Implementasi Model Pembelajaran Kooeratif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan Teknik Quiz untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika Materi Limas dan Prisma Tegak pada siswa kelas VIII-C Sunan Ampel Ringinrejo Kediri (PMT-12)



Beberapa penyebab kurangnya prestasi belajar matematika siswa kelas VIII-C MTs Sunan Ampel adalah 1) Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan karena munculnya rasa bosan dengan model pembelajaran yang monoton yaitu lebih banyak didominasi oleh guru dan siswa pandai saja sedangkan siswa yang kurang pandai cenderung bersifat pasif, 2) Siswa tidak menyukai matematika karena menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dimengerti. Dalam penelitian ini peneliti memilih materi sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan dan volume bangun ruang Limas dan Prisma Tegak dengan  mengunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan teknik Quiz sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe TGT dengan tekhnik Quiz ini diharapkan dapat memotivasi siswa  dan menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan, sehingga prestasi siswa bisa meningkat.
Fokus  penelitian ini adalah: 1). Bagaimana pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan Teknik Quiz yang dapat meningkatkan prestasi siswa kelas VIII-C Sunan Ampel Ringinrejo Kediri pada pelajaran matematika materi limas dan prisma tegak ? 2). Bagaiamana respon siswa kelas VIII-C Sunan Ampel Ringinrejo Kediri terhadap metode pembelajaran kooperatif  tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan Teknik Quiz ?
 Adapun tujuan penelitian dalam hal ini adalah : 1). Untuk mendeskripsikan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan Teknik Quiz yang dapat meningkatkan prestasi siswa kelas VIII-C Sunan Ampel Ringinrejo Kediri pada pelajaran matematika materi limas dan prisma tegak. 2). Untuk mengetahui respon siswa kelas VIII-C Sunan Ampel Ringinrejo Kediri terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan Teknik Quiz.
Penelitian ini mengunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun tekhnik pengumpulan datanya mengunakan tes, dan observasi.  Tes digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa kelas VIII-C MTs Sunan Ampel. Sedangkan metode observasi digunakan untuk menggali data tentang proses pembelajaran matematika, dan respon siswa.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Penyeimbangan Kerja Otak Kanan dan Otak Kiri terhadap Kemampuan Memahami Materi Pengenalan Berhitung Matematika Pada Siswa Kelas A R.a Tarbiyatussibyan Boyolangu (PMT-17)

BAB I

PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang

Era Reformasi yang telah bergulir di Indonesia sejak tahun 1998 berdampak positif bagi perkembangan pendidikan Indonesia. Kesadaran rakyat Indonesia akan pentingnya pendidikan semakin meningkat.  Undang – Undang dasar 1945 pasal 32 ayat 1 mengamanatkan bahwa  “ Tiap - tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”[1]. Pasal tersebut menjadi ujung tombak dalam dinamika perjuangan di bidang pendidikan Indonesia yang siap untuk diperjuangkan demi  meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Pendidikan sudah sewajarnya dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia secara merata dan merupakan kewajiban pemerintah untuk memberikan jaminan dalam mengentaskan pendidikan yang sifatnya  menyeluruh  tanpa terkecuali dan tanpa diskriminasi.

Kebermaknaan pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa pada era reformasi berdampak pula pada pendidikan  anak – anak di bawah usia sekolah dasar, yang pada akhirnya tercapai sebuah  kesadaran untuk melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Laporan hasil analisis Tim Education For All Indonesia tahun 2000, yang berpusat di Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan sekitar 26 juta anak Indonesia usia 0 – 6 tahun, lebih dari 80% belum mendapatkan layanan pendidikan anak usia dini. Khususnya 12 juta anak Indonesia usia 4 – 6 tahun, baru sekitar 2 juta yang sudah mengenyam pendidikan di Taman kanak – Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA).[2] Kondisi yang sangat memprihatinkan mengingat bahwa mereka adalah harapan dan masa depan Bangsa Indonesia.

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa masa anak usia dini merupakan periode kritis dalam perkembangan anak, karena 50% kapasitas otak manusia akan  berkembang pada usia 4 – 6 tahun pertama kehidupannya, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa anak seusia mereka disebut dengan masa golden years. Hasil kajian neurologi menunjukkan pada saat lahir otak bayi membawa potensi sekitar 100 milyar yang pada proses berikutnya sel – sel dalam otak akan berkembang dengan menghasilkan bertriliyun – triliyun sambungan antarneuron. Sehingga sambungan – sambungan tersebut harus diperkuat melalui berbagai rangsangan psikososial untuk mencapai perkembangan yang optimal. Dari hasil penelitian di Baylor College of Medicine menemukan bahwa apabila anak jarang memperoleh rangsangan pendidikan, maka perkembangan otaknya lebih kecil 20 – 30% dari ukuran normal anak seusianya.[3]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Efektivitas Penggunaan Metode Ekspositori dan Model Pembelajaran Individual Berbantuan Modul terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sumbergempol (PMT-11)

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh, dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Model pembelajaran individual berbantuan modul menawarkan solusi terhadap masalah siswa yang beraneka ragam tersebut. Sehingga dengan pengajaran modul tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena modul merupakan unit pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus, memungkinkan siswa belajar mandiri, dan merupakan realisasi perbedaan individual serta perwujudan model pembelajaran individual.
Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimanakah efektivitas metode ekspositori terhadap prestasi belajar siswa? (2) Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran individual berbantuan modul terhadap prestasi belajar siswa? (3) Bagaimanakah perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diajar menggunakan metode ekspositori dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional? (4) Bagaimanakah perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran individual berbantuan modul dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional? (5) Bagaimanakah perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diajar menggunakan metode ekspositori dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran individual berbantuan modul?

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS 1 SMPN 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2006/2007 (PBI-15)

1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang proses pembelajaran di sekolah kita sering merasa kecewa, apalagi jika dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Walaupun kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mampu menyajikan hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, pada kenyataannya mereka betul-betul tidak memahami secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan.

Sejak puluhan tahun yang lalu upaya meningkatkan mutu pendidikan sudah dilaksanakan. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan cara perubahan dan perbaikan metode dalam pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran yang pernah diterapkan seperti metode tata bahasa / terjemahan, metode membaca, metode audiolingual, metode integratif, metode tematik, metode kuantum, metode kunstruktivistik, metode partisipatori dan metode kontekstual.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PENERAPAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT (PTE-1)


Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang tidak terhingga bagi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut telah mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya yang handal dan berkompeten di segala bidang.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor (PBI-17)


Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan, kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang.



Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan maksimal.

Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA OLEH SISWA KELAS I SMPN 1 KECAMATAN SEUNAGAN KABUPATEN NAGAN (PBI-16)


Kemampuan berbahasa dalam KBK mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan berbahasa ini berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa agar benar-benar memenuhi fungsinya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Depdiknas (2003:6-7), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan



1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan;

2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;
3) memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan;
4) menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial;
5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan
6) menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia indonesia (Sic).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PENGGUNAAN MODEL SYNECTIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SD INPRES RAPPOKALLING I MAKASSAR (PBIO-14)


Dalam proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa telah dikatakan belajar apabila ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat mengetahuinya, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah mengajar apabila ia telah membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki.

Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar hendaknya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien untuk para siswanya. Dalam hal ini dapat meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Hubungan Antara Kekuatan Otot Punggung Dan Kekuatan Otot Lengan Dengan Kecepatan Gerak Bantingan Bahu pada Atlet Gulat Kota Semarang (POL-16)

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kekuatan  otot  punggung  dan  kekuatan  otot  lengan  dengan  kecepatan  gerak bantingan  bahu  pada  atlet  gulat  Kota  Semarang  Tahun  2006.Tujuan  dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot punggung dan kekuatan otot lengan dengan kecepatan gerak bantingan bahu pada atlet gulat Kota Semarang Tahun 2006. Penelitian ini adalah penelitian  populasi dengan menggunakan  metode  survey.  Populasinya  adalah  atlet  gulat  Kota  Semarang Tahun 2006 berjumlah 20 orang. Karena jumlahnya terbatas yaitu 20 orang atlet maka semua populasi diambil sebagai sampel.
Metodologi penelitian, populasi menggunakan atlet gulat Kota Semarang, teknik sampling menggunakan teknik random . Metode penelitian menggunakan survey tes. Metode  pengolahan data menggunakan penghitungan-penghitungan statistik  deskriptif  dan  untuk   menguji  hipotesis  sebelumnya  dilakukan  uji persyaratan analisis hipotesis yakni 1) uji normalitas menggunakan statistik non parametrik dengan kolmogorov-Smirnov tes, 2) Uji Homogenitas dalam penelitian ini            dengan menggunakan Chi-Square dan 3) untuk uji linieritas  garis regresi dengan melihat nilai F,4) Uji keberartian model. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan uji regresi sederhana dan regresi ganda. Tetapi karena dalam uji persyaratan  salah satu variabel garis regresinya tidak linier maka diuji dengan menggunakan  uji  lain  yaitu  uji  korelasi  Kendall’s.  Pengolahan  data  dengan komputerisasi dengan sistem SPSS versi 10.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot punggung dengan kecepatan gerak bantingan bahu pada atlet gulat Kota Semarang Tahun 2006. 2) Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan  kecepatan gerak bantingan bahu pada atlet gulat Kota  Semarang  Tahun  2006.  3)  Tidak  ada  hubungan  yang  signifikan  antara kekuatan  otot  punggung  dan  kekuatan  otot  lengan  dengan  kecepatan  gerak bantingan bahu pada atlet gulat Kota Semarang Tahun 2006.
Saran yang penulis ajukan kepada para peneliti yang lain dan kepada pemerhati  olahraga gulat adalah : 1) Bagi peneliti harap diketahui bahwa otot punggung dapat  menunjang  kecepatan gerak bantingan bahu, dan perlu diteliti ulang untuk kekuatan otot lengan. 2) Bagi para atlet dan pengurus gulat ( PGSI ) Kota  Semarang  bahwa  ada  hubungan  antara  kekuatan  otot  punggung  dengan kecepatan gerak bantingan bahu, maka  sebaiknya latihan kekuatan otot punggung dijadikan menu latihan pokok, sedangkan kekuatan otot lengan perlu diteliti lagi

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PENGARUH MODIFIKASI NET YANG DIRENDAHKAN TERHADAP KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA SEKOLAH DASAR (POL-17)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat yang ikut serta dalam setiap kegiatan olahraga bulutangkis yang diselenggarakan, baik dalam bentuk pertandingan tingkat RT hingga tingkat dunia, seperti Thomas dan Uber Cup atau Olimpiade. Olahraga bulutangkis dapat dimainkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBASIS AKTIVITAS DI SMUN I BANJARMASIN (PFIS-7)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang aktual dalam kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan dari sebelumnya.

Untuk dapat menciptakan teknologi baru dan agar tidak terbelakang dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif dalam memecahkan persoalan-persoalan aktual kehidupan, maka peranan fisika sangat penting bahkan dapat dikatakan teknologi takkan ada tanpa fisika. Oleh karena itu penguasaan suatu konsep fisika sangat penting dalam mendukung hal tersebut. 

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PENGAJARAN IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD INPRES PAJJAI MAKASSAR (PBIO-13)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena terkait dengan masalah kuantitas, masalah kualitas, masalah relevansi dan masalah efektivitas. Masalah kuantitas timbulsebagai akibat hubungan antara pertumbuhan sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk.

Masalah kualitas adalah masalah bagaimana meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Masalah kualitas pendidikan merupakan masalah yang cukup serius di dalam rangka kelangsungan hidup brbangsa dan bernegara, dakam konteks hubungan bangsa dengan beradapan dunia. Penanganan masalah aspek kualitas berhubungan erat dengan penanganan aspek kuantitas, oleh karenannya perlu ada keseimbangan antara keduanya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA SD INPRES BERTINGKAT MAMAJANG I MAKASSAR (PBIO-11)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan Nasional, perlu diwujudkan guna peningkatan dan kemajuan sektor pendidikan. Merosotnya kualitas pendidikan banyak mendapat sorotan dari masyarakat, peserta lulusan kependidikan, para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengadakan perbaikan dan penyempurnaan di bidang pendidikan. Sebagai langkah antisipasi, maka pendidikan banyak diarahkan pada penataan proses belajar, penggunaan dan pemilihan media belajar secara tepat. Kesemuanya dimaksudkan untuk pencapaian hasil belajar semaksimal mungkin.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS V PADA SD INPRES RAPPOKALLING 2 MAKASSAR (PBIO-8)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh.

Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Hingga saat ini perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin tinggi dan maju. Kemajuan suatu bangasa diukur dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Efektivitas Metode Pemberian Tugas Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa SLTP Negeri 1 Pangkajene Kab. Pangkep (IPA-1)

BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsep mengenai pendidikan yang dikembangkan saat ini, merupakan rangkaian upaya manusia Indonesia untuk meningkatkan sumber daya yang akhir-akhir ini santer diperbincangkan sehubungan dengan peningkatan sumber daya manusia pembangunan.
Pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran yang diterapkan di seluruh tanah air, sudah tentu tidak terlepas tuntutan zaman dan kebutuhan pendidikan yang cenderung melibatkan seluruh strata sistem kemasyarakatan dalam suatu proses interaksi dan komunikasi yang berimbang sebagai penjabaran operasional fungsi dan strategi bagi dunia pendidikan. Mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Rumusan mengenai sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran senantiasa mengacu pada tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional serta telah ditetepkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia dengan ketetapan MPR Nomor II/ MPR/1993, bidang pendidikan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cita tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan”.
Untuk merealisasikan kerangka dasar pendidikan seperti yang telah dipaparkan di atas, tentunya diperlukan upaya maksimal dari berbagai pihak, dalam melihat tugas dan tanggung jawab pendidikan itu, tanpa harus terikat dengan kondisi formal pendidikan semata.
Kiranya perlu dipahami bahwa indikator keberhasilan suatu proses pendidikan dan pengajaran tentunya tidak hanya terbatas pada sederetan angka-angka prestasi belajar, akan tetapi harus terkait dengan kemampuan seseorang anak didik merefleksikan program belajarnya dalam bentuk aplikasi sikap positif melalui serangkaian aktivitas yang selektif dan efektif. Dalam prestasi yang demikian itu, maka kita dapat memahami bahwa aspek nilai yang ditransfer dalam dunia pendidikan dan pengajaran harus selalu terkait dengan unsur pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diproyeksikan melalui kurikulum dan silabus pengajaran, untuk selanjutnya dioperasionalisasikan melalui kegiatan pengajaran. Diukur dengan menggunakan instrumen test yang tepat.
Kenyataan empiris proses pendidikan dan pengajaran yang dikembangkan berbagai lembaga pendidikan menunjukkan bahwa penerapan pola pendidikan dan pengajaran yang tepat, tampaknya masih kurang mendapat perhatian yang memadai dari tenaga pengajar. Sehingga proses pengajaran cenderung tidak relevan dengan pola pendekatan atau metode pengajaran yang digunakan. Hal ini menyebabkan sisi kualitas pengajaran yang diharapkan kurang terpenuhi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk melihat efektivitas suatu pendekatan dan metode pengajaran proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berhasil guna dan memudahkan bagi siswa dalam memahami   suatu disiplin ilmu atau mata pelajaran diterimanya.
Berdasarkan dari pemikiran di atas, penulis dengan segenap kemampuan untuk mencoba melakukan suatu penelitian sekitar penggunaan metode pemberian tugas dalam pengajaran IPA yang oleh penulis diduga meningkatkan hasil belajar siswa.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan