Analisis Kepuasan Peternak Sapi Potong terhadap Pelayanan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan di Desa Timurung Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone (PT-9)



BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Peternakan sebagai salah satu sub sektor dalam sektor pertanian merupakan bagian integral dari keberhasilan sektor pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan sektor peternakan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani peternak, mendorong diversifikasi pangan dan perbaikan kualitas gizi masyarakat serta pengembangan ekspor. Adanya perbaikan tingkat pendapatan dan kesejahteraan rakyat, konsumsi protein hewani diperkirakan akan terus meningkat disamping peluang dan potensi pasar domestik, komoditas peternakan juga mempunyai potensi pasar ekspor (Elly, 2008). Salah satu lembaga yang berperan penting dalam pembangunan peternakan adalah Dinas Peternakan.
Dinas Peternakan bagian pelayanan kesehatan hewan merupakan salah satu instituisi Pemerintah Daerah yang memberikan pelayanan umum kepada peternak yang memiliki orientasi tidak hanya semata-mata mengambil keuntungan atau profit tapi untuk unsur sosial yang dituntut dapat meningkatkan pelayanan. Hal ini dilakukan untuk menigkatkan kualitas layanan agar memuaskan para peternak (Ambarwati, 2004). Kualitas pelayanan kesehatan hewan adalah pelayanan yang menunjukan tingkat kesempurnaan pelayanan terhadap hewan yang sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan, yang juga dapat menimbulkan rasa puas bagi peternak (Oesman, 2006).

Peningkatan pelayanan kesehatan hewan sangat diperlukan untuk meningkatkan produktifitas ternak, menjaga penyebaran penyakit hewan, penyebaran penyakit zoonosis, melindungi masyarakat dari bahaya makanan asal hewan yang berbahaya, memenuhi kepuasan peternak terhadap pelayanan kesehatan hewan, meningkatkan produktifitas ternak, pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan, penyebaran penyakit zoonosis, (Anwar, 2009).
Dinas Peternakan salah satu lembaga pemerintah yang bergerak pada sektor peternakan. Dinas Peternakan di Kabupaten Bone terdapat beberapa bagian-bagian yang memiliki tugas dan fungsi yang tersendiri dalam pembangunan sektor peternakan. Salah satu bagian yang sangat berperan penting dalam pembangunan peternakan di Kabupaten Bone yaitu bagian pelayanan kesehatan hewan. Salah satu tugas dari pelayanan kesehatan hewan yaitu melakukan kegiatan pelayanan kesehatan hewan meliputi kegiatan pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan pemeriksaan secara periodik pada ternak (Dinas Peternakan, 2010).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Keuntungan Pedagang Kerbau Antar Daerah Di Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara (PT-8)

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan yang memiliki corak kebudayaan yang berbeda-beda.  Kebudayaan tersebut merupakan keunikan adat-istiadat yang dijunjung tinggi oleh masing-masing daerah dan sekaligus menjadi identitas dan kebanggaan tersendiri. Hal ini dapat dilihat pada adat budaya masyarakat Tana Toraja yang menggunakan simbol kerbau dalam upacara kematian (Rambu Solo’).  

Upacara kematian (Rambu Solo’) di Tana Toraja sangat berbeda dengan upacara kematian di daerah lain.  Pada upacara kematian (rambu solo’) di Tana Toraja diadakan dengan sangat meriah, mewah dan dilakukan pemotongan kerbau secara besar-besaran.  Pemotongan kerbau secara besar-besaran ini mereka meyakini bahwa kerbau inilah yang membawa roh si mati menuju nirwana alam baka.     

 Patty (2006) bahwa keseharian masyarakat Tana Toraja tidak bisa dipisahkan dari kerbau ini berlangsung hingga sekarang bahkan sebelum ada uang dijadikan sebagai alat transaksi modern hewan bertanduk ini bisa ditukar dengan benda yang lain.  Selain memiliki nilai ekonomi yang  tinggi juga melambangkan kesejahteraan sekaligus menandakan tingkat kekayaan dan status sosial pemiliknya di mata masyarakat.  Dan juga kerbau dianggap suci sebagai hewan kurban dalam upacara kematian.  

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Keuntungan Usaha Sapi Potong Sistem Intensif di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo (PT-7)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pengembangan usaha sub sektor peternakan merupakan salah satu bagian yang terintegral dengan pembangunan  sektor pertanian dalam upaya pengembangan dan peningkatan ekonomi  bangsa dan negara. Pengembangan usaha sub sektor  peternakan sebagai salah satu upaya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat  akan kebutuhan protein  hewani.

Daging merupakan salah satu sumber protein hewani yang bersumber dari hewan ternak. Daging dapat dihasilkan dari berbagai komoditas peternakan seperti ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas. Ternak besar seperti sapi merupakan salah satu jenis ternak yang memilki peranan penting sebagai penghasil daging dengan kualitas dan kuantitas cukup baik. Jenis atau bangsa sapi yang terdapat di Indonesia sebagai penghasil daging adalah sapi potong seperti bangsa  sapi Bali, sapi Madura, sapi Peranakan Ongole (PO), dan sapi Brahman Cross.

Pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat berkaitan erat dengan suplai daging dalam negeri. Saat ini, permintaan daging dalam negeri masih belum diimbangi oleh suplai yang memadai. Menurut Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (APFINDO), pada tahun 2009 kebutuhan daging nasional sebesar 399.535 ton. Dari kebutuhan tersebut, sebanyak 66,2 % dipenuhi dari pemotongan sapi-sapi lokal, selebihnya dipenuhi dari impor daging, jeroan, dan sapi bakalan. Total impor daging tahun 2009 mencapai 75.000 ton dan naik menjadi 120.000 ton pada tahun 2010. Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sekitar 237 juta jiwa. Jumlah ini dari tahun ke tahun cenderung bertambah. Kondisi ini tentu saja menjadikan kebutuhan protein hewani juga bertambah.  Dengan  demikian,  usaha  penggemukan  sapi  potong  sebagai  salah satu pemasok protein hewani memiliki prospek yang cerah (Yulianto dan Saparinto, 2011).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pengaruh Modal, Hari Orang Kerja (Hok), Luas Lahan, Pelatihan, Dan Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Padi Di Kabupaten Takalar (PRT-36)

Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar masyarakatnya hidup dari bercocok tanam. Oleh karena itu, pembangunan sektor pertanian merupakan sektor penggerak perkembangan ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini sektor pertanian masih merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dalam proses pertumbuhannya dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat.
Hal ini ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian serta produk nasional yang berasal dari pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional (Mubyarto 1986)
Beberapa fakta menunjukkan bahwa program pembangunan yang telah dilakukan pemerintah khusunya kebijakan dalam bidang pertanian selama ini tidak secara langsung mampu meningkatkan keberdayaan petani. Hal tersebut dapat dilihat dengan munculnya berbagai permasalahan yang dihadapi petani, yang menyebabkan petani tidak memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari kegiatan usaha tani yang dilakukannya.
Menurut Siagan (2002) bebrepa permasalahan tersebut diantaranya adalah berkaitan dengan 1) kualitas sumber daya manusia disektor pertanian jauh lebih rendah dibandingkan dengan sektor sektor ekonomi lainnya. 2) terbatasnya modal kegiatan usaha menyebabkan petani tidak mempunyai cukup modal untuk melakuakn investasi. 3) pemilikan lahan yang sempit yang tidak memungkinkan terciptanya skala usaha yang ekonomis dengan penggunaan teknologi yang efisien. 4) petani belum memperoleh pendapatan sesuai dengan jerih payahnya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) (KE-41)

Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang go public sangat penting sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan, terlebih perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan luas, oleh karena itu operasi perusahaan yang efisien akan sangat mempengaruhi apresiasi masyarakat pada perusahaan publik.

Secara umum nilai perusahaan digambarkan dengan adanya perkembangan harga saham perusahaan di pasar modal. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, kinerja perusahaan secara keseluruhan khususnya prospek perusahaan di masa depan serta laba yang dihasilkan. Selain itu, deviden yang dibagikan kepada pemegang saham, suku bunga bank, serta tingkat perubahan harga dianggap cukup berpengaruh. Seluruh faktor fundamental tersebut dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya.

Saham adalah salah satu aset yang diperdagangkan oleh perusahaan dalam pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu fasilitas untuk menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan, dan semakin tingginya volume perdagangan saham, akan dapat mendorong perkembangan pasar modal di Indonesia. Seiring dengan perkembangan tersebut, maka kebutuhan akan informasi dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga meningkat.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pengaruh Anggaran Biaya Operasional Dan Anggaran Pendapatan Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Return On Asset (Roa) Pada Pt Pln (Persero) Pusat (KE-40)

Setiap perusahaan berupaya seoptimal mungkin mencapai tujuan yang telah mereka rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam kegiatan perusahaan, semua bagian seperti pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan akan menjadi satu kesatuan kerja yang harus saling mendukung dalam proses pencapai tujuan.
Perusahaan akan merencanakan dan mengendalikan hal-hal apa saja yang dianggap penting dalam proses pencapai tujuan. Salah satu elemen penting perencanaan dan pengendalian perusahaan adalah anggaran. Anggaran oleh banyak perusahaan diyakini dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Anggaran merupakan suatu rencana terperinci untuk di masa yang akan datang dan dinyatakan dalam ukuran kuantitatif. Kegiatan bidang ini sangat erat hubunganya, baik dalam tahap penyusunan hingga tahap pelaksanaan dan realisasi anggaran.
Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang. 
Secara garis besar anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan. Sehingga dalam proses penyusunan dibutuhkan data dan informasi, baik yang bersifat terkendali maupun yang bersifat tak terkendali untuk dijadikan bahan taksiran. Hal ini disebabkan karena data dan informasi tersebut akan berpengaruh terhadap keakuratan taksiran dalam proses perencanaan anggaran.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Penerimaan Sub Sektor Peternakan Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten, Sulawesi Selatan (PT-6)

Kegiatan investasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembangunan karena investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Investasi merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi sebab investasi dapat menciptakan pendapatan dan dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Investasi diharapkan berdampak pada pembangunan nasional maupun wilayah, penyerapan tenaga kerja yang bisa diserap pada sektor pertanian maupun peternakan. Oleh karena itu, pengambil kebijakan di daerah harus mampu memilih sektor-sektor yang dapat dijadikan unggulan bagi daerahnya sehingga berdampak positif bagi pembangunan wilayah.
            Berkaitan dengan investasi, maka diera otonomi daerah ini setiap wilayah harus mampu mengembangkan berbagai sektor yang potensial untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Kabupaten Pangkep mengusahakan sumber - sumber pendapatan dari berbagai sektor yang menjadi unggulan terutama dalam peningkatan PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto).
            Di Kabupaten Pangkep pembangunan ekonomi regional sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategi Pembangunan Propinsi dituntut untuk melakukan reorientasi pembangunan dengan mengutamakan kekuatan inti (core business) perekonomian yang mempunyai prospek dalam skala regional maupun nasional. Core business Pangkep adalah bidang agribisnis dengan penetapan kawasan-kawasan yang berbasis agribisnis. Upaya untuk mewujudkan pembangunan agribisnis di Pangkep, yaitu dengan menetapkan fokus komoditas yang akan dikembangkan dengan menetapkan komoditas unggulan serta kawasan sentra produksinya berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif yang dimiliki oleh setiap komoditas.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan