BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dipunyai oleh manusia, yang
sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalahannya
dapat melibatkan ke seluruh aspek kehidupan manusia, tetapi sering tidak
disadari kehadirannya sebagai masalah, ialah kemiskinan.
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, kemiskinan adalah sesuatu yang nyata
adanya, bagi mereka yang tergolong miskin, mereka sendiri merasakan dan
menjalani kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Kemiskinan itu akan lebih terasa
lagi apabila mereka telah membandingkan dengan kehidupan orang lain yang lebih
tinggi tingkat kehidupannya.
Kalau diperhatikan akhir-akhir ini perbincangan
tentang kemiskinan muncul kembali dan menjadi diskusi baik di kalangan akademis,
praktisi dan aktifitas masyarakat. Kemiskinan bukanlah masalah baru, karena
sekitar dasawarsa akhir ini masalah kemiskinan telah didiskusikan di tingkat
nasional. Telah banyak usaha untuk menghapus dan mengurangi masalah kemiskinan.
Namun segala usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Kemiskinan tidak hanya
berurusan dengan masalah ekonomi, akan tetapi merambat pada permasalahan
multidimensional, karena kenyataannya berurusan dengan masalah sosial, budaya,
pendidikan, politik, lebih-lebih pada permasalahan ekonomi.
Di samping itu, banyak pula program yang dicanangkan dengan tujuan
untuk mengentas kemiskinan ini. Berdirinya LSM, program pemberian bea siswa,
program orang tua asuh dan program-program lainnya, semuanya bertujuan untuk
mengentaskan kemiskinan.
Jalaludin Rakhmad mengutip
sabda Imam Ali dalam bukunya, ”Seandainya kemiskinan berujud seorang manusia,
niscaya aku akan membunuhnya”.[2]
Hal itu menunjukkan bahwa kemiskinan memang harus diberantas.
Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan
pokok, seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan sebagainya. Dengan kata
lain, menurut Siswanto yang dikutip oleh Mawardi, ”kemiskinan merupakan
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan,
atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya”.[3]
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila
pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti
pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.[4]
Kemiskinan adalah sebuah penyakit yang dapat dijumpai pada setiap masyarakat
di sepanjang sejarah. Ia mungkin terjadi lantaran beberapa sebab, seperti tidak
adanya sistem ekonomi dan pemerintahan yang baik, terjadinya penindasan satu
golongan terhadap golongan yang lain, atau timbulnya kemalasan dan hilangnya
semangat untuk berusaha.
Akibat dari pada kemiskinan
tidak hanya menyentuh segi material saja, akan tetapi juga berakibat buruk
terhadap kualitas spiritualnya. ”Kemiskinan tidak menyebabkan hina, tetapi yang
pasti kemiskinan membuat orang menderita. Boleh jadi kemiskinan tidak
menghalangi orang untuk bahagia, tetapi kemiskinan jelas mengurangi kualitas
hidup seseorang. Karena miskin seorang anak tidak dapat melanjutkan sekolah.
Karena pendidikan rendah pendapatan seseorang kurang. Karena pendapatannya kurang,
maka tidak dapat memelihara kesehatan dan menjaga gizi makanan orang tersebut”.[5]
Kemiskinan bukan hanya masalah
ekonomi, tetapi berkaitan dengan banyak sekali masalah penyakit maknawi
(spiritual) dan akhlak. Di mana saja
ditemukan kemiskinan, maka kebodohan, kelemahan, dan kurangnya keimanan juga
akan ditemukan. Sebaliknya, di mana pun ditemukan kebodohan, kelemahan, dan
kurangnya keimanan, maka di situ akan ditemukan pula kemiskinan.
Dapat dipastikan, apabila dalam
suatu masyarakat banyak ditemukan pemikir yang maju, maka kehidupan materi
mereka juga akan maju. Sebaliknya, masyarakat yang pemikiran dan kebudayaan
mereka terbelakang, kehidupan materi mereka pun juga akan terbelakang.
Suparlan menyatakan sebagaimana
yang dikutip oleh Abu Ahmadi bahwa ”kemiskinan sebagai suatu standar hidup yang
rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku dalam
masyarakat”.[6]
Kemiskinan dengan segala
penyebabnya, juga tidak dapat dipisahkan dari adanya pengaruh setiap individu
atau masyarakat yang sangat lemah nilai akhlak dan spiritualnya. Oleh karena
itu, menyodorkan sebuah pemikiran dan akhlak, kepada suatu masyarakat,
merupakan hal yang sangat penting. Sebab, dengan begitu, perang melawan
kemiskinan dapat menjadi fokus utama dan dan dapat dilakukan dengan cara yang
tepat dan akurat. Secara material kemiskinan akan membuat manusia menderita dan
secara spiritual kemiskinan membuat manusia kurang dapat meningkatkan iman dan
ibadah.
Terlepas dari beberapa bentuk
kemiskinan yang dilihat dari berbagai sudut pandang di atas, kemiskinan yang
dimaksud dalam penelitian di sini adalah kemiskinan materi. Kemiskinan materi bisa
menjadi penghambat proses belajar siswa di sekolah. Kemiskinan bisa menyebabkan
menurunnya prestasi belajar seorang siswa, karena segala apa yang dibutuhkan
sebagai pendukung belajarnya serba kurang.
Siswa adalah manusia yang hidup
dalam suatu lingkungan sosial yang mikro, seperti keluarga sangat besar sekali
pengaruhnya. Peranan keluarga sebagai pendorong perkembangan intelektualisasi
(daya penalaran) individu dipengaruhi oleh interaksi sosialnya yang dinamis dan
wajar, status sosial ekonomi yang berpengaruh. Jika perekonomian cukup,
lingkungan materiil yang dihadapi siswa dalam keluarganya itu lebih luas, maka
ia dapat kesempatan yang luas pula untuk mengembangkan berbagai kecakapannya.
Setiap siswa mempunyai latar belakang sosial yang
berbeda-beda, ada yang berasal dari lingkungan perkotaan, ada pula yang berasal
dari lingkungan pedesaan, yang sudah tentu dua lingkungan yang berbeda ini
memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap siswa terutama dalam hal psikisnya,
dan hal ini sudah tentu memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi
belajar siswa. Dan lingkungan ekonomi pun diindikasikan mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan prestasi siswa, karena dengan adanya kesenjangan ekonomi,
memberikan peluang adanya perbedaan gaya hidup yang sudah tentu hal ini dapat
memberikan dampak yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Seorang siswa yang berada dalam
sebuah keluarga yang tergolong miskin, akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan belajarnya. Karena bagaimana pun juga, untuk memperoleh segala
sesuatu itu memerlukan dana, termasuk untuk memperoleh pendidikan yang layak.
Fasilitas yang mendukung kemudahan siswa dalam belajar, untuk mengakses
informasi, semua itu membutuhkan dana. Apabila ekonomi keluarga tidak mencukupi
untuk semuanya itu, maka dampaknya akan tidak baik bagi seorang anak yang masih
dalam tuntutan belajar. Sehingga sangat dimungkinkan akan menghambat kegiatan
belajar anak yang pada akhirnya akan menurunkan prestasi belajarnya.
Sesuai dengan uraian di atas,
maka kemiskinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemiskinan ekonomi
yang terjadi pada suatu keluarga siswa di SDN I Duwet, Pakel, Tulungagung. Dengan
rendahnya ekonomi yang mereka hasilkan tiap hari, menyebabkan mereka dalam
kesehariannya hanya memikirkan masalah ekonomi, tanpa memperhatikan perkembangan
pendidikan anak termasuk prestasi anak, sehingga dalam prestasi anak didik pun
juga tidak terfokus. Di samping itu, dengan kondisi keluarga yang miskin,
seorang anak pun bisa jadi ikut memikirkan ekonomi keluarga, sehingga hal
tersebut sudah pasti akan mengganggu kegiatan dan konsentrasi belajarnya.
Peneliti memilih lokasi di SDN
I Duwet, Pakel, Tulungagung karena di sana ditemukan banyak siswa yang memiliki
kondisi seperti apa yang sudah peneliti uraikan di atas. Selain itu, agar
penelitian ini tidak melebar kemana-mana, maka peneliti memfokuskan pada satu materi
saja, yaitu materi pelajaran pendidikan Agama Islam, yang mana hal ini juga sesuai
dengan kompetensi peneliti sebagai calon pendidik agama Islam.
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar