Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia Periode 1980-2010 (EP-19)



Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditandai dengan adanya perubahan struktur ekonomi, yaitu pergeseran dari dominasi sektor pertanian beralih ke sektor industri, dilihat dari kontribusi nilai tambah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Perubahan struktur ekonomi ini tentu membawa implikasi pada perubahan sektor ekonomi lainnya, seperti: lapangan kerja, upah, dan struktur ekspor. Dominasi sektor industri dari sektor pertanian pada awal 1990-an ini sebenarnya telah ditandai dengan menurunnya kontribusi sektor pertanian dan semakin meningkatnya kontribusi sektor industri dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier terhadap sektor-sektor lainnya. Dengan demikian, sektor industri tidak hanya membuka lapangan kerja bagi sektornya sendiri tetapi juga lapangan kerja di sektor-sektor lainnya.
Pada awal pembangunan ekonomi di Indonesia, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia lebih berorientasi pada masalah pertumbuhan. Hal ini bisa dimengerti mengingat penghalang utama bagi pembangunan di Negara sedang berkembang adalah terjadinya pertumbuhan penduduk yang cukup pesat yang seiring dengan laju pertumbuhan angkatan kerja yang cepat pula. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan apabila tidak diimbangi dengan perkembangan kesempatan kerja. Djojohadikusumo (1985: 27) menyatakan bahwa perkembangan penduduk juga menambah angkatan kerja, hal ini mengharuskan penciptaan lapangan kerja yang bersifat produktif di bidang kegiatan yang semakin meluas. Sasaran pokok ialah untuk menanggulangi masalah pengangguran. Peningkatan produksi barang dan jasa tanpa disertai penciptaan kesempatan kerja produktif cenderung mempertajam ketimpangan dalam hal pembagian pendapatan dan kesenjangan golongan masyarakat.

Dalam hal peningkatan produksi maka peningkatan kualitas pekerja harus juga diperhatikan yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan rata-rata yang semakin baik, memberi dampak positif terhadap produktivitas tenaga kerja. Begitu pula peningkatan keterampilan dan pelatihan tenaga kerja yang disertai dengan penerapan teknologi yang sesuai, berdampak pula terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja. Karena pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut tetap akan bertumpu pada strategi pembangunan yaitu trilogi pembangunan yang mencakup pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas. Maka pemerataan tersebut bukanlah sekedar memperluas kesempatan kerja, namun lebih jauh lagi menyangkut kesempatan berusaha, distribusi pendapatan, serta keselarasan pembangunan antar daerah.
Peralihan sebagian tenaga kerja di sektor industri bukan merupakan persoalan yang sederhana. Peranan pendidikan, termasuk peningkatan keterampilan angkatan kerja, sangatlah menentukan dalam proses ini. Oleh karena itu, tuntutan terhadap pendidikan angkatan kerja merupakan pilihan strategis bagi peningkatan produktivitas terutama di sektor industri.
Sebagaimana diketahui dalam rangka tujuan pembangunan nasional maka sektor industri ini diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh perekonomian. Industri tidak saja sebagai usaha pemerataan pembangunan akan tetapi sebagai struktur sosial yang dapat berproduksi dengan efektif dan mempunyai daya investasi yang dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat memperkecil pengangguran.
Sektor industri memberikan peranan yang cukup besar terhadap perekonomian di Sulawesi Selatan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan total PDRB di Sulawesi Selatan. Besarnya konstribusi industri dapat dilihat pada tabel berikut ini.


 Tabel 1. Besarnya Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB
Sulawesi Selatan



No


Tahun

Besarnya Kontribusi Industri Terhadap PDRB (Persen)
1
1999
12,51 %
2
2000
12,94%
3
2001
12,79 %
4
2002
12,53 %
5
2003
13,75 %
6
2004
13,87%
7
2005
14,04 %
8
2006
14,10%
9
2007
13,89 %
10
2008
14,018%
       Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan
Oleh karena pentingnya sektor industri ini maka pihak pemerintah perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan industri di Propinsi Sulawesi Selatan dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik memilih judul dalam penulisan ini yaitu “Analisis Produktivitas dan Elastisitas Kesempatan Kerja pada Sektor Industri di Sulawesi Selatan”




Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan