Respon Biologis Pakan Buatan Yang Menggunakan Beberapa Sumber Tepung Rumput Laut (Eucheuma Spp) Pada Pakan Ikan Nila Gift (IKN-9)

Rumput laut merupakan hasil laut yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Untuk ekspor rumput laut, Indonesia cukup baik dan permintaan pasar Internasional tiap tahun cukup tinggi, bahkan 5-6 tahun yang lalu produsen dalam negeri sempat kewalahan dalam memenuhi permintaan ekspor yang terus meningkat mengingat kebutuhan dunia terhadap rumput laut yang semakin tinggi, karena saat ini rumput laut tidak terbatas hanya sebagai makanan saja, tetapi sudah digunakan sebagai bahan baku pada industri obat-obatan, kosmetik, tekstil, minuman, makanan kaleng, kerupuk dan lain-lain (Anonim, 2003)

Pemanfaatan rumput laut semakin berkembang ke arah komersil dan diekspor sebagai bahan mentah untuk pembuatan agar-agar atau karagenan (Sulistijo, dkk. 1977). Selanjutnya rumput laut memiliki berbagai macam manfaat  antara lain sebagai bahan makanan, obat-obatan, bahan kosmetik dan sebagai bahan perekat.

Beberapa bahan baku yang dapat dipakai sebagai bahan perekat pakan yaitu gandum, tepung terigu, dedak halus dan tepung rumput laut (Ahmad, 2004). Selanjutnya dikatakan bahwa bahan perekat yang tidak mengandung nutrisi, seperti karboksimetil selulosa (CMC), dan beberapa macam getah.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Status Ekologi Kepadatan Predator Karang Acanthaster Planci Linn Kaitannya Dengan Kondisi Terumbu Karang Di Perairan Tomia Taman Nasional Wakatobi (IKN-8)

Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki terumbu karang (coral) dengan luas kurang lebih 60.000 km2.  Terumbu­ karang merupakan biota laut yang berkembangbiak dengan cara tunas dan pembuahan merupakan aset alam yang banyak diminati.  Potensi sumberdaya alam kelautan ini tersebar di seluruh Indonesia mengemban beragam nilai dan fungsi, antara lain nilai rekreasi (wisata bahari), nilai iproduksi (sumber bahan pangan dan ornamental) dan nilai konservasi (sebagai pendukung proses ekologis dan penyangga kehidupan       di daerah pesisir, sumber sedimen pantai dan melindungi pantai dari ancaman abrasi) (Fossa dan Nilsen, 1996).

            Wakatobi sebagai Taman Nasional ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 393/Kpts-VI/1996 tanggal 30 Juli 1996 dan di tetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.7651/Kpts-II/2002 tanggal 19 Agustus 2002 dengan luasan 1.390.000 HaPenunjukan dan penetapan kawasan Taman Nasional Wakatobi  sebagai Taman Nasional konservasi laut   di Indonesia berdasar atas potensi keanekaragaman hayati yang tinggi, khususnya ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Kerapu ( Epinephelus Spp) Pada Keramba Jaring Apung (Studi Kasus Di Teluk Ambon Kota Ambon (IKN-7)

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia terdiri dari gugusan pulau-pulau sebanyak 17.508 dengan luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km2 dan panjang garis pantai 95.181 km, keadaan yang demikian menyebabkan Indonesia banyak memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan, mulai dari prospek pasar baik dalam negeri maupun internasional.

Subsektor perikanan merupakan salah satu subsektor pembangunan yang memiliki peranan yang cukup strategis dalam perekonomian nasional, bahkan subsektor ini merupakan salah satu subsektor penerimaan devisa negara yang penting.  Pembangunan perikanan sebagai bagian dari pembangunan nasional, diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan dan cita-cita luhur bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.  Harapan untuk menjadikan subsektor ini sebagai pendukung dalam pencapaian tujuan tersebut didasarkan pada potensi perikanan laut yang dimiliki.

Kekayaan Indonesia berupa sumberdaya perikanan yang sangat luas menjadi modal dasar dalam pembangunan nasional sekaligus memiliki potensi yang sangat besar bagi pembangunan kelautan dan perikanan.  Melihat potensi tersebut, usaha bisnis perikanan di Indonesia menunjukkan masa depan yang sangat baik.  Terutama bila dilihat dari data permintaan ekspor dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sesuai dengan visi Departemen Kelautan dan Perikanan yaitu Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015, dan misi DKP yaitu, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan, serta sasaran strategi DKP, yitu: 1) Memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi; 2) Mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan; 3) Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan; 4) Memperluas akses pasar domestik dan internasional (DKP, 2009), dan kebijakan dirjen Perikanan Budidaya adalah program intensifikasi pembudidayaan ikan atau INBUDKAN. Salah satu program pembangunan perikanan budidaya, yaitu menitikberatkan pada INBUD kerapu selain udang, nila dan rumput laut. maka melalui usaha budidaya laut khususnya komoditas ikan kerapu, diharapkan akan mempercepat upaya pemulihan ekonomi terutama untuk meningkatkan perolehan devisa negara dari hasil eksport.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Struktur Komunitas Fitoplankton Pada Ekosistem Padang Lamun Di Pulau Kapoposang Dan Di Pulau Sarappokeke Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan (IKN-6)

Plankton adalah suatu mikroorganisme yang terpenting dalam ekosistem perairan dan hidupnya melayang dalam air, kemudian dikatakan bahwa plankton merupakan salah satu organisme yang berukuran kecil dimana hidupnya terombang-ambing oleh arus perairan laut (Hutabarat dan Evans, 1988). Sedangkan menurut Nyabakken (1992), plankton adalah kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam laut dan daya renangnya sangat lemah. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan air, hal ini berbeda dengan hewan laut lainnya yang demikian gerakan dan daya renangnya cukup kuat untuk melawan arus laut.

Peranan plankton terhadap kehidupan fauna (ikan dan avertebrata) pada ekosistem lamun sangat penting, yaitu sebagai transport materi, energi dan rantai makanan. Dalam ekosistem padang lamun, rantai makanan tersusun dari tingkatan-tingkatan trofik yang mencakup proses dan pengangkutan detritus organik dari ekosistem lamun ke konsumen yang lain, yang sumber energi utama adalah cahaya matahari yang digunakan organisme autotrof seperti lamun dan fitoplankton sebagai produsen untuk berfotosintesis (Haris Pramana, 2001).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Studi Kebiasaan Makanan Beberapa Jenis Ikan Penting Menurut Indeks Dominan Dan Biomassa Di Padang Lamun Pulau Kapoposang Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan (IKN-5)

Indonesia memiliki wilayah laut yang cukup luas, dengan potensi sumberdaya melimpah, menempatkan sektor perikanan menjadi bidang berprospek cerah untuk dikembangkan secara professional. Pembangunan perikanan termasuk budidaya laut perlu dikembangkan, demikian halnya infrastruktur pendukung serta kualitas sumberdaya manusianya yang senantiasa harus ditingkatkan agar potensi sumberdaya perikanan yang dimaksud dapat dimanfaatkan dengan tepat dan ditunjang oleh kelestarian daya dukungnya. Pembangunan perikanan juga ditujukan untuk terwujudnya industri perikanan mandiri melalui usaha yang mantap dalam pengelolaan, penangkapan, budidaya laut, pengolahan, dan pemasaran sesuai dengan potensi lestari sekaligus inventarisasi sumberdaya alam sebagai keunggulan kompetitif yang komparatif (Haeruman, 2000).

Wilayah pesisir dan laut Sulawesi Selatan terbentang sepanjang 1979,97 km garis pantai dengan luas perairan laut diperkirakan tidak kurang dari 48.000 km2, yang mencakup kawasan laut, yakni selat Makassar, laut Flores, dan teluk Bone serta hamparan pulau-pulau kecil dan kawasan kepulauan Spermonde dan kawasan kepulauan Takabonerate. Sumberdaya yang dikandungnya sangat beragam, seperti sumberdaya hayati (berbagai jenis ikan, crustacea, molusca, karang, lamun, rumput laut, mangrove) dan non hayati (pasir putih, tambang, mineral dan lain-lain) (Haeruman, 2000).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Studi Kelayakan Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan Cempae Kecamatan Soreang Kota Parepare Sulawesi Selatan (IKN-4)

Tujuan pembangunan perikanan menurut pasal 3 UU No.31 tahun 2004 adalah (1) meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidayaan ikan (2) meningkatkan penerimaan dan devisa negara (3) mendorong perluasan dan kesempatan kerja (4) meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein hewani (5) mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya ikan (6) meningkatkan produktifitas mutu, nilai tambah dan daya saing (7) meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan (8) pemanfaatan sumberdaya perikanan secara optimal (9) menjamin kelestarian sumberdaya ikan, lahan pembudidayaan ikan dan tata ruang.

Untuk mencapai tujuan pembangunan perikanan tersebut salah satu hal yang paling penting diperhatikan adalah pembangunan prasarana.  Khusus untuk perikanan tangkap prasarana yang dimaksud adalah “Pelabuhan Perikanan” yang berfungsi sebagai sarana penunjang peningkatan produksi. Mengingat betapa pentingnya pembangunan prasarana pelabuhan maka di dalam undang-undang perikanan dinyatakan bahwa pemerintah berkewajiban membangunnya, dan telah direalisasikan di berbagai tempat di Indonesia.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Variabilitas Hasil Tangkapan Jaring Insang Tetap Hubungannya Dengan Kondisi Oseanografi Di Perairan Kab Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (IKN-3)

Kabupaten Kolaka Utara memiliki luas wilayah daratan sebesar 3.391 km2 dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas ± 5.000 km2, dengan jumlah  penduduk  sebesar 113.317 jiwa. Berdasarkan kondisi iklim, Kabupaten Kolaka Utara mempunyai ketinggian umumnya kurang dari 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah ini beriklim tropis. Suhu udara minimum sekitar10°C dan maksimum 31°C atau rata-rata antara 24°C - 28°C. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan, namun demikian perairan laut seluas ± 5.000 belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan usaha perikanan.

Kabupaten Kolaka Utara memiliki perairan laut yang luas mencapai  ± 5.000 km2. Perairan ini belum dimanfaatkan secara optimal, khususya untuk kegiatan usaha perikanan. Memanfaatkan potensi perikanan tangkap di Kabupaten Kolaka Utara membutuhkan informasi lokasi potensi penangkapan ikan, dimana lokasi potensi penangkapan ikan berkaitan dengan ketersediaan ikan untuk penangkapan.  Alasan utama sebagian spesies ikan berada di suatu perairan disebabkan 3 hal pokok, yaitu: (1) memilih lingkungan hidupnya yang sesuai dengan kondisi tubuhnya; (2) mencari sumber makanan; (3) mencari tempat yang cocok untuk pemijahan dan perkembangbiakan (Nomura dan Yamazaki 1977; Laevastu dan Hayes 1981). Hal pokok tersebut akan menentukan keberhasilan suatu operasi penangkapan.     

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan