Pengaruh Sistem Motivasi Dan Motivasi Karier Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Keuangan Pemerintah Kota Blitar (MS-32)
Sumberdaya manusia mempunyai peranan yang sangat penting, dalam interaksinya dengan faktor modal, material, metode, dan mesin. Kompleksitas yang ada dapat menentukan kwalitas produk, oleh karena itu mengharuskan kita untuk selalu berhati-hati dan memperhatikan settap aspeknya. Snyder (1980 : 431) mengemukakan bahwa "manusia merupakan sumberdaya yang paling bernilal, dan ilmu perilaku menyiapkan banyak teknik dan program yang dapat menuntun pemanfaatan sumberdaya manusia secara lebih efektif'.
Prestasi
merupakan suatu kebutuhan bagi seorang karyawan individu, hal ini sebagaimana
pendapat David C. McClelland (1961 : 99) menunjukkan bahwa motif yang kuat
untuk berprestasi - keinginan untuk berhasil dan unggul dalam situasi persaingan
-berhubungan dengan sejauh mana individu dimotivasi untuk menjalankan
tugas-tugasnya. Sejalan dengan ini Atkinson (1978 : 346 - 348) menjelaskan
bahwa semua orang dewasa yang sehat mempunyai cadangan energi potensial.
Bagaimana energi itu dilepas dan digunakan tergantung pada:
(1)
kekuatan kebutuhan atau motif dasar yang
bersangkutan
(2)
harapannya akan berhasil dan
(3)
nilai rangsangan yang melekat pada tujuan."
Model
Atkinson ini menghubungkan antara perilaku dengan kinerja dan tiga dorongan
dasar yang berbeda diantara para individu. Dengan demikian untuk mencapai
potensi kerja yang tinggi tidaklah mudah, perlu adanya dorongan-dorongan,
walaupun setiap manusia pada hakekatnya mempunyai kecakapan dan potensi untuk
melaksanakan dan menghasilkan aktivitas tersebut. Demikian halnya setiap orang
memiliki semua kebutuhan itu dalam kadar tertentu dan tidak ada dua orang yang
sama memiliki semua kebutuhan dalam proposi yang sama.
Scialan
dengan itu Effendi (1986 : 68) menjelaskan bahwa "Prestasi kerja karyawan
kadang-kadang tidak sesuai dengan keeakapan yang dimilikinya, memang faktor
penyebabnya tidak sama antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya.
Faktor penyebab ini tergantung dari orangnya sendiri dan lingk-ungan kerjanya.
Tidak sesuainya prestasi kerja dengan kecakapan itu bagi seorang karyawan
mungkin karena tidak menyukai pimpinannya atau dapat juga karena kek-urangan
energi dan lain sebagainya."
Dari uraian di atas maka tampak jelas bahwa peranan motivasi dalam menunjang pemenuhan kebutuhan berprestasi sangat besar, atau dengan kata lain motivasi mempunyai hubungan yang positif terhadap prestasi kerja, ini sejalan dengan pendapat Armstrong (1988 : 75) yakni "hubungan antara motivasi dan prestasi kerja adalah sesuatu yang positif', meningkatnya motivasi akan menghasilkan lebih banyak usaha dan. prestasi kerja yang lebih baik, dan sebaliknya.
Dari uraian di atas maka tampak jelas bahwa peranan motivasi dalam menunjang pemenuhan kebutuhan berprestasi sangat besar, atau dengan kata lain motivasi mempunyai hubungan yang positif terhadap prestasi kerja, ini sejalan dengan pendapat Armstrong (1988 : 75) yakni "hubungan antara motivasi dan prestasi kerja adalah sesuatu yang positif', meningkatnya motivasi akan menghasilkan lebih banyak usaha dan. prestasi kerja yang lebih baik, dan sebaliknya.
Dipandang
sebagai sistem, motivasi dalam orgarlisasi terdiri dari tiga faktor yang perlu.
dipertimbangkan yakni karakteristik individual, karaktetistik pekerjaan,
karakteristik situasi kerja/lingkungan kerja. (Husnan, 1989: 52).
Menurut
Hellriegel dan slocum (1989 : 422) mengklasifikasikan tiga faktor utama yang
mempengaruhi motivasi, meliputi karakteristik individu, karakteristik
pekerjaan, dan karaktetistik organisasi. (Sujak 1990 249).
Karakteristik
individu meliputi minat, sikap dan kebutuhan. Perbedaan-perbedaan ini dibawa
kedunia kerja sehingga motivasi kerja individu bervariasi,
Karakteristik
pekerjaan yakni cirl-ciri pekerjaan yang meliputi persyaratan tuntutan
kecakapan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan balikan.
Perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh terhadap motivasi kerja, sehingga
prestasi kerja individu akan bervariasi.
Karakteristik
organisasi yang merupakan ciri-ciri dari organisasi yang meliputi kebijakan dan
kultur organisasi, dan lingkungan kerja yang terdekat. Perbedaan-perbedaan ini
dapat mempengaruhi motivasi kerja, sehingga prestasi kerja individu dapat
bervariasi dengan individu yang lainnya.
Motivasi
kerja dimaksudkan adalah bentuk yang secara umum dipergunakan sebagai petunjuk
motivasi dalam melakukan pekerjaan sekarang ini, dan kuat lemahnya motivasi
kerja seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi kerja.
(As'ad, 1991 : 45). Motivasi kerja merupakan bagian dan motivasi karier, hal
ini sebagaimana diungkapkan oleh London bahwa
motivasi karier mencakup motivasi kerja dan motivasi manejerial. (Timpe, 1993 :
176). Terdapat tiga variabel dari motivasi karier yang termasuk dalam motivasi
kerja, sebagaimana diungkapkan oleh London yakni dimensi ciri individual
dikelompokkan kedalam tiga Wilayah yakni identitas karier, pandangan dalam
karier, ketahanan karier ( Timpe, 1993: 177).
Identitas
karier dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana pentingnya karier bagi seseorang
Pandangan kedalam karier dimaksudkan menunjukkan persepsi terhadap, gangguan
secara optimal, realistis tentang diri sendiri dan organisasi serta
menghubungkan kepada sasaran karier. Ketahanan karier merupakan daya tahan
seseorang atau dengan kata lain ketahanan seseorang terhadap ganggunan perjalan
kariernya yang komplerks . ( Timpe, 1993: 178-186)
Dari
uraian tersebut penelitian ini menfokuskan pada : Hubungan Motivasi dan
prestasi kerja karyawan "
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar