Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ghozali adalah salah satu
sekolah swasta yang terletak di Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung,
tepatnya di Desa Panjerejo. MI ini memiliki jumlah siswa yang relatif banyak,
sehingga secara otomatis akan menghasilkan output yang banyak pula. Di era
pendidikan yang sudah maju seperti sekarang, tentunya kualitas output sebuah
sekolah akan sangat menentukan dalam
persaingan di segala sektor kehidupan di masa mendatang. Hal ini didasari dengan
kondisi penyelenggaraan pendidikan yang sudah hampir merata kualitasnya, baik
antara sekolah-sekolah yang berada di kota maupun di desa atau bahkan antara
sekolah negeri dan swasta. Kesemuanya menunjukkan perkembangan yang bisa
dikatakan sangat tipis perbedaannya.
Kondisi yang
demikian mengharuskan sekolah harus mampu mencetak out put yang benar-benar
mampu bersaing dengan output dari sekolah lain. Begitupun juga hal ini berlaku
bagi MI Al Ghozali, dengan mampu mencetak output siswa yang berkualitas dan
mampu bersaing dengan siswa-siswa dari sekolah lain, maka secara tidak langsung
bisa dikatakan MI ini telah berhasil menjalankan manajemen pembelajaran
pendidikan dengan baik.
Namun pada kenyataannya dalam kondisi tertentu seringkali
siswa MI Al Ghozali memiliki motivasi belajar
yang rendah. Hal ini ditunjukkan dalam proses belajar mengajar, siswa
seringkali kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru dengan lebih
memilih bermain atau berbicara sendiri sesama siswa, atau bahkan siswa juga
bermalas-malasan dengan tidur-tiduran ketika guru menyampaikan pelajaran.
Dengan demikian ruang kelas akan sepi dan mati.
Dengan kondisi tersebut, secara tidak langsung tentunya
akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran.
Materi pelajaran yang tidak terserap dengan baik akan membuat prestasi belajar
siswa dengan sendirinya akan mengalami kemunduran. Jika hal demikian tetap
dibiarkan, bukan tidak mungkin kualitas output sebuah sekolah juga akan
mengalami penurunan pula. Oleh
karenanya, jika berkaca pada fenomena persaingan pendidikan yang semakin ketat
sebagaimana disebutkan sebelumnya, maka permasalahan motivasi belajar yang
rendah tersebut harus segera diantisipasi dan ditanggulangi.
Pihak sekolah menyadari bahwa kualitas pembelajaran pada
MI ini masihlah kurang dan oleh karenanya sangat perlu adanya upaya peningkatan
kualitas pembelajaran, yang mungkin menjadi salah satu penyebab kurangnya
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada dasarnya,ada beberapa hal yang menyebabkan motivasi belajar siswa
rendah atau mengalami penurunan, salah satu diantaranya yaitu, presentasi guru
pada saat proses belajar mengajar yang membosankan.
Kita ketahui bersama bahwa pembelajaran tidak terlepas
dari proses penyajian materi. Tutor atau guru harus dapat menyajikan materi
yang baik. Menarik, jelas dan melingkupi seluruh materi menjadikan suatu presentasi
diterima dengan baik. Jika hal itu bertolak belakang, peserta didik akan cepat
bosan dan menurunkan motivasinya untuk belajar. Contohnya, presentasi disajikan
dengan huruf yang terlampau kecil sehingga sulit untuk dibaca, warna yang
ditampilkan tidak menunjukan gradasi yang jelas, atau penyaji hanya menggunakan
metode ceramah saja, dan lain-lain.[1]
Masalah lain dalam penyampaian materi pelajaran adalah
minimnya media pembelajaran yang tepat digunakan dan efektif untuk dapat
mencerna makna materi yang disampaikan. Pada materi pelajaran seperti Bahasa
Inggris yang merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang menarik dan
membosankan bagi siswa, sehingga pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat penting. Untuk itulah
kreatifitas guru mata pelajaran Bahasa Inggris dalam menggunakan media
pembelajaran yang tepat dan sesuai menjadi sangat penting untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, sehingga makna dari materi pelajaran ini dapat dengan
mudah dicerna oleh siswa.
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidak
jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu
guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabsahan bahan
dapat di kongkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, peserta didik
lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa menggunakan media .[2]
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar
juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman,menyajikan materi atau
data dengan menarik,memudahkan menafsirkan data,dan memadatkan informasi .[3]
Materi pelajaran yang disajikan dengan metode ceramah yang monoton menjadikan siswa lebih jenuh dan malas
mendengar apa yang disampaikan guru. Selain itu penyampaian materi yang
demikian ini akan lebih banyak mengharuskan siswa untuk menghafal sebuah
pelajaran. Hal ini tentu akan menjadikan siswa mengalami kesulitan untuk lebih
mendalami makna atau substansi dari pelajaran yang disampaikan.
Sementara dengan metode pembelajaran yang lebih
menempatkan guru sebagai “pusat” pembelajaran juga akan mengakibatkan keaktifan
daya kognitif, afektif dan psikomotorik siswa menjadi berkurang. Oleh karenanya,
penerapan metode pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan tidak membosankan
penting kiranya untuk diterapkan.
Permasalahan penyampaian pembelajaran yang membosankan
ini, pada MI Al Ghozali salah satunya terjadi pada penyampaian materi mata pelajaran
Bahasa Inggris, banyak siswa menganggap bahwa pada mata pelajaran ini sangat
sulit untuk dipahami karena perbedaan pengucapan dan tulisan. Kondisi ini
diperparah dengan penyampaian materi yang monoton, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris.
Melihat kondisi realita yang ada, ketika peneliti
mengadakan observasi di sekolah yang dijadikan objek penelitian yaitu MI Al
Ghozali, dalam mengikuti pembelajaran, khususnya pelajaran Bahasa Inggris kelas III perlu adanya perhatian. Pada waktu
pelajaran berlangsung banyak peserta didik yang tidur-tiduran, ramai, bahkan
ada yang tidak peduli dengan apa yang disampaikan gurunya. Itu semua karena
metode atau strategi yang digunakan oleh guru masih tradisional dan monoton.
Metode tersebut disampaikan secara terus menerus setiap pembelajaran Bahasa
Inggris sehingga mengakibatkan motivasi peserta didik rendah, jenuh dan kurang
antusias dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris, seakan akan peserta didik
tidak diikut sertakan dalam proses belajar mengajar serta kurangnya motivasi
yang diberikan guru kepada peserta dididk sehingga prestasi yang diperoleh
siswa kelas III dalam pembelajaran Bahasa Inggris cenderung rendah.
Untuk menimbulkan motivasi agar anak berbuat sesuatu
dalam mencapai tujuan belajarnya, maka diperlukan adanya peningkatan aktivitas
belajar anak, maka perlu adanya motivasi-motivasi guru yang dapat menjadikan
peserta didik menjadi semangat dalam belajar. Harus ada media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan maka penulis tawarkan dengan menerapkan media
Pictorial Puzzle dalam kegiatan pembelajaran.
Pictorial Puzzle merupakan salah satu permainan
yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang baik dan menyenangkan
tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung bahkan dapat melibatkan
partisipasi siswa secara aktif sejak awal.
Penyampaian materi Bahasa Inggris dengan media Pictorial
Puzzle ini mengajak siswa untuk ikut berperan aktif dalam melaksanakan
pembelajaran, karena di dalam Media Pictorial Puzzle terdapat teknik
yang dapat menciptakan suasana belajar
menjadi efektif, efisien dan menyenangkan.
Media ini sangat tepat jika
diterapkan pada pembelajaran Bahasa Inggris, karena dalam media ini mengajak seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam
proses pembelajaran. Mereka akan lebih memehami substansi yang disajikan
pendidik, karena media yang digunakan menarik, sehingga suasana pembelajaran
menjadi efektif, efisien, menyenangkan dan membentuk tanggung jawab dalam
setiap siswa dalam pembelajaran.
Dengan menggunakan media ini, maka siswa akan memiliki pengalaman baru dalam
belajar, berbeda dengan sebelumnya yang hanya dilakukan melalui metode ceramah.
Penerapan media pembelajaran, akan menjadikan proses pembelajaran lebih menyenangkan, sehingga menjadikan siswa tidak merasa jenuh dengan
pembelajaran tersebut. Secara tidak langsung kondisi tersebut akan membuat
motivasi belajar siswa menjadi lebih meningkat.
[2] Saiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hal. 120
Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar