.70
|
Sumber :
BPS "Statistical Yearbook of Indonesia 2008
Total ekspor Indonesia pada Tahun 1998 mengalami penurunan menjadi
$ 48,847.60 juta dan terus mengalami penurunan menjadi $
48,665.40
juta
pada tahun 1999. Pada tahun 2000 total ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar $ 62,124.00
juta. Namun pada tahun 2001 total ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar $ 56,320.90
juta. Pada tahun 2004 sampai pada tahun 2008 total ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar $ 71,584.60
juta.
Beberapa penelitiaan
sebelumnya mencoba melihat pengaruh inflasi dan suku bunga terhadap ekspor yang
ternyata cendrung tidak signifikan malah terdapat
paradoks seperti kenaikan suku bunga malah
mendorong kenaikan Ekspor sehingga penelitian ini
menjadi menarik untuk diangkat oleh penulis sehingga ,kami mengangkat judul yaitu ’’Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar (Kurs) dan
Suku Bunga Terhadap Ekspor non-migas di Indonesia
(Periode 1998 - 2009 )”.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar