1. Latar Belakang
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana yang menunjang kegiatan belajar siswa sangat tepat digunakan sebagai satu cara untuk meningkatkan minat baca siswa, terutama para pelajar sebagai masyarakat ilmiah. Minat baca didefinisikan oleh Dirjen Dikdasmen (1996:125) sebagai keinginan kuat yang disertai usaha-usaha seseorang atau masyarakat untuk membaca.
Orang yang mempunyai minat baca besar ditunjukkan oleh kesediaanya atas dasar mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas dasar keinginan sendiri. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan sekaligus kebutuhan. Membaca merupakan suatu proses komunikasi antara penulis dan pembaca. Dalam proses ini terdapat tiga elemen yang harus dipenuhi yaitu penulis (writer), karya tulis (piece of literature) dan pembaca (reader). Dalam proses ini perpustakaan bertindak sebagai perantara antara penulis dan pembaca. Kebiasaan membaca adalah ketrampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan ketrampilan bawaan. Oleh karena itu kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan.
Orang yang mempunyai minat baca besar ditunjukkan oleh kesediaanya atas dasar mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas dasar keinginan sendiri. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan sekaligus kebutuhan. Membaca merupakan suatu proses komunikasi antara penulis dan pembaca. Dalam proses ini terdapat tiga elemen yang harus dipenuhi yaitu penulis (writer), karya tulis (piece of literature) dan pembaca (reader). Dalam proses ini perpustakaan bertindak sebagai perantara antara penulis dan pembaca. Kebiasaan membaca adalah ketrampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan ketrampilan bawaan. Oleh karena itu kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan.
Menurut Dawsen dan Bahan dalam buku M. Rahman (1985:6) menyatakan bahwa fasilitas perpustakaan mempengaruhi minat baca siswa, sehingga agar minat baca siswa dapat meningkat maka sekolah harus menyediakan fasilitas perpustakaan yang memadai. Perpustakaan sekolah dapat dikatakan baik apabila dalam perpustakaan itu sendiri dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang seperti tersedianya bahan-bahan pustaka yang tidak hanya berhubungan dengan pelajaran tetapi berkaitan juga dengan berbagai jenis bacaan yang meningkatkan pengetahuan siswa, tersedianya ruangan khusus yang digunakan sebagai perpustakaan bukan ruangan serbaguna, serta tersedia meja dan kursi untuk membaca di perpustakan.
Dawsen dan Bahan dalam buku M. Rahman (1985:6) menyebutkan selain dipengaruhi oleh tersedianya fasilitas perpustakaan sekolah, minat baca juga dipengaruhi oleh kinerja dari pustakawan. Menurut Poerwodarminto (1988:507), kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan. Kinerja menurut As’ad (2001:48) adalah keberhasilan seseorang pekerja terkait dengan keberhasilan dalam menyelesaikan tugasnya hal tersebut dapat dilihat dari sisi kualitas dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulan bahwa kinerja adalah prestasi atas suatu pekerjaan yang dapat dilihat dari sisi kualitas dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sedangkan pustakawan berdasarkan Keputusan Menpan RI No. 18 Th. 1998 adalah pegawai negeri sipil yang diberi tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi, dan informasi pemerintah atau unit-unit informasi lainnya. Pustakawan perpustakaan sekolah adalah seorang yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan serendah- rendahnya Diploma II (DII) dan bertugas penuh di perpustakaan sekolah.
Fungsi dari pustakawan adalah melayani serta menyediakan informasi sehingga diharapkan pustakawan mampu membaca apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh murid, selain itu juga diharapkan pustakawan memiliki pengetahuan tentang kearsipan. Pustakawan adalah orang-orang yang secara fungsional mempunyai tanggung jawab baik secara langsung atau tidak langsung bagi pelayanan perpustakaan bagaimanapun lengkapnya koleksi dan fasilitas perpustakaan, kalau tidak ditangani oleh personal yang memadai maka kekayaan yang tersedia di perpustakaan kurang mempunyai makna dan arti.
Tinggi rendahnya kinerja pustakawan dapat dilihat dari bagaimana pustakawan memberikan pelayanan terhadap para pengunjung. Pelayanan merupakan kunci sukses dalam penyelenggaraan perpustakaan oleh karena itu, setiap petugas perpustakaan harus memiliki motivasi yang kuat, wawasan yang luas, dan senantiasa berupaya secara aktif untuk meningkatkan pelayanan. Dengan pelayanan yang baik dari pustakawan siswa akan tertarik untuk membaca buku-buku di perpustakaan sehingga minat baca siswa meningkat.
SMK Negeri 2 Blora adalah sebuah sekolah menengah kejuruan di Blora. Sekolah yang memiliki akreditasi B atau baik dari Departemen Pendidikan Nasional tersebut berusaha mencetak lulusan yang siap kerja dan bersaing dalam dunia kerja. Untuk mewujudkan hal tersebut siswa dibekali dengan berbagai keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja saat ini. Di SMK Negeri 2 Blora terdapat empat program keahlian yaitu Sekretaris, Penjualan, Akuntansi, dan Tata Busana.
Sesuai dengan hasil penelitian awal di SMK Negeri 2 Blora, peneliti menemukan bahwa koleksi buku di perpustakaan sekolah cukup lengkap hal ini terlihat dari adanya koleksi buku-buku yang sesuai dengan kurikulum yang terbaru, sedangkan ruang perpustakaan SMK Negeri 2 Blora tertata dengan rapi dan sistematis, dipandang dari segi estetika dan ergonomis juga cukup baik Perpustakaan di SMK Negeri 2 Blora juga dilengkapi dengan ruang baca, ruang tamu, ruang referensi, ruang kerja dan juga tersedianya katalog untuk memudahkan siswa dalam pencarian buku.
Sedangkan kinerja dari pustakawan sekolah SMK Negeri 2 Blora, peneliti menyimpulkan bahwa pustakawan telah berusaha keras untuk memajukan perpustakaan dan menjalankan fungsinya dengan baik hal ini terlihat dari keramahan yang diberikan oleh pustakawan saat memberikan pelayanan serta program kerja yang telah disusun dan akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan dan dalam pelayanannya telah dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku terbukti dengan adanya tiga tenaga kerja yang masing-masing bertugas melayani dibagian sirkulasi, melayani dibagian referensi dan yang satunya melayani dibagian membaca. Dari segi teknis ada dua tenaga kerja yang masing-masing bertugas dalam bidang pengadaan bahan pustaka dan yang satunya bertugas sebagai pengolah atau penyusun. Pustakawan juga membuat tata tertib perpustakaan SMK Negeri 2 Blora yang harus ditaati oleh pemakai perpustakaan tersebut. Pada tahun 2006
Perpustakaan SMK Negeri 2 Blora mendapatkan penghargaan juara 3 sebagai
Perpustakaan yang baik sekotamadya dan pada tahun 2007 mendapatkan juara
1 dengan tema yang sama sekabupaten Blora
Namun demikian ternyata minat baca di SMK Negeri 2 Blora masih rendah hal ini terlihat dari data statistik kunjungan siswa di perpustakaan dalam laporan pertigabulan pada tahun 2007, laporan III ( Oktober, Nopember, Desember) ada 6.281 siswa kelas 1,2, maupun 3 yang berkunjung di perpustakaan , pada laporan I tahun 2008 ( Januari, Februari, Maret) ada
6.054 siswa kelas 1,2, maupun kelas 3 yang berkunjung di perpustakaan, dan pada laporan II tahun 2008 ( April, Mei, Juni) ada 5.585 siswa kelas 1,2, maupun 3 yang berkunjung di perpustakaan. Dari data tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah minat baca dipengaruhi oleh fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan sekolah.
Untuk menelusuri seberapa besar faktor tersebut berpengaruh terhadap minat baca siswa maka penelitian ini perlu dilakukan.
Dari uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN KINERJA PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT BACA SISWA SMK NEGERI 2 BLORA”.
Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar