Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Preparasi Lapisan Tipis Semikonduktor P-N Junction Menggunakan Teknik Implantasi Ion Untuk Aplikasi Detektor Sawar Muka (PFIS-3)

A. Latar Belakang.
Pada saat ini aplikasi dari perkembangan teknologi lapisan tipis telah meluas, misalnya komponen aktif dari alat yang digunakan untuk komputer dan komunikasi dan bidang mikroelektronik. Alasan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi lapisan tipis menuju teknologi tinggi adalah sifat atau karakter lapisan tipis yang dapat divariasi secara drastis baik secara langsung (variasi parameter deposisi) maupun secara tidak langsung (annealing dan irradiasi).

Salah satu aplikasi lapisan tipis berhubungan dengan pembuatan detektor sawar muka. Detektor sawar muka adalah sambungan antara semikonduktor tipe P dengan semikonduktor tipe N, dimana daerah sambungan tersebut merupakan daerah aktif detektor. Detektor sawar muka menggunakan tenaga dari partikel sinar alpha untuk menimbulkan pasangan elektron-hole dalam bahan semikonduktor. Jumlah pasangan elektron-hole yang terbentuk sebanding dengan besar tenaga radiasi. Medan listrik yang ditimbulkan tegangan terbalik akan menyapu elektron ke terminal positif dan hole ke terminal negatif. Kepekaan dari suatu detektor sawar muka diantaranya tergantung pada bahan untuk membuat sambungan P-N. Bahan Silikon adalah salah satu bahan semikonduktor yang cocok untuk keperluan tersebut, karena mempunyai resistivitas tinggi (Agus Baskoro, 1992:339).


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Penyajian Masalah Melalui Permainan untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B MTs Surya Buana Malang (PFIS-2)

A. Latar Belakang
Fisika merupakan pelajaran yang sulit. Itu adalah paradigma tersebut telah berkembang di dalam masyarkat. Kondisi yang demikian sangat mem - pengaruhi proses pembelajaran fisika yang dilaksanakan oleh guru. Guru akan mengalami kesulitan melakukan proses pembelajaran karena kebanyakan siswa dari awal sudah tidak tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Fisika semakin tidak populer di kalangan siswa karena metode penga - jaran yang sering digunakan oleh guru adalah metode cermah. Ceramah meru - pakan metode pembelajaran yang tidak dianjurkan untuk digunakan, namun paling umum digunakan guru (Wartono, 2003:94). Metode ceramah membuat siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Apabila siswa tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran tersebut akan berjalan membosankan. Siswa akan memperoleh prestasi belajar yang rendah karena siswa tidak tertarik untuk belajar fisika. Proses pembelajaran menurut Driver (dalam Japa, 1999:7) lebih terfokus pada “suksesnya siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka”, dan bukan pada “kebenaran siswa dalam melakukan refleksi atas apa yang dikerjakan guru”.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Siswa Smp Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Pada Konsep Getaran Dan Gelombang (PFIS-1))

1.1 Latar Belakang Masalah
Seorang siswa dalam belajar fisika dikatakan kurang berhasil apabila perubahan tingkah laku yang terjadi belum mampu menentukan kebijaksanaannya untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang maksimal, banyak aspek yang mempengaruhinya, di antaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan lain-lain.

Menurut Mudjino (2002:10) Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses, siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Upaya Guru Dan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Proses Belajar Mengajar Di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotun Nasyiin Pucungsari Kecamatan Garum Kabupaten Blitar (PAI-15)

BAB I

PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sejarah telah mencatat bahwa pendidikan pada umumnya adalah hasil kreatifitas masyarakat yang sampai sekarang masih perlu mendapat perhatian segenap lapisan masyarakat.

Oleh sebab itu dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan memajukan bangsa, maka pelaksanaan dan pengembangan pendidikan adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit guna mencapai tujuan yang diharapkan.

Kenyataan ini benar-benar disadari oleh bangsa Indonesia sehingga dalam Undang-Undang dasar Negara republik Indonesia tahun 1945 pada pasal 31 berbunyi :

  1. “1. tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. 
  2. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. 
  3. pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdakan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.“


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Penggunaan Metode Sinergetic Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Merangin (PBIO-7)


BAB I

PENDAHULUAN



Latar Belakang Masalah

    Sekolah merupakan wadah dalam melaksanakan pendidikan dan sekaligus bertanggung jawab untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional, Maka sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertanggung jawab dalam menanamkan dan memberi bekal ilmu pengetahuan, sikap kecakapan dan budi pekerti serta keterampilan yang berguna bagi siswa sebagai individu maupun lingkungan dimana individu itu berada baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.



Proses pembelajaran merupakan proses yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang mempunyai arti ”suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan nya”.

      

Seorang pendidik mempunyai peranan penting yaitu sebagai tokoh utama dalam keseluruhan proses pendidikan pada umumnya dan dalam proses pembelajaran pada khususnya. Seorang pendidik dalam menciptakan suasana pembelajaran yang baik harus berpedoman kepada kurikulum yang telah ditetapkan. Diantara 5 komponen kurikulum yang telah ditetapkan tersebut yakni sebagai berikut :

1.                  Tujuan.

2.                  Bahan Ajar / Materi Pembelajaran.

3.                  Metode Pembelajaran

4.                  Media Mengajar

5.                  Evaluasi Pembelajaran”.



Berdasarkan 5 komponen ini,maka penulis akan memfokuskan Pembahasan tentang komponen kurikulum yang ketiga, yaitu Metode Pembelajaran.



Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Pembelajaran Model Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Ketapang Kabupaten Sampang (PBI-13)

BAB I  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah



Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Guru merupakan personel yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran. Menurut Peters (dalam Sudjana, 2009: 15) mengemukakan bahwa ada tiga tugas dan tanggung jawab guru, yakni guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru sebagai administrator kelas.


Sebagian ahli mengatakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas pedagogis dan tugas administrasi. Tugas padagogis adalah tugas membantu, membimbing, dan memimpin. Dalam situasi pembelajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kepemimpinannya yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan tidak berdiri di bawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas.


Dari hal itu, guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat besar, di samping sebagai fasilitator dalam pembelajaran siswa, juga sebagai pembimbing dan mengarahkan peserta didiknya sehingga menjadi manusia yang mempunyai pengetahuan luas baik pengetahuan umum, kecerdasan, kecakapan hidup, keterampilan, budi pekerti luhur, dan kepribadian baik dan bisa membangun dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar dalam pembangunan bangsa.
 
Oleh karena itu, guru harus mengetahui  bagaimana situasi  dan kondisi ajaran itu disampaikan kepada peserta didik, saran apa saja yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan belajar, bagaimana cara atau pendekatan yang digunakan dalam penbelajaran, bagaimana mengorganisasikan dan mengelola isi pembelajaran, hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut, dan seberapa jauh tingkat efektifitas, efisiennya serta usaha-usaha apa yang dilakukan untuk menimbulkan daya tarik bagi peserta didik.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Impact Technique Untuk Meningkatkan Disiplin Siswa Dalam Praktikum Fisika (PFIS-6)


BAB I


PENDAHULUAN


Latar Belakang

Belajar fisika akan menjadi lebih mengasyikkan apabila digabung dengan kegiatan nyata. Belajar dengan  banyak mengadakan praktikum, pengamatan, dan menggunakan berbagai fasilitas menjadikan fisika lebih menyenangkan dan melatih siswa mengembangkan aspek kognitif, psikomotoriknya dan afektif.


“Jika dihitung-hitung, kita sering kali lebih banyak disibukkan dengan mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kelas yang melelahkan dan tak pernah kunjung selesai, daripada mengulang-ulang materi yang kita ajarkan” (Danie Beaulieu:13)


Observasi lingkungan sekolah dan proses belajar mengajar di kelas diadakan sebelum melaksanakan penelitian. Observasi dilakukan di SMPN 172 Jakarta yang telah menggunakan KTSP dan penilaian didasarkan pada tiga aspek, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Observasi meliputi kunjungan ke laboratorium yang cukup menyediakan alat-alat praktikum. Pengelolaan praktikum yang dapat mengembangkan disiplin siswa sangat dibutuhkan. Hal ini dilakukan karena pelaksanaan praktikum sangat penting, sedangkan pada pelaksanaannya terdapat siswa yang tidak mematuhi tata tertib praktikum sehingga menimbulkan kegaduhan.

Masalah tersebut bisa diselesaikan dengan menggunakan Impact Technique. Hal ini sesuai dengan standar isi kurikulum KTSP IPA menekankan kemampuan bersikap dan keterampilan.


‘’Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik’’(Badan Standar Nasional Pendidikan:49)


Impact Technique merupakan teknik yang berhubungan dengan manajemen ruang kelas, beberapa yang lain menitikberatkan pada permasalahan seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa, dan sisanya masih dimaksudkan memberi dukungan pada kesulitan yang mungkin dialami oleh remaja (Beaulieu:11). Impact Technique digunakan dengan harapan dapat mengatasi masalah tersebut.


Judul : Impact Technique Untuk Meningkatkan Disiplin Siswa Dalam Praktikum Fisika (PFIS-6))



Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Metode Latihan Terbimbing Dengan Media Teks Lagu Siswa Kelas X-7 SMA NEGERI 1 PEMALANG (PBI-6)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat yang sangat vital bagi manusia dalam berkomunikasi. Manusia berkomunikasi agar dapat saling belajar, berbagi pengalaman, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektualnya. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi ada dua macam yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis tersebut muncul dalam segala aktivitas seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan, politik, dan sebagainya.


Pengajaran keterampilan bahasa dan sastra Indonesia mencakupi keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut selalu berkait satu dengan yang lain. Di antara keterampilan tersebut keterampilan mendengarkan dan keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif.

Suyatno (2004:6) menyatakan bahwa posisi bahasa Indonesia berada dalam dua tugas. Tugas pertama adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar. Tugas kedua adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Sebagai bahasa negara berarti bahasa Indonesia harus digunakan sesuai
dengan kaidah, tertib, cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai
harus lengkap dan baku. Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian. Dengan demikian pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak hanya mempelajari bahasa yang resmi, bahasa yang sesuai dengan tata bahasa dan kaidah-kaidah penggunaannya saja tetapi juga mempelajari bahasa dalam bentuk yang tidak resmi seperti dalam bahasa sastra.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Male Feminis Dan Kontra Male Feminis Dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (PBI-5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra diciptakan pengarang untuk dinikmati, dipahami, dihanyati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya. Pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat dan lingkungannya, ia tak bisa begitu saja melepaskan diri dari masyarakat lingkungannya.


Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang mengangkat persoalan perempuan dan menceritakan perjalanan hidup seorang perempuan (Srintil) dalam menggapai kehidupan yang diinginkannya. Selanjutnya, tokoh perempuan itu juga bertemu dengan banyak tokoh laki-laki yang mempunyai karakter yang berbeda-beda, karakter yang mendukung tokoh perempuan dan karakter yang menghambat kebahagiaan tokoh wanita..

Karya sastra, seperti diakui banyak orang, merupakan suatu bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara yang khas dan menolak segala sesuatu yang serba “rutinitas” dengan memberikan kebebasan kepada pengarang untuk menuangkan kreativitas imajinasinya. Hal ini menyebabkan karya sastra menjadi lain, tidak lazim, namun juga kompleks sehingga memiliki berbagai kemungkinan penafsiran dan sekaligus menyebabkan pembaca menjadi “terbata-bata” untuk
berkomunikasi dengannya. Berawal dari inilah kemudian muncul berbagai teori untuk mengkaji karya sastra, termasuk karya sastra novel.
Novel merupakan sebuah “struktur organisme” yang kompleks, unik, dan mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Hal inilah, antara lain, yang menyebabkan sulitnya pembaca menafsirkan sebuah novel, dan untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu upaya untuk menjelaskannya disertai bukti-bukti hasil kerja kajian yang dihasilkan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

REFERENSI DALAM WACANA TULIS BERBAHASA INDONESIA DI SURAT KABAR (PBI-4)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa. Dengan demikian fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca)


Secara garis besar, sarana komunikasi verbal dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis. Dengan begitu, wacana atau tuturan pun dibagi menjadi dua macam: wacana lisan dan wacana tulis. Kridalaksana (1978:23) berpendapat bahwa dalam konteks tata bahasa, wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Dari pendapat tersebut berarti bahwa apa yang disebut wacana mencakup kalimat, gugus kalimat, alinea atau paragraf, penggalan wacana (pasal, subbab, bab, atau episode), dan wacana utuh. Hal ini berarti juga bahwa kalimat merupakan satuan gramatikal terkecil
dalam wacana dan dengan demikian kalimat juga merupakan basis pokok pembentukan wacana.

Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam hierarki kebahasaan. Sebagai tataran terbesar dalam hierarki kebahasaan, wacana tidak merupakan susunan kalimat secara acak, tetapi merupakan satuan bahasa, baik lisan maupun tertulis. Untuk wacana yang disampaikan secara tertulis, penyampaian isi atau informasi disampaikan secara tertulis. Ini dimaksudkan agar tulisan tesebut dapat dipahami dan diinterpretasikan oleh pembaca. Hubungan antarkalimat dalam sebuah wacana tulis tersusun berkesinambungan dan membentuk suatu kepaduan. Oleh karena itu, kepaduan makna dan kerapian bentuk pada wacana tulis merupakan salah satu faktor yang penting dalam rangka meningkatkan tingkat keterbacaan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA KOMIK DI MAJALAH ANNIDA (PBI-3)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya (penyimak), sedangkan dalam media tulis, tuturan disampaikan oleh penulis (penutur) kepada mitra tuturnya, yaitu pembaca.

. Sementara, untuk tuturan melalui media penutur dapat mengekspresikan tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media massa yang dapat dimanfaatkan untuk tuturan lisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Sedangkan, untuk media cetak seperti majalah, tabloid, dan surat kabar merupakan sarana cetak yang dapat dimanfaatkan oleh penulis (penutur) untuk disampaikan kepada pembaca (mitra tutur) dengan tujuan agar apa yang disampaikannya melalui media tulis mendapatkan respon dari para pembacanya (mitra tutur).

Media tulis yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik dikalangan remaja maupun dewasa salah satunya yaitu majalah. Ketertarikan masyarakat terhadap majalah dikarenakan penyajian serta pengemasan yang dibuat semenarik mungkin oleh penerbit, dengan maksud agar pembaca tertarik untuk membeli atau
membaca majalahnya tersebut. Selain itu, majalah juga banyak jenisnya, antara

lain majalah tentang seputar keagamaan, seputar kehidupan atau gaya hidup remaja dan lain-lain. Majalah yang mengkaji tentang seputar agama khususnya agama Islam salah satunya majalah Annida. Majalah Annida merupakan majalah yang berisi informasi berupa hiburan maupun pendidikan. Bagian hiburan yang terdapat dalam majalah Annida diantaranya cerpen (cerita pendek) dan komik, sedangkan bagian pendidikan berisikan pengetahuan baik cerita atau kisah-kisah maupun fenomena-fenomena yang terjadi dikehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Akan tetapi, penelitian ini hanya mengakaji satu objek penelitian, yaitu komik yang terdapat pada bagian hiburan dalam majalah Annida.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO (PBI-2)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam pembangunan. Tidak hanya kaum laki-laki saja yang berperan aktif, perempuan dituntut untuk beperan aktif juga dalam mengisi pembangunan. Mereka harus lebih mempunyai suatu sikap yang mandiri, disamping kebebasan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Perempuan banyak yang memiliki peran ganda selain sebagai ibu rumah tangga, mereka juga berperan sebagai wanita yang bekerja atau lebih dikenal dengan sebutan wanita karier. Oleh karena itu wanita belum bisa berperan secara utuh di masyarakat. Di satu sisi perempuan ingin berperan secara penuh baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, namun di sisi lain perempuan tidak boleh melupakan kodratnya sebagai seorang wanita..

Menghadapi permasalahan di atas diperlukan adanya strategi yang tepat yang mampu mendukung wanita dalam beperan aktif baik di lingkungan keluarga maupun di luar sebagai wanita karier tanpa mendapat pandangan negatif dari masyarakat. Strategi tersebut adalah dengan gerakan emansipasi wanita. Namun pada umumnya masyarakat berprasangka bahwa gerakan emansipasi wanita adalah gerakan pemberontakan terhadap kaum laki-laki, upaya melawan nilai-nilai atau norma-norma sosial yang ada, misalnya lembaga/institusi rumah tangga, perkawinan maupun usaha pemberontakan untuk mengingkari apa yang disebut kodrat.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Penerapan Contextual Teaching and Learning Melalui Pembelajaran Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas X TKJ B SMK Negeri 1 Kasreman 2009/2010 (PFIS-6)

BAB 1 
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang kemajuan bangsa. Dewasa ini, pendidikan sangat diperhatikan oleh pemerintah, karena pendidikan merupakan salah satu alat untuk mencerdaskan bangsa. Hal ini terbukti bahwa dari tahun ke tahun kurikulum pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang mengarah pada kesempurnaan. Tuntutan Perkembangan dunia pendidikan sehubungan dengan perkembangan  Sains Teknologi, menuntut adanya pembelajaran yang kontekstual dan menyenangkan.


Pelajaran Fisika seringkali membuat kita kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap substansi pelajaran tersebut. Banyak peserta didik yang mungkin mampu menghafal dan menuliskan rumus–rumus Fisika tersebut, tetapi kenyataannya mereka sering tidak memahami secara mendalam mengenai isi dari materi itu sendiri, selain itu mereka belum bisa menghubungkan antara apa yamg mereka pelajari dengan pengetahuan itu berguna.  


Berdasarkan observasi di SMKN 1 Kasreman didapatkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. Hal ini terlihat di dalam proses pembelajaran, rata-rata siswa yang bertanya, ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan guru hanya 3 sampai 5 orang, itu membuktikan bahwa siswa kurang aktif dan enggan terhadap mata pelajaran fisika. Selain itu nilai ulangan harian pada pokok bahasan Hukum Newton yang rata-ratanya hanya 62, dibawah rata-rata nilai SKBM yang ditentukan di SMKN 1 Kasreman sebesar 65. Salah satu faktor yang mungkin menjadi penyebabnya adalah motivasi belajar siswa yang masih rendah. Hal ini perlu dicarikan penyelesaiannya karena jika dibiarkan secara terus menerus, maka siswa akan menganggap Fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan rumit, akhirnya siswa enggan belajar fisika.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL (sebuah kajian Sosiopragmatik) (P-32)


Mendengar kata pedagang asongan, supir, kondektur, dan calo mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Pedagang asongan adalah para pedagang yang biasa menjajakan dagangannya di sekitar terminal dan di dalam bus-bus. Mereka selalu berupaya untuk menarik pembeli agar membeli dagangannya, yang kadang juga suka terlihat agak memaksa. Supir adalah para pengemudi bus atau angkot yang selalu terlihat di lingkungan terminal. Kondektur adalah orang yang membantu supir untuk menarik penumpang ke dalam angkot atau bus, sedangkan calo adalah perantara atau reseller. Kata calo kadang bersifat negatif karena apa yang calo lakukan adalah menggunakan kesempitan orang menjadi suatu kesempatan. Calo juga identik dengan preman atau penguasa daerah tertentu yang sudah menjadi objek pencariannya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Word, Above Word And Grammatical Level Equivalence In The Translation Of Nokia 2300 Manual (PBING-12)

CHAPTER I
INTRODUCTION

1.1 Background of the Study

Communication can not be limited only in a certain area or community but people in all over the world need to communicate each others. It is because the needs of life are more complex and various. Not only the needs of food, clothing and housing but nowadays the needs of information, education, science and technology, fashion and many more become very important.


The issue above can not be separated from language as a mean of communication. Language is the tool by which we express what we think, the typical vehicle of communication that humans use of dealing with one another. On the other hand, the presence of various languages that people speak in different nations all over the world, has more or less caused obstacles in the process of communicating among speakers of different language. Not every human can speak in all languages. How we can understand information from others country with different languages? How we can share the experiences, sciences and technology and many things to the people in all over the world? Translation plays important role here. Catford in A Linguistics Theory of Translation said, “Translation is an activity of enormous importance in the modern world and it is a subject of interest not only to linguist, professional and amateur translators and languages teachers, but also to electronic engineers and mathematicians”. 


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Sikap Peserta Didik Melalui Pelatihan Guru Dengan Vcd Pemodelan Dan Pendampingan Pada Pembelajaran Matematika (PMT-5

A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan, matematika memegang peranan penting dalam pendidikan baik sebagai objek langsung (fakta, konsep, prinsip) maupun objek tak langsung (sikap kritis, logis, dan tekun). Karena pentingnya matematika, mata pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan di sekolah mulai dari jenjang terendah yaitu sekolah dasar sampai jenjang tertinggi yaitu sekolah menengah atas. Bahkan matematika juga dipelajari sampai tingkat perguruan tinggi terutama pada jurusan ilmu eksakta.
Mata pelajaran matematika diberikan dalam suatu proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta srategi pembelajaran. Suatu sistem akan mencapai suatu keberhasilan jika komponen-komponen yang saling terkait bekerja secara seimbang. Jika salah satu komponen saja tidak bekerja, maka dapat dipastikan tidak akan memberikan hasil yang optimal.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN PEMANFAATAN LKS PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR .. .(PMT-4)

A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar.
Pada kenyataannya matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Selama ini umumnya siswa hanya bermodal menghafal rumus untuk menyelesaikan soal-soal matematika. Hal tersebut dikarenakan matematika bersifat abstrak dan membutuhkan pemahaman konsep-konsep. Faktor lain yang berpengaruh adalah cara mengajar guru yang tidak tepat. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini menggunakan metode ekspositori, di mana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat belajar. Minat belajar akan tumbuh dan terpelihara apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi, baik melalui variasi model maupun media pembelajaran.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Perbedaan Hasil Latihan Forehand Drive Menggunakan Arah Bola Depan Belakang Dan Posisi Pemain Maju Mundur Trhdp Kemampuan Melakukan Forehand (POL-10)

1.1 Alasan Pemilihan Judul
Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat karena banyaknya orang yang gemar bermain tenis mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam melakukannya, misalnya ada yang bertujuan untuk memperluas pergaulan, memperbanyak teman, rekreasi, kesehatan, tidak sedikit pula dari mereka yang berusaha untuk prestasi. Bahkan dewasa ini tenis dapat dijadikan sebagai lapangan pekerjaan mengingat melalui tenis dapat menghasilkan pendapatan.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Perbedaan Metode Mengajar Servis Bawah Terhadap Keberhasilan Servis Bawah Bola Voli Siswi Kelas X SMK N I Salam Tahun 2006 / 2007 (POL-9)

1.1. Latar belakang masalah.
Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan di seluruh tingkat sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA / SMK. Di dalam kurikulum SMK tahun 1999, permainan bola voli diajarkan pada siswa kelas I semester 2, kelas II semester 3 dan 4, kelas III semester 5 dan 6. Sedang dalam kurikulum 2004 sekolah diberi kebebasan untuk memprogramkan sendiri pada semester berapa permainan bola voli tersebut disampaikan. Di dalam KTSP
2006 sekolah memprogramkan permainan bola voli mulai diajarkan pada kelas X

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Dinamika Organisasi Muhammadiyah Dalam Perebutan Pengaruh Massa Di Kabupaten Rembang Tahun 1960-2000 (PSJ-2)

A. Latar Belakang
Organisasi massa Muhammadiyah merupakan salah satu pergerakan Islam yang pertama dengan bentuk modern dalam era kolonial Belanda. Keberadaan organisasi Muhammadiyah, sebuah organsasi yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta, semakin besar dan diakui masyarakat akibat adannya restu pemerintah kolonial Belanda. Pergerakan ini mendapatkan statusnya sebagai organisasi yang berbadan hukum (Recht Person) lewat surat ketetapan Gouvernement Besluit yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Yogyakarta (Algemene Secretarie, 22 Agustus 1914: No 81). Surat ini keluar setelah Muhammadiyah mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan sebagai badan hukum dengan terlebih dahulu mengajukan anggaran dasar, sekalipun dalam realitasnya anggaran dasar Muhammadiyah ketika itu sifatnya masih sangat sederhana (Pasha dan Darban, 2003:171). 


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan