Tampilkan postingan dengan label Agama Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama Islam. Tampilkan semua postingan

Dampak Pendidikan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlaq Siswa Kelas Ii Mts. Usuludin Nw Ubung Kecamatan Jonggat Lombok Tengah (AI-35)

BAB I 
PENDAHULUAN 

A.      Latar Belakang
Disadari ataupun tidak, hakikat segala sesuatu yang ada didunia ini perlu diatur, pengaturan itu dimaksudkan untuk mengarah kepada usaha kelancaran, keteraturan kedinamisan, dan ketertiban suatu usaha untuk mencapaui tujuan yang dikehendaki. Terlebih lagi dunia pendidikan yang semakin kompleks mutlak diperlukan manajerial yang memuat seperangkat konsep dan teori yang dapat diaplikasikan secara komprehensip untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan.
Pada umumnya tiap-tiap bangsa dan negara sependapat tentang pokok-pokok tujuan pendidikan, yaitu: mengusahakan supaya tiap-tiap orang sempurna pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya. Sehingga ia dapat menacapai puncak kesempurnaannya dan berbahagia hidupnya lahir bathin (Ahmadi, dan Uhbiyati, 2001:99).

Keberhasilan di suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh keluarga bagaiman dalam memfungsikan, mengarahkan serta mengembangkan segenap potensi, baik internal maupun eksternal keluarga karena bagaimanapun semakin besar suatu keluarga makin komplek pula bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi dalam menghadapi lingkungan tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab IV dijelaskan secara berturut-turut pada Pasal 7 Pasal 9, dan Pasal 11 bahwa penyelenggara pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, pemerintah dan masyarakat. Ketiga komponen pendidikan itu lazim disebut tripusat pendidikan. Sebagai salah satu tripusat pendidikan orang tua berkewajiban pula memberikan bimbingan kepada anak-anaknya. Bimbingan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak selanjutnya, atau dapat pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan anak yang pertama dan utama. Dikatakan demikian karena segala pengetahuan, sikap, maupun keterampilan anak diperoleh pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny Dalam Membina Akhlak Siswa Kelas Ii Ma. Putra Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2006-2007 (AI-46)

BAB
PENDAHULUAN 

A.                 Latar Belakang
Sebagai lembaga pendidikan Islam, sejak awal pertumbuhannya pondok pesantren telah menampakkan dirinya sebagai lebaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam menanamkan akhlak , terutama pada para santrinya. Hal ini dapat dilihat dari tujuan pendidikan pada pondok pesantren yang identik dengan tujuan pendidikan Islam, yakni “membentuk manusia yang mampu merealisasikan idealitas yang Islami“ (Arifin, 1987 : 119). Idealitas Islami yang dimaksud di sini adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasarkan oleh iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sebagai sumber kekuatan mutlak yang harus ditaati.
Pondok Pesantren merupakan lembaga yang cukup efektif dalam membina akhlak dan kesalihan anak setelah keluarga. Peran Pondok Pesantren dalam prinsipnya adalah membina jasmani dan rohani anak peserta didik. Pandangan ini sangat berbeda dengan pandangan pendidikan barat yang sangat menekan kepada unsur jasmani manusia, dalam membentuk potensi yang ada di dalam diri anak didik. Pondok Pesantren idealnya memperjuangkan dalam operasionalnya pembentukan anak didik yang memiliki paham keagamaan beraqidah Islam yang kuat, memiliki niat ikhlas memiliki keberanian, memiliki etos keilmuan, keterampilan dan akhlak yang mulia.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peranan Guru Agama Dalam Meningkatkan Ibadah Sholat Siswa Kelas V Sdn Tumpak Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2005/2006 (AI-44)

BAB I
PENDAHULUAN
 
Latar Belakang
Agama Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar senantiasa mengingat Allah dengan melakukan sholat. Adapun pengertian sholat dalam syariat Islam ialah: ibadat yang tersusun dari beberapa kata dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, diakhiri dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan (Sudarsono, 1994: 33).
Di dalam Al-Qur’an Allah SWT. berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ(البينه:5)
Artinya            : Padahal mereka tidak disuruh kecual supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Depag RI, 1998: 1084).

Salat wajib lima kali sehari semalam menghapus dosa-dosa kecil yang dikerjakan di antara waktu-waktu itu. Selama tidak mengerjakan dosa besar. Rasulullah Saw. Pernah bersabda, yang artinya :
“Perumpamaan salat lima waktu adalah seperti sebuah sungai berair tawar yang berada di hadapan pintu seseorang dari kamu. Ia mandi di dalamnya lima kali sehari. Adakah menurut pendapat kamu, akan tertinggal kotoran pada tubuhnya ? “para sahabat menjawab : “tidak sedikit pun akan tertnggal padanya ya Rasulullah. “maka berkata nabi selanjutnya. “sholat lima kali sehari semalam akan menghilangkan kotoran dari tubuhnya” (Sudarsono, 1994: 33-34)..

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pola Kerjasama Komite Sekolah Dengan Guru Dalam Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar Di Smpn Ii Lembar (AI-43)

BAB I 
PENDAHULUAN 

Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi begitu cepat, sehingga menimbulkan perubahan besar dalam arus informasi. Perubahan tersebut terus terjadi tanpa mengenal waktu, tempat dan hampir disemua lini kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi membawa manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi, di sisi lain, perubahan tersebut telah membawa manusia dalam era persaingan global yang sangat ketat.
Menurut Mulyasa (2003 : 1), peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu mengkaji ulang maslah pendidikan. Hal ini karena pendidikan mempunyai konstribusi dalam memajukan masyarakat dan sebagai wahana menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana pembangunan anak bangsa. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan ini lebih diperlukan lagi dalam konteks otonomi dan desentralisasi pendidikan
Menyadari hal ini, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah berupaya mewujudkan amanat tersebut dengan berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas. Usaha tersebut antara lain adalah pengembangan dan perbaikan kurikulum (materi dan sistem evaluasi), sarana pendidikan, serta pelatihan bagi guru atau tenaga kependidikan lainnya. Namun pada kenyataannya, upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan, karena minimnya kemampuan pemerintah dalam menyokong pendidikan dari segi dana, sehingga mengakibatkan sarana dan prasarana dalma pemunjang proses penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas tidak bisa melaksanakan dengan baik (Suyanto, 2001 : 22).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pendidikan Pondok Pesantren Tradisonal dalam Persepktif Pendidikan Islam Indonesia (AI-56)

BAB I
PENDAHULUAN

1.                  LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu proses di dalam menemukan transformasi baik dalam diri, maupun komunitas. Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah membebaskan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dan ekploitasi. Disinilah letak afinitas dari paidagogik, yaitu membebaskan manusia secara konfrehensif dari ikatan-ikatan yang terdapat diluar dirinya atau dikatakan sebagai sesuatu yang mengikat kebebasan seseorang. 

Hal ini terjadi jika pendidikan dijadikan instrumen oleh sistem penguasa yang ada hanya untuk mengungkung kebebasan individu. Secara memis pendidikan yang ada di Indonesia adalah sebagian kecil yang terdesain dan terorganisir oleh bingkai sistem. Gambaran sistem semacam itu merupakan bentuk pemaksaan kehendak dan merampas kebebasan individu, kesadaran potensi, beserta kreativitas bifurkasi. Maka pendidikan telah berubah menjadi instrumen oppressive bagi perkembangan individu atau komunitas masyarakat (Tilaar, 2004: 58).

Maka dari pada itu, pendidikan adalah merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena dari sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai maturasi nilai-nilai kehidupan. Ketika melihat dari salah satu aspek tujuan pendidikan nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU RI SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, tentang membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur melalui proses pembentukan kepribadian, kemandirian dan norma-norma tentang baik dan buruk. Sedangkan menurut Widagdho, manusia sebagai makhluk pengemban etika yang telah dikaruniai akal dan budi. Dengan demikian, adanya akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang multidimensi, yakni kehidupan yang bersifat material dan bersifat spritual (2001: 8).


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PERANAN TATA TERTIB PONDOK TERHADAP POLA PERGAULAN SANTRIWATI KELAS II MADRASAH TSANAWIYAH (STUDY KASUS) DI PONDOK PESANTREN YUSUF ABDUSSATAR (AI-41)

BAB I 
PENDAHULUAN 

A.     Latar Belakang

Pondok pesantren adalah satu-satunya lembaga tradisional yang kemudian tampil dari berperan penting sebagai pusat penyebaran sekaligus pendalaman agama Islam bagi pemeluknya secara lebih terarah. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pusat penyebaran agama Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan kedatangan agama Islam di Nusantara ini. Di Pulau Jawa lembaga Pesantren ini berdiri untuk pertama kalinya di zaman Wali Songo. Menurut Kafarawi (1980 : 17) menyebutkan bahwa Syekh Maghribi dianggap sebagai pendiri pesantren yang pertama di Jawa.

Awal berdirinya pondok pesantren seperti halnya rintisan yang telah dilakukan para Wali. Dalam priode selanjutnya, berdirinya sebuah Pondok Pesantren tidak dapat terlepas dari kehadiran seorang Kyai. Kyai tersebut biasanya sudah pernah bermukim bertahun-tahun dan bahkan berpuluh-puluhan tahun untuk mengaji dan mendalami pengetahuan agama Islam di Makkah dan Madinah atau pernah mengaji pada seorang Kyai terkenal di Tanah Air, lalu menguasai beberapa atau suatu vak tertentu, maka terdirilah bangunan sederhana tempat belajar dan pemondokan para santri. Dengan demikian hakekatnya tumbuhnya suatu pondok pesantrin dimulai dengan adanya pengakuan suatu lingkungan masyarakat tertentu terhadap kelebihan Kyai, dalam suatu vak atau keahlian tertentu serta keahliannya, sehingga penduduk dalam lingkungan itu banyak datang untuk belajar menuntut ilmu kepadanya. Karena pengaruh yang cukup besar, bagi masyarakat sekitarnya, maka tidak sedikit kyai yang dianggap cikal-bakal suatu desa (Zamakhsyari, 1980 :  36).


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peranan Taman Pendidikan Al-Qur’an Dalam Pemberantasan Buta Baca Tulis Al-Qur’an Di Tpa. Al-Aziziyah Kapek Gunung Sari Lombok Barat (AI-40)

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan Firman Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai pedoman bagi manusia dalam menata kehidupannya, agar memperoleh kebahagiaan lahir dan bathin, dunia dan akhirat. Konsep-konsep yang dibawa Al-Qur’an selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena ia turun untuk berdialog dengan setiap umat yang ditemuinya, sekaligus menawarkan pemecahan terhadap problema yang dihadapinya, kapan dan dimanapun mereka berada. Dengan demikian, betapa pentingnya seseorang untuk belajar membaca, mempelajari dan memahami kandungan Al-Qur’an yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi insan yang beriman, yang berada dalam petunjuk hidup yang benar dan tumbuhnya generasi yang diharapkan oleh Allah, yang mampu mengemban amanat-Nya.

Setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya. Diantaranya kewajiban dan tanggung jawab itu adalah mempelajari dan mengajarinya. 

Rasulullah SAW bersabda:
خًَِِيركم من تعلم القرأن وعلمه (رواه البخاري)

Artinya         : Sebaik-baik kamu adalah yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya (Humam, dkk, 2001: 8)

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peranan Tgh. Yusuf Abdussatar Dalam Pendidikan Tahfizul Qur’an Di Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar Kediri Kecamatan Kediri Lombok Barat (AI-39)

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam untuk dimanfaatkan sebagai kurikulum kehidupan. Al-Qur’an juga merupakan kamus kehidupan yang setiap saat harus dibuka daan dibaca untuk mendapatkaan arti dan daan makna tentang kehidupan, karena Al-Qur’an merupakan “hudan lin-nas” yaitu petunjuk kehidupan manusia. Kamus kehidupan yang memuat kata kunci yang sangat bermanpaat untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, manusia dan alam sekitarnya, sehingga umat Islam mampu bertingkah laku sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an untuk bisa meraih kebahaagian hidup di dunia dan di akhirat.
Dewasa ini kegiatan penghafalan Al-Qur’an sudah meluas dan semarak dilakukan dalam beberapa pondok pesantren dalam upaya mencetak para penghafal baru Al-Qur’an. Al-Qur’an yang diyakini sebagai firman Allah SWT merupakan petunjuk yang dikehendaki-Nya. Jadi manusia yang ingin menyesuaikan sikap dan perbuatannya dengan yang dikehendaki-Nya itu demi meraih kebahagiaan akhirat, haruslah memahami maksud dan petunjuk-petunjuk dari Al-Qur’an.
Tahfizul Qur’an merupakan langkah nyata umat Islam dalam menjaga keotentikan Al-Qur’an dan usaha mempelajari kandungan (ilmu) Al-Qur’an serta mengamalkannya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat yang bersikap dan berkepribadian sesuai dengan Al-Qur’an sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عن عمر ابن الخطاب رضى الله عنه ان النبي صلى الله عليه وسلم قال: ان الله تعالى يرفع بهذ الكلام قوما ويضع به اخرين(رواه الوسلم)
Artinya       :                    Sesungguhnya Allah SWT mengangkat derajad suatu kaum dengan Al-Qur’an dan menurunkannya dengan Al-Qur’an pula (Sahih Muslim, 1398 h : 235. Jilid III).


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Program Dan Pembinaan Perilaku Siswa Mts Melalui Pembelajaran Tauhid Di Madrasah Diniyah Al-Falah Pancordao Lombok Tengah Tahun 2006 (AI-37)

BAB I
PENDAHULUAN 

Latar Belakang
Anak yang yang dapat menguasai dan menerapkan ilmu agama (soleh) merupakan dambaan setiap orang tua. Tidak seorangpun orang tua yang tidak mendambakan anak tumbuh menjadi anak yang soleh dan solehah. Tetapi kenyataannya banyak sekali anak-anak yang berperilaku buruk. Kenyataan ini tentu sangat mengecewakan pihak kedua orang tua.
Oleh karena itu, para orang tua hendaknya mengetahui bagaimana mendidik anaknya agar mereka tumbuh menjadi insan yang baik, insan yang soleh dan solehah, yang berhubungan baik dengan Allah, dan berhubungan baik sesama manusia, dengan akhlak yang baik dan tentu berbakti kepada kedua orang tua. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana orang tua itu harus mendidik dan memberi contoh yang baik agar terbentuk pribadi yang diinginkan, karena biasanya anak yang belum dewasa akan selalu melihat dan meniru tabi’at orang tuanya. Orang tua yang terbiasa beperilaku baik, berakhlak baik, maka dalam diri anak pun akan tumbuh dengan ketaatan dan mengikuti apa yang dicontohkan orang tua, begitu pula sebaliknya. 
Anak adalah mahluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali sejak bayi untuk mempertahankan maupun merawat diri, dan semuanya itu tergantung kedua orang tuanya. Mengingat keterbatasan orang tua sebagai pendidik, maka selain mendidik di rumah/keluarga maka anak disekolahkan. Dengan demikian, pokok pendidikan dapat tercapai secara keseluruhan dan ini tidak mungkin dilakukan sekali jadi, melainkan memerlukan waktu yang amat panjang, yaitu mulai dari rumah sejak kanak-kanak hingga menginjak dewasa.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Efektifitas Penggunaan Modul Pembelajaran Bidang Studi Agama Islam Kelas Ii Di Smp Terbuka Jereneng Batu Tulis (AI-36)

BAB I
PENDAHULUAN 

A.              Fokus Penelitian 
Latar Belakang Masalah
Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun di sisi lain masih memprihatinkan. Dalam rangka menjawab masalah dari banyak kalangan yang memiliki apresiasi tinggi terhadap pendidikan, namun mereka itu miskin dan menghadapi beragam kendala transportasi atau kendala geografis, kondisi sosial ekonomi, atau menghadapi kendala waktu untuk menyekolahkan anak-anaknya ke SLTP terdekat (SLTP Reguler). Anak-anak ini sebenarnya adalah juga anak-anak Indonesia yang mempunyai hak sama untuk memperoleh pendidikan yang layak. 

Untuk itu, menteri pendidikan dan kebudayaan membentuk sebuah tim yang diberi tugas untuk mengembangkan inovasi di bidang pelayanan pendidikan dengan menyusun suatu konsep pendidikan terbuka sebagai alternatif pada tingkat SLTP yang baik secara filosofis maupun teoritis dapat dipertanggungjawabkan, namun juga terjamin keterlaksanaannya (Diknas, 2002:3). Hal ini yang menjadi landasan filosofis terbentuknya SLTP Terbuka.
Sebagai langkah awal, pada tahun 1979/1980 pemerintah menyetujui uji-coba perintisan SLTP Terbuka dimulai di 5 propinsi, masing-masing satu sekolah untuk setiap propinsi (Diknas, 2002:4). Uji-coba SLTP Terbuka tersebut dilaksanakan di SLTP Negeri Kalianda  di Lampung, SLTP Negeri Plumbon di Jawa Barat, SLTP Negeri Adiwerna di Jawa Tengah, SLTP Negeri Kalisat di Jawa Timur dan SLTP Negeri Terara di Nusa Tenggara Barat. Kelima SLTP Terbuka ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan secara bersamaan dalam surat keputusan.
Kurikulum yang digunakan pada SLTP Terbuka adalah sama dengan kurikulum yang digunakan pada SLTP Regurer. Oleh karena itu lulusan SLTP terbuka juga sama dengan lulusan SLTP Reguler. Meskipun program pembelajaran pada SLTP terbuka dirancang sedemikian rupa, sehingga sedikit mungkin melibatkan bantuan dari para guru, karena yang lebih dipentingkan pada SLTP terbuka adalah sikap kemandirian siswa.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pelaksanaan Pendidikan Aqidah Akhlak Di Mts. Al-Musyawirin Berembeng Desa Pengenjek Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah (A-34)

BAB I 
PENDAHULUAN

A.               Latar Belakang

Disadari ataupun tidak, hakikat segala sesuatu yang ada didunia ini perlu diatur, pengaturan itu dimaksudkan untuk mengarah kepada usaha kelancaran, keteraturan kedinamisan, dan ketertiban suatu usaha untuk mencapaui tujuan yang dikehendaki. Terlebih lagi dunia pendidikan yang semakin kompleks mutlak diperlukan manajerial yang memuat seperangkat konsep dan teori yang dapat diaplikasikan secara komprehensip untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan.
Masalah Aqidah Akhlak adalah merupakan suatu masalah yang sangat mendasar bagi setiap pribadi muslim dalam kehidupan sehari-hari yang mampu mewarnai segala sikap dan prilakunya baik ketika berhubungan dengan manusia maupun ketika berhubungan dengan alam sekitar, terlebih lagi dalam berhubungan dengan Allah SWT. menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Dalam kaitannya dengan hal ini, para filosof Islam mengatakan bahwa betapa pentingnya periode anak dalam menentukan pribadi/budi pekerti dan pembiasaan anak kepada tingkah laku yang baik pada masa kecilnya. Para filosof Islam juga berpendapat bahwa pendidikan anak sejak kecilnya harus mendapatkan perhatian yang penuh.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peranan Pendidikan Akhlak Dalam Pembinaan Kepribadian Siswa Di Mts. Nurul Huda Desa Nyerot Kecamatan Jonggat Lombok Tengah (AI-33)

BAB I
PENDAHULUAN 

A.                 Latar Belakang
Masalah Akhlaq adalah merupakan suatu masalah yang sangat mendasar bagi setiap pribadi muslim dalam kehidupan sehari-hari yang mampu mewarnai segala sikap dan perilakunya baik ketika berhubungan dengan manusia maupun ketika berhubungan dengan alam sekitar, terlebih lagi dalam berhubungan dengan Allah SWT. menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki sifat dan tingkah laku yang kadang kala dapat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Maka sangat dibutuhkan adanya kepribadian, sehingga ia akan selalu berada dalam rel kebenaran walaupun dalam situasi dan kondisi yang bagaimana pun juga, baik yang datang dari dirinya maupun dari luar. Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya satu bangsa dan masyarakat adalah bergantung kepada bagaimana akhlaknya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak) rusaklah lahir dan batinnya.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, para pendidik harus selektif dalam memilih dan memikirkan moral yang harus dikembangkan dan dibina pada anak didik. Karena hal itu tidak cukup hanya dengan mengisi ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya pada anak didik atau hanya menekankan segi intelektual saja.
Oleh karena itu pembentukan kepribadian muslim hendaknya harus dalam setiap lembaga pendidikan, sehingga nantinya mereka mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pengembangan diri di tengah-tengah masyarakat, dengan harapan semoga anak didik menentukan bagaimana selayaknya dalam mengadakan hubungan dengan Allah SWT. Sehingga kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat dapat tercapai.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Sikap Terhadap Pergaulan Bebas Remaja Di Kampung Joyonegaran Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan (AI-6)

BAB I
PENDAHULUAN

Manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan orang sebagai teman hidup, karena manusia tidak dapat hidup sendirian. Dalam menjalani kehidupannya manusia menempati lingkungan tertentu, sehingga manusia tersebut dapat melakukan peranannya dan dapat memenuhi kebutuhannya, yang menyebabkan manusia berbuat dan bertindak sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan pergaulan dengan orang lain, agar mencapai taraf tingkah laku yang baik dalam hidupnya. Setiap individu bereaksi atau berinteraksi satu dengan yang lainnya, baik kelompok maupun dalam masyarakat. Dengan adanya interaksi ini akan menyebabkan adanya pergaulan antar individu dalam kelompok ataupun dalam masyarakat.


Dalam interaksi sosial ini terjadi proses pengaruh mempengaruhi, imitasi dan identifikasi, yang akhirnya akan terjadi perubahan sosial. Perubahan sosial yang tidak disertai dengan kesiapan diri dan peningkatan kehidupan spiritual menyebabkan mudah terjadinya pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan.
Dengan kebutuhannya terhadap orang lain maka manusia harus saling kenal mengenal agar dapat bergaul satu dengan yang lain seperti Firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13 :
Artinya: Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al-Hujurat ayat 13)

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Asset Growth, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Total Asset Turnover Dan Earning Per Share Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan (AI-1)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Risiko mempunyai hubungan positif dan linier dengan return yang diharapkan dari suatu investasi sehingga semakin besar return yang diharapkan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh investor. Dalam melakukan keputusan investasi, khususnya pada sekuritas saham, return yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu dividen dan capital gain, sedangkan risiko investasi saham tercermin dari variabilitas pendapatan (return saham) yang diperoleh.


Analisis investasi membagi risiko total menjadi dua bagian yaitu risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor unik pada suatu sekuritas dan dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Sedangkan risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Ukuran besarnya risiko sistematis saham adalah indeks beta yang menunjukkan sensitivitas tingkat pengembalian surat berharga saham terhadap tingkat pengembalian indeks pasar yang telah disesuaikan dengan tingkat pengembalian bebas risiko. Beta sebagai pengukur risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Risiko ini berasal dari beberapa faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang saham perusahaan antara lain cyclicality, operating leverage dan financial leverage.
Barr Rosenberg dan Vinay Marathe dalam Frank J. Fabozzi mengembangkan model yang lebih ekstensif untuk memperkirakan risiko fundamental dari sekuritas tidak hanya menggunakan data harga namun juga data keuangan dan data berhubungan dengan pasar lainnya. Produk dari mereka disebut beta fundamental. Prosedur memperkirakan beta fundamental dimulai dengan menjabarkan perusahaan dalam hal rasio-rasio yang merefleksikan kondisi dasar perusahaan. Baik data keuangan maupun data yang berhubungan dengan pasar dapat digunakan oleh analis untuk memperkirakan risiko sistematis sekuritas. Rasio-rasio baik data keuangan maupun data yang berhubungan dengan pasar dalam penelitian ini meliputi asset growth, debt to equity ratio, return on equity, total asset turnover dan earning per share.

Asset growth mempunyai pengaruh terhadap beta saham. Beaver, Kettler dan Scholes menyatakan variabel asset growth berhubungan positif dengan risiko sistematis dikarenakan perusahaan yang tumbuh membutuhkan lebih banyak modal. Kebutuhan modal yang lebih besar (tingkat pertumbuhan tinggi) memberikan tekanan terhadap rasio pembayaran dividen. Pembayaran dividen yang kecil akan meningkatkan risiko sistematis.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Gabungan Melakukan Tindak Pidana Dalam Perspektif Kuhp Dan Hukum Islam (Sebuah Studi Komparatif) (AI-16)

A. Latar Belakang Masalah
Setiap individu tidak bisa hidup dalam keterpencilan sama sekali selama-lamanya. Manusia saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya untuk bertahan hidup dan hidup sebagai manusia. Sifat saling tergantung ini menghasilkan bentuk kerjasama tertentu yang bersifat ajeg dan menghasilkan bentuk masyarakat tertentu. Manusia adalah makhluk sosial, itu hampir tidak diragukan lagi. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tersebut maka masing-masing individu memiliki kepentingan-kepentingan yang terwujud dalam bentuk kerjasama bahkan sebaliknya dapat menimbulkan pertentangan-pertentangan.


Tatanan masyarakat pada umumnya diatur oleh sebuah undang-undang atau peraturan yang menjadi pedoman dalam bertindak dan bertingkah laku yang terwujud dalam perintah dan larangan. Namun demikian nampaknya perintah dan larangan saja tidak cukup untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk, maka dari itu diperlukan adanya norma-norma seperti norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan juga norma hukum.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Demokrasi Terpimpin Dalam Pemikiran Idham Chalid (AI-14)

A. Latar Belakang Masalah.
Gagasan tentang relasi Islam dan Negara selalu menjadi wacana aktual di Indonesia meskipun telah diperdebatkan beberapa tahun yang lalu, dan mengalami fluctuative discourse dalam percaturan politik di Indonesia, akan tetapi wacana ini selalu survive pada momen-momen tertentu. Hampir bisa dipastikan ketegangan dan perdebatan ini muncul menjelang pemilu karena momen ini merupakan kesempatan besar bagi semua golongan yang ingin memperjuangkan aspirasi politiknya, baik itu yang berideologikan nasionalis, maupun Islam.

Sejak pancasila dijadikan dasar ideologi formal Republik Indonesia pada tahun 1945 oleh Soekarno, pancasila menjadi bagian perdebatan politik yang tak terelakan oleh Politikus dan Agamawan, khususnya Islam. Pada tahun 1950-1955 melahirkan sistem multipartai, ini merupakan kesempatan besar bagi Partai Islam untuk memperjuangkan Islam sebagai asas Negara, akan tetapi apa yang dicita-citakannya masih belum bisa dicapai sampai sekarang. Hal yang sama terjadi pada 1999 tahun lalu yang menggunakan sistem multipartai dan lagi-lagi Islam belum cukup kuat untuk meletakkan ideologi Islam sebagai dasar negara. Berhubung partai politik merupakan salah satu alat untuk mewujudkan cita-cita gagasan, tidak menutup kemungkinan bahwa pemilu 2004 yang akan datang juga muncul polemik sistem negara apalagi Islam formalis masih berada di ujung kekakalahan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Batas-Batas Hak Suami Dalam Memperlakukan Isteri Saat Nusyuz Dan Kemungkinan Sanksi Pidananya (AI-12)

Latar Belakang Masalah
Perkawinan sebagai perbuatan hukum antara suami dan isteri, bukan saja untuk merealisasikan ibadah kepada-Nya, tetapi sekaligus menimbulkan akibat hukum keperdataan di antara keduanya. Namun demikian, karena tujuan perkawinan yang begitu mulia yaitu untuk membina keluarga bahagia, kekal, abadi berdasarkan ketuhanan yang maha Esa, maka perlu diatur hak dan kewajiban antara masing-masing suami dan isteri tersebut. Apabila hak dan kewajiban mereka terpenuhi, maja dambaan berumah tangga dengan didasari rasa cinta dan kasih sayang akan dapat terwujud.

Konsep sebuah “keluarga” biasanya tidak dapat dilepaskan dari empat perspektif berikut: (1) keluarga inti (nuclear family); bahwa institusi keluarga terdiri dari tiga komponen pokok, suami, isteri dan anak-anak. (2) keluarga harmonis. (3) keluarga adalah kelanjutan generasi. (4) keluarga adalah keutuhan perkawinan. Dari keempat perspektif ini bisa disimpulkan bahwa institusi keluarga (rumah tangga) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu (yang terikat dalam perkawinan), anak-anak yang bertalian erat dengan unsur kakek-nenek serta saudara yang lain, semua menunjukkan kesatuanya melalui harmoni dan adanya pembagian peran yang jelas.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

KONSEP OTENTITAS WAHYU TUHAN DALAM HERMENEUTIKA HASSAN HANAFI (AI-23)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Telah menjadi kesepakatan tak tertulis oleh para intelektual (‘ulama>’) se-dunia, bahwa al-Qur’an diturunkan sekitar lima belas abad lalu di tanah Arab Makkah dari Tuhannya Nabi Muhammad saw. Ia (al-Qur’an) terbukukan (al-tadwi>n) menjadi sebuah kitab resmi umat Islam sekitar tahun 30-an Hijriyyah pada masa Khalifah Usman bin Affan. Dari dulu sampai sekarang, kaum muslimin masih tetap meyakini bahwa al-Qur’an merupakan himpunan wahyu Tuhan yang senantiasa memberi petunjuk moral. Ia (al-Qur’an) merupakan dokumen umat manusia, sekaligus diturunkan dalam konteks kesejarahan dan kebudayaan tertentu. Oleh sebab itulah, ia dianggap sebagai dokumen historis sekaligus dokumen keagamaan yang suci. Sebagai dokumen historis, karena al-Qur’an -dalam setiap pernyataannya- mengacu pada peristiwa aktual sesuai dengan konteks sejarahnya ketika ia diturunkan, dan sekaligus pesan yang dikandungnya bersifat transedental -dalam arti- melampui zaman. Sedangkan sebagai dokumen keagamaan, karena al-Qur’an senantiasa dapat memberi bimbingan kepada manusia dalam hidup dan kehidupan umat. Dengan kata lain, al-Qur’an merupakan sumber makna dan nilai hidup. Ia (al-Qur’an) –oleh sebab itu- selain merupakan sumber ajaran moral, sumber hukum Islam, dan hudan bagi manusia, juga merupakan inspirator, pemandu, sekaligus pemadu gerakan dan dinamika umat Islam sepanjang kurang lebih 14 abad yang lalu.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

KONSEP KAFAAH MENURUT KGPAA MANGKUNEGARA IV (AI-20)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam Islam, persoalan nikah adalah salah satu persoalan penting yang diatur dalam berbagai ajarannya. Al-Qur’an dan As-Sunah, dua sumber utama ajaran islam, banyak berbicara tentang persoalan ini. Secara lebih sistematis dan komprehensif, tema ini dipaparkan di dalam kitab-kitab fiqih dari berbagai mazhab. Dan dalam pandangan Jawa, hubungan seks juga sangat ditabukan dan hanya boleh dilakukan ketika dalam lembaga perkawinan. Hal ini dianut dan menjadi pandangan umum masyarakat Jawa.


Salah satu persoalan yang terkait dengan persoalan nikah adalah persoalan kafa’ah, yakni kesejajaran, kesetaraan, kesepadanan, atau kesederajatan antara pihak calon suami dan pihak istri dalam faktor-faktor tertentu. Persoalan kafa’ah ini menjadi penting di dalam pembahasan tentang nikah, karena fuqaha telah sepakat bahwa kafa’ah merupakan hak bagi calon istri dan walinya. Maksudnya, calon istri berhak menolak atau menggagalkan pernikahan yang akan atau telah dilakukan oleh walinya, apabila dia menilai calon suami yang dipilihkan oleh walinya tidak sekufu’ dengannya. Demikian pula sebaliknya, wali berhak menolak atau menggagalkan pernikahan yang akan atau telah dilangsungkan di hadapan wali hakim oleh calon istri apabila calon suami dinilainya tidak sekufu’ dengan wanita yang berada di bawah perwaliannya itu.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Konsep Dakwah Menurut Jalaluddin Rakhmat (AI-19)

Dakwah merupakan suatu aktivitas seorang Muslim untuk menyebarkan ajaran Islam ke muka bumi yang penyampaiannya diwajibkan kepada setiap Muslim, yang mukalaf sesuai dengan kadar kemampuannya.
Sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an,Surat Ali-Imran: 104 sbb:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُُ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ {104}
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”9



Dakwah merupakan satu bagian yang pasti ada dalam kehidupan umat beragama. Dalam ajaran agama Islam, ia merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya, yang berisi seruan kepada keinsyafan, atau mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.10 Perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan