Perbedaan Antara Penggunaan Metode STAD dan Metode Ceramah Terhadap Prestasi Belajar Matematika SDI Sunan Giri Ngunut (PMT-47)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi di abad XXI diperlukan suatu paradigma baru dalam sistem pendidikan dunia, karena pendidikan merupakan bidang pembangunan yang sangat esensial bagi keberlangsungan dan keuntungan suatu bangsa dan pendidikan sebagai upaya yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kunci keberhasilan pembangunan bangsa juga terletak pada kualitas sumber daya manusia.[1] Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan adanya belajar. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi diri.
Di dalam proses belajar ditingkat pendidikan SD terdapat sistem pelaksanaan program dengan kajian dan pelajaran yang merupakan ketentuan-ketentuan pokok dari kurikulum, dan kurikulum itu sendiri memuat beberapa disiplin Ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan tersebut salah satunya adalah bidang studi matematika.
Matematika sebagai salah satu ilmu yang dewasa ini telah berkembang sangat cepat baik materi maupun kegunaannya, matematika menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan siswa. Karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangna teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.[2] Saat ini matematika disadari semakin mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang Ilmu maupun dalam penngembangan matematika itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh B.J Habibie dalam rapat koordinasi nasional riset dan teknologi ke VII di Jakarta, 12 Februari 1990:
Bahwa dewasa ini tidak ada disiplin ilmu pengetahuan yang tidak menggunakan cara berfikir analistis, matematis dan numerik. Kenyataanya ini menunjukkan bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar lagi, terutama didalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif.[3]

Oleh karena itu untuk menguasai dan menciptakan  teknologi di masa depan diperlukan matemetika yang kuat sejak dini. Sehingga matematika perlu diajarkan sejak SD bahkan sejak TK.

Sebagian besar siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit, rumit, kurang menyenangkan dan hanya sebagian siswa tertentu yang bisa menguasai, sehingga siswa malas untuk mempelajarinya. Hal ini berakibat  pada hasil belajar siswa yang rendah. Sebagaimana di kutip dalam majalah fasilitator:

Bahwa diantara mereka ada yang mengalami mathematics anziety, mereka begitu cemas, khawatir dan bahkan takut menghadapi pelajaran matematika, dikelas kurang memperhatikan pelajaran dan kurang beminat belajar matematika, sehingga mengakibatkan menurunnya prestasi belajar matematika.[4]



Disanalah tantangan bagi guru matematika yaitu dengan memperbaiki persepsi siswa dengan jalan merancang dan melaksanakan model pembelajaran yang memberikan nuansa menyenangkan (tidak menakutkan) serta dapat memotivasi siswa agar matematika benar-benar bisa tertanam dalam diri anak.

Dalam proses belajar mengajar perlu memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien agar siswa termotivasi aktif dan senang belajar matematika. Penguasaan unsur-unsur matematika merupakan langkah pertama menuju pengajaran yang efektif. Namun apa yang dipelajari siswa tergantung apa yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian, guru harus memberikan pengalaman kelas untuk membangun konsep-konsep dasar bagi siswanya, maupun merangsang minat dan memenuhi kebutuhan siswa perseorangan.

Selama ini metode ceramah sering digunakan oleh guru sebagai metode pembalajaran dalam pelajaran matematika sehingga memberikan kesan yang membosankan siswa karena siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran.

Dalam hal ini selain siswa, guru juga mempunyai peran yang penting dalam sistem pembelajaran, terutama peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk menarik minat belajar siswa maka guru harus menggunakan metode pembelajaran selain metode ceramah. Dalam hal ini ada banyak metode pembelajaran yagn bisa diterapkan pada kurikulaum saat ini, misalnya metode diskusi, metode pembelajaran kooperatif, metode pembelajaran STAD dan metode pembelajaran lainnya. Dengan adanya metode-metode pembelajaran tersebut  kemungkinan akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Di dalam pembelajaran Matematika siswa kelas III SDI Sunan Giri Ngunut Tulungagung, sejauh ini masih menggunakan metode ceramah, maka dari itu penulis mengambil salah satu metode pembelajaran yaitu pembelajaran yatiu metode STAD sebagai metode pembelajaran matematika, karena dengan metode pembelajaran ini penulis berangapan akan meningkatkan daya kemampuan dan penalaran siswa, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul penelitian “Perbedaan Antara Penggunaan Metode STAD dan Metode Ceramah Terhadap  Prestasi Belajar Matematika SDI Sunan Giri Ngunut Tulungagung Tahun Pelajaran 2009-2010”.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap




Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan