Plankton adalah suatu mikroorganisme
yang terpenting dalam ekosistem perairan dan hidupnya melayang dalam air,
kemudian dikatakan bahwa plankton merupakan salah satu organisme yang berukuran
kecil dimana hidupnya terombang-ambing oleh arus perairan laut (Hutabarat dan
Evans, 1988). Sedangkan menurut Nyabakken (1992), plankton adalah
kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam laut dan daya renangnya
sangat lemah. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian lemah
sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan air, hal ini berbeda dengan
hewan laut lainnya yang demikian gerakan dan daya renangnya cukup kuat untuk
melawan arus laut.
Peranan plankton terhadap kehidupan
fauna (ikan dan avertebrata) pada ekosistem lamun sangat penting, yaitu sebagai
transport materi, energi dan rantai makanan. Dalam ekosistem padang lamun, rantai makanan tersusun dari
tingkatan-tingkatan trofik yang mencakup proses dan pengangkutan detritus
organik dari ekosistem lamun ke konsumen yang lain, yang sumber energi utama
adalah cahaya matahari yang digunakan organisme autotrof seperti lamun dan
fitoplankton sebagai produsen untuk berfotosintesis (Haris Pramana, 2001).
Pulau Sarappokeke dan pulau Kapoposang
merupakan pulau yang terletak di perairan kepulauan Spermonde yang termasuk
dalam wilayah Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Kedua pulau memiliki
ekosistem padang lamun cukup luas. Saat ini belum ada penelitian
tentang potensi perikanan padang
lamun di pulau tersebut. Amri dan Priosambodo (2007) menjelaskan hasil dari
ekspedisi dan penelitiannya di wilayah pesisir dan laut kabupaten Pangkep yaitu
bahwa Kepadatan lamun di pulau Sarappokeke mencapai sekitar kurang lebih 2.151,
025 tegakan/m2, dimana jenis lamun yang ditemukan di pulau Sarappokeke
sebanyak 4 dari 3 genera, yaitu Enhalus
acoroides, Cimodocea rotundata, Halophila uninervis dan Halophila ovalis. Sedangkan kepadatan
jenis lamun pulau Kapoposang yang ditemukan mencapai sekitar kurang lebih 4.583
tegakan/m2, dimana jumlah jenis lamun yang ditemukan di pulau
sebanyak 6 jenis dari 5 genera, yaitu Enhalus
acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis,
Halophila minor dan Halophila ovalis.
Akan tetapi informasi tentang lokasi tutupan lamun tertinggi pada kedua wilayah
ini belum dijelaskan Amri dan Priosambodo (2007). Amri dan Priosambodo (2007) hanya membagi ke
dua wilayah tersebut kedalam 4 arah mata angin (utara, selatan, barat, dan
timur). Padahal Kondisi tutupan lamun di
sepanjang perairan pantai kedua pulau tersebut sangat bervariasi. Sementara informasi tentang kelimpahan
plankton pada ekosistem padang
lamun di kedua pulau ini belum banyak diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini
perlu dilakukan.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar