The Effect Of Using “Multi Media” Vcd As Media For Teaching Vocabulary To Kindergarten Students (PBING-10)

CHAPTER I INTRODUCTION

1.1 Background of the Study

It is very important to master English as an international language. To gain a good result of English learning, people should take a good and effective ways because learning English as a foreign language is a complex task. Learning English as a foreign language is a difficult thing to do for most of the Indonesian students. It also takes a lot of time since English as a foreign language for them.


The same condition also happens to very young learners who are the beginners in learning English. Vanessa Reilly & Sheila M. Ward ( 2003: 3 ) states that very young learners refer to children who have not yet started compulsory schooling and have not yet started to read. It means that it is really a new thing for them in learning English. It also means that the teacher needs more effort to teach them English. As young learners who enjoy having fun, and enjoy things with happy feeling, the students need more relaxing learning atmosphere, so they could join the English classes comfortably, and with high enthusiasm. It becomes the teacher’s tasks to make the situation comes true. The teacher needs some things to be involved in the English classes.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Permintaan Kedelai Indonesia (PRT-8)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Dari hasil studi yang dilakukan oleh FAO memberikan gambaran bahwa laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang yang membawa dampak kepada peningkatan kemakmuran akan terus berlanjut paling tidak sampai tahun 2000.  Konsekuensinya ialah makin bertambah-cepatnya permintaan pangan serta perubahan bentuk dan kualitas pangan dari penghasil energi kepada produk-produk penghasil protein nabati maupun hewani seperti susu, telur, tempe dan daging (BULOG, 1992). 

Kedelai merupakan sumber protein nabati yang tinggi serta sumber lemak, vitamin dan mineral yang sering dikonsumsi masyarakat dalam negeri. Tanaman kedelai telah lama diusahakan di Indonesia. Dipulau Jawa dan Bali sudah ditanami sejak tahun 1970. Sebagai bahan makanan kedelai bernilai gizi tinggi dari tanaman kacang-kacangan lainnya.
 Dewasa ini kebutuhan kedelai semakin meningkat tiap tahunnya. Di akhir Pelita I yaitu tahun 1973, Indonesia mengekspor sekitar 26 ribu ton kedelai. Namun tahun tahun berikutnya, produksi yang dicapai tidak mampu mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat. Peningkatan jumlah penduduk dan konsumsi kedelai baik masyarakat maupun industri menuntut pemenuhan permintaan kedelai sedangkan produksi kedelai dalam negeri semakin menurun dan belum mampu memenuhi permintaan kedelai sehingga dibutuhkan kedelai impor untuk menutup permintaan kedelai dalam negeri.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Margin Pemasaran dan Nilai Tambah Penyulingan Nilam di Kecamatan ... Kabupaten ... (PRT-7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Sektor pertanian di negara-negara sedang berkembang mempunyai potensi untuk menghasilkan empat tipe kotribusi pertanian. Kontribusi pertanian yang pertama adalah kontribusi produksi, dimana perkembangan sektor non pertanian sangat tergantung pada sektor pertanian terutama dalam penyediaan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk sektor industri. Kontribusi yang kedua yaitu kontribusi pasar, hal ini dikarenakan sektor pertanian menghasilkan produk-produk yang berupa komoditi dan menjualkan untuk membeli komoditi di sektor non pertanian. Kontribusi yang ketiga yaitu kontribusi faktor produksi, peran sektor pertanian biasa dilihat dari pembentukan modal oleh sektor industri yang berasal dari sektor pertanian. Kontribusi yang keempat yaitu kontribusi dalam menciptakan devisa negara, karena sektor pertanian menghasilkan komoditi yang dapat diekspor dan dapat menghasilkan devisa bagi negara (Soekartawi, 1995).

Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan yang patut dipertimbangkan dalam pembangunan nasional. Keunggulan tersebut antara lain melihat tingginya nilai tambah agroindustri. Dengan kontribusi tersebut dalam perekonomian nasional maka sektor agrobisnis semakin dipacu mengenai pengembangan teknologi yang ada.
 
Pengembangan teknologi tersebut karena masih ada masalah yang dihadapi oleh agroindustri yaitu antara lain: penyediaan bahan baku yang teratur dalam bentuk kuantitas maupun kualitas yang memadai, serta harga yang bersaing menjadi persoalan yang sulit bagi agroindustri. Apalagi bahan baku tersebut harus dibeli dipasar bebas dari petani kecil yang lokasinya terpencar-pencar. Kedua pemasaran sering menjadi persoalan karena produk yang dihasilkan mempunyai pesaing dan karena kurangnya informasi pasar.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisi Marjin Pemasaran Gabah di Kabupaten …(PRT-2)

BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1.            Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang kaya dengan berbagai macam hasil bumi. Iklim di Indoesia memungkinkan tumbuhnya beraneka macam tanaman budidaya. Saat ini, Indonesia masih merupakan negara agraris yaitu sektor pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini didukung oleh orientasi pembangunan pertanian yang berorientasi pada ketahanan pangan. Pembangunan pertanian juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, memperluas lapangan kerja, meningkatkan devisa negara melalui ekspor produk pertanian.
Peningkatan produksi tanaman pangan, padi dan palawija tetap mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian karena peran komoditi ini sebagai sumber utama karbohidrat bagi sebagian besar penduduk. Sejalan dengan upaya peningkatan produksi juga dikaitkan dengan peningkatan dan pendapatan petani kecil yang merupakan produsen utama tanaman pangan.
Peningkatan hasil atau produk pertanian akan bermanfaat bila disertai dengan sistem pemasaran yang menunjang. Dewasa ini, perhatian pemerintah tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah produksi  gabah atau beras saja tapi juga pada harga jualnya, ini bisa dilihat adanya kebijaksanaan pemerintah yang menyangkut harga dasar dan harga atap gabah.

Padi yang diusahatanikan di daerah Bojonegoro adalah jenis padi yang ditanam pada musim hujan dimana mulai ditanam sekitar bulan Januari sampai April tergantung curah hujan. Ini dikarenakan kebanyakan lahan petani di daerah Bojonegoro merupakan lahan tadah hujan. Lahan rakyat yang diusahakan sebagai pertanian keluarga dan ditanami berbagai komoditan pertanian terutama padi/gabah sangat besar perananya bagi kehidupan di Desa Mojorejo Kecamatan Kedung Adem Kabupaten Bojonegoro.

Selama ini petani gabah hanya bisa melakukan peningkatan produksi oleh sebab itu sistem pemasaran yang dapat menampung produksi dengan tingkat harga yang layak mutlak diperlukan. Pemasaran boleh dikatakan merupakan ujung tombak dari suatu usaha produksi atau merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan petani. Usaha peningkatan produksi yang tidak disertai sestem pemasaran yang baik akan menyebabkan sulitnya laju produk saat panen dan hal ini akan menurunkan minat petani utuk berproduksi.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Upaya Menentukan Ukuran Bisnis Antara Pabrik Gula Dan Petani Melalui Perhitungan Rendemen Dengan Metode Faktor Rendemen, Faktor Overall Recovery Dan Faktor Kristal (PRT-1)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal sekitar 350 ribu ha pada periode 2000-2005, industri gula berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu petani dengan jumlah tenaga kerja langsung yang terlibat mencapai sekitar 1,3 juta orang. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang relatif murah. Oleh karena itu, maka dinamika harga gula dalam industri gula nasional akan berpengaruh langsung terhadap laju inflasi, kesempatan kerja dalam distribusi pendapatan serta alokasi sumber daya lahan yang makin kompetitif. Sejarah pernah menunjukkan bahwa Indonesia mengalami era kejayaan industri gula pada tahun 1930-an, produktivitas habluh 14,8 ton/ha dan rendemen mencapai 11% - 13,8%. Dengan produksi puncak mencapai sekitar 3 juta ton, ekspor gula pernah mencapai sekitar 2,4 juta ton. Kini, Indonesia merupakan salah satu importir gula terbesar di dunia dengan volume impor rata-rata sekitar 1,5 juta ton pada dekade terakhir, (Susila dan Supriono, 2006).

Program akselerasi peningkatan produktivitas gula nasional tahun 2002-2007, diharapkan produksi gula ditargetkan meningkat rata-rata 9,6% per tahun sehingga pada tahun 2007, Indonesia bisa menghasilkan 3,0 juta ton gula (Rini S., 2006).
Penurunan produksi berjalan sejak diberlakukannya Inpres no. 9 tahun 1975 dan diperparah dengan deregulasi bidang pertanian berupa UU no. 5 tahun 1992 serta Demonopoli BULOG pada tahun 1998, perlu dicegah dengan meningkatkan keunggulan daya saing industri gula (Anonim, 2004).

Produksi gula nasional, luas areal produktivitas lahan, inefisiensi on-farm dan off-farm, pergeseran areal ke lahan marginal, kebijakan pergulaan nasional dan perdagangan pasar inernasional yang sangat distorsif merupakan kemelut permasalahan industri gula di Indonesia. Berbagai alternatif solusi bersifat komprehensif dan menyeluruh yang dapat melindungi semua pihak, terasa masih jauh dari harapan padahal era liberalisasi perdagangan sungguh tidak mungkin ditolak. Kalangan fabrikan dan petani tebu bukannya tidak menyadari kalau kunci utama penyelesaian kemelut itu adalah peningkatkan produktivitas, harga pokok produksi (HPP) rendah tanpa batas. Persoalannya, mengapa produktivitas yang berdaya saing tidak kunjung terjawab, lamban, cenderung jalan di tempat? (Adig Suwandi, 2003).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan