Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Metode Latihan Terbimbing Dengan Media Teks Lagu Siswa Kelas X-7 SMA NEGERI 1 PEMALANG (PBI-6)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat yang sangat vital bagi manusia dalam berkomunikasi. Manusia berkomunikasi agar dapat saling belajar, berbagi pengalaman, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektualnya. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi ada dua macam yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis tersebut muncul dalam segala aktivitas seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan, politik, dan sebagainya.


Pengajaran keterampilan bahasa dan sastra Indonesia mencakupi keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut selalu berkait satu dengan yang lain. Di antara keterampilan tersebut keterampilan mendengarkan dan keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif.

Suyatno (2004:6) menyatakan bahwa posisi bahasa Indonesia berada dalam dua tugas. Tugas pertama adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar. Tugas kedua adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Sebagai bahasa negara berarti bahasa Indonesia harus digunakan sesuai
dengan kaidah, tertib, cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai
harus lengkap dan baku. Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian. Dengan demikian pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak hanya mempelajari bahasa yang resmi, bahasa yang sesuai dengan tata bahasa dan kaidah-kaidah penggunaannya saja tetapi juga mempelajari bahasa dalam bentuk yang tidak resmi seperti dalam bahasa sastra.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Male Feminis Dan Kontra Male Feminis Dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (PBI-5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra diciptakan pengarang untuk dinikmati, dipahami, dihanyati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya. Pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat dan lingkungannya, ia tak bisa begitu saja melepaskan diri dari masyarakat lingkungannya.


Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang mengangkat persoalan perempuan dan menceritakan perjalanan hidup seorang perempuan (Srintil) dalam menggapai kehidupan yang diinginkannya. Selanjutnya, tokoh perempuan itu juga bertemu dengan banyak tokoh laki-laki yang mempunyai karakter yang berbeda-beda, karakter yang mendukung tokoh perempuan dan karakter yang menghambat kebahagiaan tokoh wanita..

Karya sastra, seperti diakui banyak orang, merupakan suatu bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara yang khas dan menolak segala sesuatu yang serba “rutinitas” dengan memberikan kebebasan kepada pengarang untuk menuangkan kreativitas imajinasinya. Hal ini menyebabkan karya sastra menjadi lain, tidak lazim, namun juga kompleks sehingga memiliki berbagai kemungkinan penafsiran dan sekaligus menyebabkan pembaca menjadi “terbata-bata” untuk
berkomunikasi dengannya. Berawal dari inilah kemudian muncul berbagai teori untuk mengkaji karya sastra, termasuk karya sastra novel.
Novel merupakan sebuah “struktur organisme” yang kompleks, unik, dan mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Hal inilah, antara lain, yang menyebabkan sulitnya pembaca menafsirkan sebuah novel, dan untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu upaya untuk menjelaskannya disertai bukti-bukti hasil kerja kajian yang dihasilkan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

REFERENSI DALAM WACANA TULIS BERBAHASA INDONESIA DI SURAT KABAR (PBI-4)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa. Dengan demikian fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca)


Secara garis besar, sarana komunikasi verbal dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis. Dengan begitu, wacana atau tuturan pun dibagi menjadi dua macam: wacana lisan dan wacana tulis. Kridalaksana (1978:23) berpendapat bahwa dalam konteks tata bahasa, wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Dari pendapat tersebut berarti bahwa apa yang disebut wacana mencakup kalimat, gugus kalimat, alinea atau paragraf, penggalan wacana (pasal, subbab, bab, atau episode), dan wacana utuh. Hal ini berarti juga bahwa kalimat merupakan satuan gramatikal terkecil
dalam wacana dan dengan demikian kalimat juga merupakan basis pokok pembentukan wacana.

Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam hierarki kebahasaan. Sebagai tataran terbesar dalam hierarki kebahasaan, wacana tidak merupakan susunan kalimat secara acak, tetapi merupakan satuan bahasa, baik lisan maupun tertulis. Untuk wacana yang disampaikan secara tertulis, penyampaian isi atau informasi disampaikan secara tertulis. Ini dimaksudkan agar tulisan tesebut dapat dipahami dan diinterpretasikan oleh pembaca. Hubungan antarkalimat dalam sebuah wacana tulis tersusun berkesinambungan dan membentuk suatu kepaduan. Oleh karena itu, kepaduan makna dan kerapian bentuk pada wacana tulis merupakan salah satu faktor yang penting dalam rangka meningkatkan tingkat keterbacaan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA KOMIK DI MAJALAH ANNIDA (PBI-3)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya (penyimak), sedangkan dalam media tulis, tuturan disampaikan oleh penulis (penutur) kepada mitra tuturnya, yaitu pembaca.

. Sementara, untuk tuturan melalui media penutur dapat mengekspresikan tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media massa yang dapat dimanfaatkan untuk tuturan lisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Sedangkan, untuk media cetak seperti majalah, tabloid, dan surat kabar merupakan sarana cetak yang dapat dimanfaatkan oleh penulis (penutur) untuk disampaikan kepada pembaca (mitra tutur) dengan tujuan agar apa yang disampaikannya melalui media tulis mendapatkan respon dari para pembacanya (mitra tutur).

Media tulis yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik dikalangan remaja maupun dewasa salah satunya yaitu majalah. Ketertarikan masyarakat terhadap majalah dikarenakan penyajian serta pengemasan yang dibuat semenarik mungkin oleh penerbit, dengan maksud agar pembaca tertarik untuk membeli atau
membaca majalahnya tersebut. Selain itu, majalah juga banyak jenisnya, antara

lain majalah tentang seputar keagamaan, seputar kehidupan atau gaya hidup remaja dan lain-lain. Majalah yang mengkaji tentang seputar agama khususnya agama Islam salah satunya majalah Annida. Majalah Annida merupakan majalah yang berisi informasi berupa hiburan maupun pendidikan. Bagian hiburan yang terdapat dalam majalah Annida diantaranya cerpen (cerita pendek) dan komik, sedangkan bagian pendidikan berisikan pengetahuan baik cerita atau kisah-kisah maupun fenomena-fenomena yang terjadi dikehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Akan tetapi, penelitian ini hanya mengakaji satu objek penelitian, yaitu komik yang terdapat pada bagian hiburan dalam majalah Annida.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO (PBI-2)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam pembangunan. Tidak hanya kaum laki-laki saja yang berperan aktif, perempuan dituntut untuk beperan aktif juga dalam mengisi pembangunan. Mereka harus lebih mempunyai suatu sikap yang mandiri, disamping kebebasan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Perempuan banyak yang memiliki peran ganda selain sebagai ibu rumah tangga, mereka juga berperan sebagai wanita yang bekerja atau lebih dikenal dengan sebutan wanita karier. Oleh karena itu wanita belum bisa berperan secara utuh di masyarakat. Di satu sisi perempuan ingin berperan secara penuh baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, namun di sisi lain perempuan tidak boleh melupakan kodratnya sebagai seorang wanita..

Menghadapi permasalahan di atas diperlukan adanya strategi yang tepat yang mampu mendukung wanita dalam beperan aktif baik di lingkungan keluarga maupun di luar sebagai wanita karier tanpa mendapat pandangan negatif dari masyarakat. Strategi tersebut adalah dengan gerakan emansipasi wanita. Namun pada umumnya masyarakat berprasangka bahwa gerakan emansipasi wanita adalah gerakan pemberontakan terhadap kaum laki-laki, upaya melawan nilai-nilai atau norma-norma sosial yang ada, misalnya lembaga/institusi rumah tangga, perkawinan maupun usaha pemberontakan untuk mengingkari apa yang disebut kodrat.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Membangun Sistem Administrasi Rental Game Center untuk meningkatkan layanan pada Game Center Sniper Ponorogo menggunakan Delphi 7.0 & MySQL (IK-06)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dunia Informasi pada saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, terbukti dengan banyak munculnya aplikasi yang berguna untuk membantu menganani permasalahan sehari-hari baik dalam dunia bisnis maupun dalam dunia kerja lainnya. Belakangan ini banyak sekali bermunculan aplikasi-aplikasi yang cukup menghibur khususnya bagi anak-anak dan remaja, yang tiada lain adalah aplikasi permainan. Aplikasi permainan yang muncul saat ini bermacam-macam jenisnya ada aplikasi permainan yang mendukung On Line, Off Line dan ada juga yang mendukung kedua-duanya. Dari perkembangan aplikasi permainan diatas banyak para pengusaha yang mencari peruntungan dengan membuka usaha Game Center.


Sniper adalah salah satu game center yang menjalankan usahanya di jl. Diponegoro 17, Ponorogo. Game Center ini telah menjalankan usahanya kurang lebih selama 5 tahun. Segala perkembangan terbaru baik dari aplikasi-aplikasi pemainan atupun teknologi telah diterapkan guna untuk mendukung usahanya tersebut. Kurang lebih 4 bulan terakhir ini pihak sniper telah menerapkan layanan On Line pada usahanya. Banyak sekali tanggapan baik dari para pelanggannya.

Namun keironisan muncul pada Game Center Sniper ini, yaitu dalam menjalankan usahanya ini, pihak Sniper masih menggunakan cara manual dalam penghitungan tagihan. Dan karena terdapat dua layanan pada Game Center Sniper tersebut yaitu On Line dan Off Line, banyak para pelanggan yang sering berganti-ganti layanan sehingga para pelanggan tersebut harus melakukan konfirmasi ke pihak pemilik, yang selanjutnya pihak pemilik akan membuatkan tagihan baru untuk layanan yang akan digunakan.
Setelah mengetahui permasalahan diatas maka dipikir perlu membantu pihak Game Center Sniper dalam mengembangkan Sistem Administrasi Rental Game Center. Dengan demikian diharapkan pihak Sniper dapat menjalankan usahanya dengan lebih efisien kedepannya.

1.2 Rumusan Masalah
Dapat diambil rumusan dari permasalahan yang terjadi adalah bagaimana membangun Sistem Administrasi Rental Game Center untuk meningkatkan layanan pada Game Center Sniper Ponorogo dengan menggunakan Delphi 7.0 & MySQL 5.0.

1.3 Batasan Masalah
Batasan dalam pemecahan masalah diatas adalah akan membahas pembangunan aplikasi billing dengan mengembangkan tiga layanan berbeda yaitu diantaranya On Line, Off Line dan Member. Serta terdapat fitur untuk pengembangan ke usaha Cafe.

1.4 Maksud & Tujuan
Adapun maksud dan tujuan yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1.4.1. Maksud penulisan
1. Bagi Penulis.
Selain untuk menerapan teori-teori yang sudah didapatkan selama kuliah terhadap masalah-masalah yang ada dilapangan juga sebagai latihan dalam mencari solusi dari suatu permasalahan, dan juga menambah wawasan dalam membangun aplikasi client/server.
2. Bagi Perguruan Tinggi.
Hasil dari penyusunan Tugas akhir ini diharapkan berguna bagi Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia, yaitu sebagai referensi bagi pihak yang berkepentingan dan menambah koleksi bacaan ilmiah pada perpustakaan.
3. Bagi Instansi.
Sebagai bahan pertimbangan yang dapat dipergunakan oleh Game Center Sniper Ponorogo untuk mengadakan perubahan dari sistem manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Serta untuk mengantisipasi permasalahan yang terjadi sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

Judul : Membangun Sistem Administrasi Rental Game Center untuk meningkatkan layanan pada Game Center Sniper Ponorogo  menggunakan Delphi 7.0 & MySQL  (IK-06))





Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Penerapan Contextual Teaching and Learning Melalui Pembelajaran Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas X TKJ B SMK Negeri 1 Kasreman 2009/2010 (PFIS-6)

BAB 1 
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang kemajuan bangsa. Dewasa ini, pendidikan sangat diperhatikan oleh pemerintah, karena pendidikan merupakan salah satu alat untuk mencerdaskan bangsa. Hal ini terbukti bahwa dari tahun ke tahun kurikulum pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang mengarah pada kesempurnaan. Tuntutan Perkembangan dunia pendidikan sehubungan dengan perkembangan  Sains Teknologi, menuntut adanya pembelajaran yang kontekstual dan menyenangkan.


Pelajaran Fisika seringkali membuat kita kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap substansi pelajaran tersebut. Banyak peserta didik yang mungkin mampu menghafal dan menuliskan rumus–rumus Fisika tersebut, tetapi kenyataannya mereka sering tidak memahami secara mendalam mengenai isi dari materi itu sendiri, selain itu mereka belum bisa menghubungkan antara apa yamg mereka pelajari dengan pengetahuan itu berguna.  


Berdasarkan observasi di SMKN 1 Kasreman didapatkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. Hal ini terlihat di dalam proses pembelajaran, rata-rata siswa yang bertanya, ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan guru hanya 3 sampai 5 orang, itu membuktikan bahwa siswa kurang aktif dan enggan terhadap mata pelajaran fisika. Selain itu nilai ulangan harian pada pokok bahasan Hukum Newton yang rata-ratanya hanya 62, dibawah rata-rata nilai SKBM yang ditentukan di SMKN 1 Kasreman sebesar 65. Salah satu faktor yang mungkin menjadi penyebabnya adalah motivasi belajar siswa yang masih rendah. Hal ini perlu dicarikan penyelesaiannya karena jika dibiarkan secara terus menerus, maka siswa akan menganggap Fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan rumit, akhirnya siswa enggan belajar fisika.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pandangan Al-Ghazali Dan Emile Durkheim Tentang Pendidikan Moral Dalam Masyarakat Modern (PAI-14)



Globalisasi sebagai sebuah proses bergerak amat cepat dan meresap kesegala aspek kehidupan kita baik aspek ekonomi, politik, sosial budaya maupun pendidikan. Gejala khas dari proses globalisasi ini adalah kemajuan- kemajuan ilmu pengetahuan,  teknologi komunikasi-informasi dan teknologi transportasi. Kemajuan-kemajuan teknologi rupanya mempengaruhi begitu kuat struktur –struktur ekonomi, politik, sosial budaya dan pendidikan  sehingga globalisasi menjadi realita yang tak terelakkan dan menantang. Namun, Globalisasi sebagai suatu proses bersifat ambivalen.

 Satu sisi membuka peluang besar untuk perkembangan manusia dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi sisi lain peradaban modern yang semakin dikuasai oleh budaya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tampak semakin lepas dari kendali dan pertimbangan etis. 

Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kemajuan manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akibat globalisasi tidak selalu sebanding dengan peningkatan di bidang moral. Dalam satu sisi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang membuat manusia lebih mudah menyelesaikan persoalan hidup, namun disisi lain berdampak negatif ketika ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lagi berfungsi sebagai pembebas manusia, melainkan justru membelenggu dan menguasai manusia.

Arus Globalisasi ternyata berhasil mendobrak dinding tatanan moral tradisional berupa adat istiadat dan kebiasaan luhur nenek moyang manusia. Wujud nilai-nilai moral berupa penghormatan sesama manusia, tanggung jawab, kejujuran, kerukunan dan kesetiakawanan lambat laun digeser oleh otonomi manusia yang mendewakan kebebasan. Malah, ada yang memandang dirinya sebagai kebebasan, sehingga pihak lain tidak berhak mengaturnya. Kebebasan ini sering mengkondisikan “homo homini lupus”, manusia yang tidak mengenal batas-batas hak dan wewenang dalam kehidupan sosial.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Persepsi Guru Matematika Terhadap Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kbk) Mata Pelajaran Matematika Di Sma Negeri 1 Makassar (PMT-9)

BAB I 
PENDAHULUAN 

Latar Belakang

Pendidikan adalah penentu terbesar perkembangan masa depan bangsa. Makin besar perhatian kita terhadap bidang pendidikan, ditambah lagi dengan ketepatan arah pendidikan yang dicanangkan, niscaya akan membawa bangsa atau daerah tersebut pada tingkat kemajuan yang memadai, sehingga tidak akan tertinggal atau ditinggalkan oleh bangsa lain. Pendidikan di Indonesia dewasa ini masih jauh tertinggal dibanding pendidikan di negara lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah materi atau yang biasa disebut kurikulum.

Kurikulum dalam suatu sistem pendidikan merupakan komponen yang penting. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan penuntun dalam proses belajar mengajar (PBM) di sekolah. Oleh karena itu kurikulum selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan dapat berubah secara fundamental bila suatu negara yang dijajah menjadi negara yang merdeka, sehingga dengan sendirnya kurikulum pun harus mengalami perubahan yang menyeluruh.

Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar mengajar, sehingga timbul berbagai bentuk kurikulum. Perubahan dalam masyarakat, eksplosi ilmu pengetahuan, dan lain-lain mengharuskan adanya perubahan kurikulum. Perubahan-perubahan itu menyebabkan kurikulum yang berlaku tidak lagi relevan, dan ancaman serupa ini akan senantiasa dihadapi setiap kurikulum, betapapun relevannya pada suatu saat.

Agar pendidikan memiliki relevansi dengan perkembangan zaman, maka perlu sekali praktek pendidikan diarahkan pada pendidikan yang berbasis kompetensi. Artinya praktek pendidikan dapat membekali siswa sejumlah keterampilan (life skill). Dengan life skill, yang tidak semata-mata mengandalkan kemampuan akademik melainkan juga non akademik, siswa dapat memaknai perjalanan hidupnya dengan kearifan.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Tingkat Perbandingan Bahasa Indonesia, Arab, Dan Inggris (PAI-13)

Bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan dua bahasa asing yang paling diminati oleh pelajar muslim di Indonesia, khususnya mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi Islam maupun pondok-pondok pesantren (modern). Penguasaan atas dua bahasa tersebut menjadi sebuah tantangan  sekaligus tuntutan bagi mereka, sebab khasanah intelektual Islam yang bermutu banyak ditulis ke dalam dua bahasa tersebut. 


Bahasa Arab bagi seorang menjadi kunci pokok untuk membuka cakrawala pengetahuan  keislaman. Dengan kunci itulah, ia akan mampu mengetahui tentang sejarah, keilmuan, serta kebudayaan Islam yang dahulu pernah mencapai mercusuar peradaban internasional sebelum akhirnya tergilas oleh peradaban modern sekarang ini. Mengapa bisa tergilas dan terpendam, tidak lain oleh karena tiadanya generasi penerus, yang paling tidak bisa mempertahankan kalaupun tidak mampu mengembangkan peradaban pendahulunya. Mengapa pula mereka tidak mampu mempertahankannya, jawabannya adalah karena mereka buta dari peradaban tertulis.[1]
 

Bahasa Arab sebagai bahasa ilmu pengetahuan telah diakui peranannya oleh lembaga internasional, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membuat suatu keputusan yang menetapkan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi yang dipergunakan dalam lembaga internasional ini serta lembaga-lembaga yang bernaung di bawahnya.  Dengan  demikian  bahasa  Arab  menjadi  sangat  penting  artinya bagi bangsa Indonesia sebagai salah satu anggota PBB sekaligus sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan juga telah lama menjalin hubungan cukup erat dengan negara-negara Arab. Adanya kepentingan tersebut menjadikan bahasa Arab dalam segala aspeknya, layak dan menarik untuk dikaji.[2]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL (sebuah kajian Sosiopragmatik) (P-32)


Mendengar kata pedagang asongan, supir, kondektur, dan calo mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Pedagang asongan adalah para pedagang yang biasa menjajakan dagangannya di sekitar terminal dan di dalam bus-bus. Mereka selalu berupaya untuk menarik pembeli agar membeli dagangannya, yang kadang juga suka terlihat agak memaksa. Supir adalah para pengemudi bus atau angkot yang selalu terlihat di lingkungan terminal. Kondektur adalah orang yang membantu supir untuk menarik penumpang ke dalam angkot atau bus, sedangkan calo adalah perantara atau reseller. Kata calo kadang bersifat negatif karena apa yang calo lakukan adalah menggunakan kesempitan orang menjadi suatu kesempatan. Calo juga identik dengan preman atau penguasa daerah tertentu yang sudah menjadi objek pencariannya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pemasaran Blimbing Karangsari Kecamatan … Kota …(PRT-59)

BAB  I 
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang.
Proses dinamika ekonomi global maupun domistik menuntut adanya berbagai tindakan di berbagai aspek termasuk didalamnya strategi pembangunan pertanian dari yang semula menitik beratkan pada penekanan produksi, namun didalam perkembangannya diharuskan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan menuju ke orientasi pasar dengan pendekatan agribisnis dan teknologi ( Syarifudin, B. 1995 ).
Pengembangan sistem agribisnis dimaksudkan untuk menciptakan lapamgan kerja dan berusaha, serta meningkatkan nilai tambah dari produk – produk pertanian sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui kerjasama kemitraan antara pelaku bisnis pada berbagai ragam atau cabang usaha ( Syarifudin Bahrsyah, 1995 ). 
Fakta menunjukkan bahwa  sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang aman terhadap guncangan krisis ekonomi, untuk mempertahankan kondisi tersebut maka Pemerintah konsisten dengan kebijakan yang mempertahankan pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis sebagai upaya pengembangan yang cukup realistis dan fakta. Dalam krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997, sektor pertanian yang memiliki local content relatif lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi manufaktur non pertanian, sehingga sektor pertanian kembali dijadikan katup penyelamat pembangunan ekonomi.
Dalam tahun 2001 Departemen Pertanian sedang mempromosikan Pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang memiliki komitmen  berdaya saing, berkerakyatan,   berkelanjutan dan terdesentralistis. Skala usaha agribisnis dapat beraneka ragam, usahatani keluarga, usaha kelompok, usaha kecil, usaha koperasi dan usaha korporasi. Dari satu sisi memang perlu dipahami bahwa perdagangan buah-buahan sudah menjadi usaha niaga antar negara hampir tanpa batas.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Berbelanja Di Pasar Sayur … Kabupaten …(PRT-61)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Otonomi Daerah sudah diberlakukan di seluruh Indonesia, setiap pemerintah daerah baik langsung atau tidak akan dituntut untuk lebih mengoptimalkan pendapatan daerahnya. Harapan dan peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) didaerah masing-masing, salah satunya dengan peningkatan PAD melalui retribusi pasar, dampak strategisnya pasar tersebut perlu dikembangkan secara serius sehingga mampu memperoleh pendapatan /kontribusi secara optimal kepada Pemerintah Daerah.
Setiap sektor usaha suka tidak suka mau tidak mau harus berhadapan dengan persaingan bebas. Upaya yang perlu dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup usahanya, dengan sedini mungkin melakukan persiapan disegala bidang usaha dan untuk mengembangkan kemampuan bersaingnya.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kehidupan akan semakin giat pula menggerakkan pembangunan dalam memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber daya alam yang ada, pembangunan dan hasil-hasilnya terus diupayakan peningkatan pemerataanya, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup tinggi, menciptakan lapangan kerja , mengurangi kesenjangan antar wilayah, mewujudkan kesejahteraan yang merata dan menumbuhkan sikap kemandirian.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Perluasan Budidaya Tanaman Padi Untuk Stabilitas Ketahanan Pangan Di Kabupaten …(PRT-62)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang
Di Kabupaten Kediri luas penanaman padi semakin turun dari tahun ke tahun, hal ini terlihat pada data dari Dinas Pertanian Kabupaten Kediri selama 5 (lima) tahun terakhir, mulai tahun 1999 sampai dengan 2003 sebagai berikut :

Tabel 1 Luas tanam padi di Kabupaten Kediri selama 5 tahun terakhir, mulai tahun 1999 sampai dengan 2003.
No
Tahun
Luas Tanam (ha)
1
1999
57.404
2
2000
56.321
3
2001
54.956
4
2002
54.326
5
2003
53.424
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kediri.

Pembangunan pertanian bidang peningkatan produksi tanaman padi pada tahun 1999 masih nampak ditangani secara serius oleh pemerintah, hal ini nampak Pemerintah masih melaksanakan  program KUT (Kredit Usaha Tani) yaitu kredit yang diberikan kepada petani penanam padi yang dapat dipakai untuk pembelian sarana produksi berupa pupuk, pestisida, zat perangsang tumbuh / pupuk pelengkap cair dan bantuan biaya pengolahan tanah. Tetapi kenyataan mulai tahun 2001 hingga sekarang pemerintah tidak lagi memberikan bantuan KUT pada petani padi. Padahal petani masih membutuhkan modal kerja biaya usahatani untuk penanaman padi. Akibatnya sebagian petani tidak lagi menerapkan paket tehnologi sesuai anjuran karena kekurangan dana untuk pembelian sarana produksi, cenderung beralih pada tanaman yang lebih sedikit biaya usahataninya, misalnya tanaman buah (rambutan, mangga) dan tanaman lainnya. Menurut laporan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kediri di Desa Blimbing Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri luas areal baku sawah 144 hektar biasanya ditanami padi, sekarang yang 25 hektar ditanami rambutan. Di Desa Mojo baku tanah sawah 110 hektar yang biasa ditanami padi, sekarang berkurang 15 hektar ditanami mangga rambutan dan ubikayu. Dan masih banyak lagi kenyataan dilapang yang belum terkafer.

Pada tahun 1999 dan sebelumnya pemerintah masih mensubsidi harga pupuk dan pestisida, sehingga membantu beban biaya produksi usahatani tanaman padi, tetapi mulai tahun 2000 hingga sekarang tidak ada lagi subsidi pemerintah untuk sarana produksi usahatani.. Yang lebih parah subsidi diberikan pada harga beras yang menurut konsepnya untuk keluarga pra sejahtera, harganya hanya dijual Rp.1.000,- per kg. Pada kenyataan di lapang petani banyak yang termasuk pra sejahtera. Sehingga petani pra sejahtera lebih memilih beli beras dengan harga Rp.1.000,- dari pada tanam padi yang biayanya apabila dihitung lebih dari Rp.1.000,- per kg.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perceraian Di Pengadilan Agama Kabupaten Kendal Tahun 2006 – 2008 (HK-21)

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Pengertian Perkawinan menurut Pasal 1 No. 1 tahun 1974 Undang- undang Perkawinan menyatakan bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan sdorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, maka undang-undang tersebut memuat pasal-pasal yang mempersukar perceraian. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri. Dengan ikatan lahir batin dimakudkan bahwa perkawinan itu tidak hanya cukup dengan adanya ikatan lahir atau ikatan batin saja, tetapi harus kedua-duanya (Wantjik Saleh, 1980
:14).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PERAN DPR DALAM PENGANGKATAN DUTA BESAR RI SETELAH PERUBAHAN UUD 1945 (HK-16)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Suasana perpolitikan nasional pasca tumbangnya rezim orde baru Suharto, disambut oleh semua kalangan sebagai masa kebebasan dan berekpresi. Keadaan ini semakin bertambah seiring dengan dilakuakannya perubahan terhadap UUD 1945 yang di anggap turut melindungi kekuasaan otoriter tersebut selama 32 tahun dan kerap melahirkan kekuasaan tanpa batas.


Nuansa kehidupan demokratis semakin terasa ketika para elit politik kembali melakukan peran dan fungsi masing-masing. Sentralisasi kekuasaan yang menumpuk pada lembaga eksekutif pada masa lalu, berubah menjadi pemerataan kekuasaan dengan saling kontrol di antara tiap lembaga negara.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PELAKSANAAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN UU NO. 43 TAHUN 1999 DI KEJAKSAAN NEGERI SEMARANG (HK-15)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana telah diamanatkan di dalam Garis – Garis Besar Haluan Negara 1999 – 2004 Bab IV huruf ke ( 3 ) tentang Aparatur Negara bahwa, dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan system karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi, maka aparatur negara hendaknya dapat bersikap disiplin dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.


Kaitannya dengan hal tersebut di atas, maka pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan kesejahteraan aparat sangat di perhatikan dalam menunjang pelaksanaan tugas.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA TERHADAP STATUS PEKERJA WAKTU TERTENTU SETELAH KENAIKAN UPAH (STUDI KASUS PT.KARYA BINA BERSAMA) (HK-14)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dan penyebaran penduduk yang kurang seimbang, merupakan faktor yang amat mempengaruhi tentang masalah ketenagakerjaan di tanah air Indonesia. Dalam literatur hukum perburuhan yang ada, riwayat hubungan perburuhan di Indonesia diawali dengan suatu masa yang sangat suram yakni zaman perbudakan di mana terjadi penindasan dan perlakuan di luar batas kemanusiaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkemampuan secara sosial ekonomi maupun penguasa pada masa itu.


Jika hubungan antara pekerja dan pengusaha tetap diserahkan sepenuhnya kepada para pihak, maka tujuan hukum perburuhan untuk menciptakan keadilan sosial di bidang perburuhan akan sangat sulit tercapai, karena pihak yang kuat selalu ingin menguasai pihak yang lemah. Pengusaha sebagai pihak yang kuat secara sosial ekonomi akan selalu menekan pihak pekerja yang berada pada posisi yang lemah/rendah.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Pekerjaan Site Akuisisi (Sitac) PT Excelcomindo Pratama Tbk antara PT Boer Properti Indonesia dengan PT Laras (HK-13)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan dunia telekomunikasi saat sekarang ini sangat pesat sekali, ditandai dengan menjamurnya sarana komunikasi seperti hand phone (telepon genggam) yang dapat dibawa kemana-mana, dan penggunaannyapun bukan hanya sekedar untuk komunikasi bahkan untuk berbagai hiburan seperti musik, radio, televisi dan lain sebagainya.


Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat salah satu pemilik perusahaan pertelekomunikasian (PT Excelcomindo Pratama Tbk) berusaha meningkatkan pelayanan kepada konsumen, baik melalui pelayanan penjualan assesories, maupun membangun Base Transceiver Station (BTS) yang baru agar konsumen mendapatkan signal yang bagus dan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai ke manca negara.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Studi Pengolahan dan Lama Penyimpanan Saus Cabai dari Bahan Dasar Cabai Merah (Capsicum annuumL.) dan Cabai Rawit (Capsicum frutencens L.) yang Difermentasi (PRT-145)

Konsumsi cabai rata-rata sebesar 4,6 kg per kapita per tahun. Permintaan yang cukup tinggi dan relatif kontinu serta cenderung terus meningkat ini memberi dorongan kuat masyarakat luas terutama petani dalam pengembangan komoditi cabai (Hartuti, 1996).

Cabai merupakan produk hortikultura yang mudah rusak dan merupakan tanaman bermusim. Pada saat panen raya produk buah cabai berlimpah, sehingga nilai jualnya rendah dan bahkan tidak mempunyai nilai jual sama sekali. Untuk mengantisipasi menurunnya harga cabai, diperlukan teknologi pengolahan cabai, yang selain dapat memberi nilai tambah bagi petani, juga dapat membuka lapangan kerja.Bentuk olahan cabai yaitu bentuk olahan setengah jadi dan bentuk olahan langsung jadi, misalnya saus cabai (Nasrullah, 2011).

Saus cabai telah menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat modern baik yang hidup di perkotaan maupun di pedesaan.Saat ini saus cabai telah digunakan sebagai penyedap beragam makanan atau masakan oleh berbagai kalangan masyarakat.Rasa, aroma, tekstur, serta warna saus cabai yang khas dan menarik menyebabkan masyarakat menjadikannya sebagai bagian dari menu kesehatan. Selain itu kehadiran produk olahan cabai ini sangat menguntungkan karena selain dapatmenambah daya guna, keragaman, dan kepraktisan, juga dapat memperpanjang daya awet suatu bahan pangan (Astawan, 2009).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Studi Proses Produksi Karaginan Murni (Refine Carrageenan) Dari Rumput Laut Eucheuma Cottonii Secara Ohmic : Pengaruh Lama Ekstraksi Dan Suhu Alkalisasi (PRT-143)

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis 81.000 km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumber daya hayati yang sangat besar dan beragam. Berbagai sumber daya hayati tersebut merupakan potensi pembangunan yang sangat penting sebagai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu potensi yang sedang dikembangkan adalah rumput laut.

Jenis rumput laut yang bernilai tinggi antara lain adalah Rhodophyceae yang merupakan rumput laut penghasil agar-agar dan karaginan, serta Phaeophyceae yang merupakan penghasil alginat. Beberapa jenis rumput laut penghasil agar-agar diantaranya adalah Gracilaria sp, Gelidium sp, Gellidiella sp. sedangkan penghasil alginate adalah Sargassum sp dan Turbinaria sp.

Selain jenis rumput laut penghasil agar-agar, terdapat juga jenis lain yang cukup potensil dan banyak di perairan Indonesia yaitu Eucheuma sp. yang dapat menghasilkan karaginan dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegunanaan, dimana karaginan tersebut bersifat hidrokoloid, terdiri dari dua senyawa utama, senyawa pertama bersifat mampu membentuk gel dan senyawa kedua mampu menyebabkan cairan menjadi kental            (Istini dan Zatnika,1991).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Survey Pembuatan Kopra Petani Di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (PRT-142)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan komoditas perkebunannya. Salah satu komoditi perkebunan terbesar di Indonesia adalah kelapa. Kelapa merupakan salah satu komoditas yang penyebarannya paling luas karena dapat tumbuh secara sengaja oleh manusia maupun secara alamiah di daerah yang kurang penduduknya (Amin, 2009).

Salah satu daerah penghasil kelapa di Indonesia adalah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dimana produksi kelapa pada tahun 2010 mencapai 21.075,71 ton dengan areal tanaman kelapa terluas pada daerah Campalagian, Tapango dan Mapilli. Daerah Campalagian memiliki luas areal tanaman kelapa sebesar 5.363 ha dengan jumlah produksi sebesar 3.630,08 ton. Daerah Tapango memiliki luas areal tanaman kelapa sebesar 4.460,50 ha dengan jumlah produksi 3.712,94 ton sedangkan daerah Mapilli memiliki luas areal tanaman 3.352,20 ha dengan jumlah produksi 3.208,63 ton (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Polman, 2010).

Buah kelapa dikenal sebagai sumber utama penghasil minyak nabati yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Disamping sebagai penghasil minyak nabati, buah kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein, vitamin, mineral dan karbohidrat. Daging buah kelapa dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu produk olahan sekunder dari buah kelapa adalah kopra (Amin, 2009).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan