Pendidikan dapat diartikan sebuah
proses dengan metode tertentu sehingga
seseorang memperoleh pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.Pendidikan bertujuan untuk membantu seseorang dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan akan pengetahuan
akan semakin meningkat. Oleh
karena itu, pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu sasaran
pembangunan yang selalu ditingkatkan terus menerus baik dalam segi kualitas
maupun segi kuantitasnya. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang seiring
dengan arus globalisasi ini, akan selalu di upayakan adanya pembaharuan dan
penyempurnaan di bidang pendidikan. Selain tergantung pada kemampuan guru,
kurikulum, peralatan atau media, metode pengajaran, buku penunjang, sistem
pengajaran pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan, mutu pendidikan juga
tergantung dari minat belajar siswa.
Minat belajar siswa akan sangat berpengaruh terhadap
prestasinya, W.S. Winkel menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah bukti hasil belajar yang dapat dicapai siswa setelah melakukan
proses belajar. Oleh sebab itu dalam
proses belajarnya siswa harus dapat memahami dan menguasai suatu konsep ilmu tersebut untuk memecahkan suatu
permasalahan. Proses belajar matematika juga melatih
siswa untuk berpikir secara ilmiah dalam memecahkan masalah. Masalah yang diberikan
kepada siswa yang biasanya berbentuk tugas, dan sedangkan belajar matematika
itu sangat memerlukan aktifitas mental
yang tinggi.
Dalam sebuah pembelajaran adalah bagaimana suatu
pendekatan mampu diterapkan dengan metode yang tepat, salah satunya dengan
menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Agar para siswa dapat
menyukai pelajaran matematika dan tidak menganggap pelajaran matematika sebagai
momok yang menakutkan. Ketidaksenangan terhadap suatu pelajaran serta minat belajar yang kurang ini berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Disinilah kemudian diperlukan
seorang pendidik atau guru profesional yang mampu melakukan proses belajar
mengajar penuh keseriusan, keyakinan, dengan situasi yang santai dan
menyenangkan, sehingga dapat memperlancar tujuan utama dari kegiatan
pembelajaran.
Gagne dan Bring mengemukakan bahwa
pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan dengan
adanya kemampuan guru yang dimiliki tentang dasar-dasar mengajar yang baik.
“Intruction is the means employed by teacher designer materiallis, curriculum specialist and promote learning.” Oleh
karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai
ketrampilan membelajarkan atau ketrampilan mengajar.
Namun umumnya proses pelaksanaan
belajar mengajar matematika disekolah hanya mentransfer apa yang di punya guru pada siswa dalam wujud pelimpahan.
Bahkan terkesan seperti, materi yang diberikan oleh guru adalah aturan yang
harus dihafal tanpa harus tahu konsep dasar yang membangun sebuah rumus dan
bagaimana pengembangan dari konsep-konsep tersebut yang dapat meningkatkan
kreativitas siswa. Hal ini akan memunculkan pemikiran siswa yang hanya fokus
pada rumus “mana” yang harus
digunakan apabila dihadapkan pada suatu masalah, bukan “bagaimana” solusi dari masalah yang dihadapi. Keadaan seperti ini dapat memberikan dampak buruk bagi siswa, salah
satunya adalah siswa hanya menguasai teori pelajaran tanpa mengetahui manfaat
dan cara mengaplikasikan ilmu atau pelajaran tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Jika sistem pembelajaran seperti ini masih sering berlangsung, ada
beberapa kemungkinan buruk yang akan terjadi, antara lain siswa menjadi kurang
tertarik dan tidak berminat pada pelajaran, kemudian timbul kejenuhan, rasa
bosan, bersikap pasif terhadap pelajaran, dan kemungkinan terburuknya adalah
siswa sudah tidak mau atau enggan untuk pergi ke sekolah.
Proses pembelajaran yang berfokus
pada “mentransfer” apa yang dipunyai guru pada siswa akan mengakibatkan
rendahnya kreativitas siswa, sebab siswa hanya menerima apa yang disampaikan
oleh guru tanpa mengetahui dasar dan pengembangan konsep yang diberikan. Pada
belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar
menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak
menerima pelajaran begitu saja.
Salah satu pembelajaran yang bisa
menjembatani tujuan tersebut adalah dengan metode penemuan terbimbing (guided discovery) dengan pendekatan open ended. Pada metode discovery siswa diharapkan dapat menemukan sesuatu yang
baru berupa konsep, teorema, rumus, pola urutan dan sejenisnya. Apa yang
diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat
mereka rasakan sebagai temuan baru.
Untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa yaitu dengan mendukung
tercapainya pembelajaran yang diorientasikan pada pengembangan pola pikir
kreatif, maka metode guided discovery bisa dikolaborasikan dengan pendekatan
open ended. Tujuan dari pembelajaran open ended menurut Nohda ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis
siswa melalui problem solving secara simultan.
Metode
penemuan terbimbing (guided discovery) dengan pendekatan open
ended di sini bertujuan untuk menutupi
kekurangan yang ada pada kedua metode dengan keunggulan yang dimiliki dari
kedua metode tersebut. Sebab dalam tiap metode pasti memiliki kelemahan dan
keuntungan masing-masing, maka dengan pengkolaborasian ini diharapkan bisa
meningkatkan tujuan pembelajaran yang maksimal. Suatu
pembelajaran menuntut pemanfaatan berbagai metode dan teknik, baik pada tahap
perancangan maupun penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan pada saat
pembelajaran sedang berlangsung.
Berdasarkan pada masalah yang sering
dihadapi siswa pada materi pelajaran matematika, materi tentang bangun ruang sering
menjadi awal dari munculnya masalah bagi mereka. Oleh karena itu perlu adanya
penanganan pembelajaran pada siswa khususnya pada materi ini agar konsep-konsep
yang mereka terima bisa diterapkan dan siswa menjadi lebih kreatif sehingga akan berpengaruh
pula pada prestasi hasil belajar siswa. Cara yang bisa ditempuh adalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya
yakni menggunakan metode guided discovery dengan pendekatan open ended.
Kondisi
yang ada seperti itu juga dialami oleh siswa-siswi di MTs Negeri Tulungagung yang dipilih sebagai tempat penelitian karena pembelajaran dengan pendekatan
ini belum pernah diwujudkan di sekolah tersebut. Prestasi
belajar siswa-siswi pada materi ini masih kurang memuaskan terlihat hanya
beberapa siswa yang berprestasi baik, faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut datang dari
kurangnya dan monotonnya metode yang digunakan guru dalam mengajar. Jenuh,
bosan dan malas mungkin itu yang dirasakan siswa ketika pembelajaran tidak lagi
tampak menarik baginya. Salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu pendidikan serta menambah keaktifan siswa maka penulis
mencoba menerapkan metode pembelajaran guided discovery dengan pendekatan open ended. Selain
itu bagi diri siswa dapat bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas siswa untuk perkembangan belajarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut untuk mengetahui
pengaruh metode ini peneliti dengan realita yang ada mengangkat judul “Pengaruh
Metode Guided Discovery Dengan Pendekatan Open Ended Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii MTsN Tulungagung Pada Materi Bangun Ruang.“
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar