Penggunaan Metode Hadiah dan Hukuman dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di MAN Kota Blitar (PAI-39)


Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi oleh prestasi belajar yang anjlok dan belum adanya perubahan yang mendukung dalam proses pembelajaran di kelas sehingga diharapkan adanya peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran. Salah satunya adalah perubahan strategi  pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga tumbuh motivasi belajar siswa dan menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan metode hadiah dan hukuman.
Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini,  1) Bagaimana perencanaan guru dalam menggunakan metode hadiah dan hukuman untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik di MAN Kota Blitar? 2) Bagaimana hambatan dan peluang penggunaan metode hadiah dan hukuman meningkatkan motivasi belajar peserta didik di MAN Kota Blitar? 3) Bagaimana hasil penggunakan metode hadiah dan hukuman dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di MAN Kota Blitar?
Penelitian ini berdasarkan lokasi sumber datanya termasuk kategori penelitian lapangan, dan ditinjau dari segi sifat-sifat data termasuk dalam penelitian kualitatif, berdasarkan pembahasannya termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisa data dilakukan mulai dari reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data dilakukan perpanjangan kehadiran, triangulasi, pembahasan teman sejawat dan klarifikasi dengan informan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumbergempol (PAI-38)



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar apapun itu, satu hal yang penting harus kita miliki salah satunya adanya minat dari diri kita. Diperlukan semacam dorongan dari jiwa yang dapat mengarahkan kita kepada kegemaran tersebut. Dorongan itu merupakan penggerak manusia untuk beraktifitas yang tanpa dorongan tersebut manusia tidak akan beraktifitas sama sekali ataupun bila ia beraktifitas tentu tidak disertai dengan kesadaran. “Dorongan jiwa pada tingkat yang tinggi lazim disebut “minat” yang dapat mengarahkan sekaligus menggairahkan seseorang kepada suatu kegemaran.”[1]
Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien.
Karena itu minat adalah kata kunci dalam pengajaran. Kaidah ini lebih perlu diperhatikan dibanding dengan kaidah lainnya. Kaidah ini terutama amat berpengaruh pada pengajaran tingkat rendah. Bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar itu akan berjalan dengan baik dan hasil belajar akan optimal.[2]

Tidak ada sang juara tanpa belajar dengan sungguh-sungguh. Bukan seperti dalam cerita, seorang murid yang waktu pelajaran tidak pernah hadir, dan ia hanya tidur-tiduran kemudian mengharap mendapat ilmu laduni, tiba-tiba bisa menguasai ilmu yang diajarkan gurunya.
Seorang pelajar yang mungkin sebenarnya memiliki bakat terpendam dalam bidang seni, tapi karena tidak ada usaha untuk mengembangkan sehingga bakat tadi tidak berbuah apa-apa tapi justru makin terpendam lagi. Dan itu banyak sekali penyebabnya. Diantaranya lingkungan yang tidak kondusif, manajemen sekolah yang kurang baik, kesibukannya yang sangat padat di luar sekolah (meskipun terkadang hal ini justru menjadi pemicu kedisiplinan), teman-teman sepergaulan yang kurang sejalan dengan arah bakatnya, dan juga faktor guru. Faktor guru yang dimaksud misalnya kurang baik kedisiplinan maupun kepribadiannya, kurang menguasai materi, dan lain-lain. Bahkan ada yang berpendapat bahwa siswa-siswi itu menjadi berminat atau tidaknya terhadap mata pelajaran lebih karena faktor guru. “Al thariqah ahammu min al maddah walakinna al mudarris ahammu min al thariqah (metode lebih penting daripada materi, tetapi guru lebih penting daripada metode).”[3]
Guru merupakan figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Sebab dalam kegiatan belajar mengajar peran guru sangat menentukan arah pendidikan tersebut sekaligus bertanggung jawab atas keberhasilan proses belajar mengajar.
Salah satu hal yang perlu dipahami guru untuk mengefektifkan proses pembelajaran adalah bahwa semua peserta didik dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tak pernah terpuaskan, dan mereka memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Oleh karena itu tugas guru yang paling utama adalah bagaimana membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik agar tumbuh minat dan motivasinya.
Dari sekian banyak faktor penyebab meningkatnya minat peserta didik, kepribadian guru adalah salah satunya. Kepribadian merupakan faktor penting bagi seorang guru karena kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan mejadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Upaya Peningkatan Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Sunan Gunung Jati (PAI-37)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang guru yang memiliki perilaku dan kemampuan untuk mengembangkan siswa secara utuh, maka hendaknya guru menguasai berbagai hal sebagai kompetensi dasar keguruan. Jabatan guru merupakan pekerjaan profesi, oleh karena itu kompetensi guru sangatlah dibutuhkan dalam Kualitas Pembelajaran, hal ini sejalan dengan penjelasan Arifin yang mengartikan profesi adalah :
Seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan keahlian khusus di bidang pekerjaan yang mampu mengembangkan kekaryaannya itu secara ilmiyah disamping mampu menekuni bidang profesinya selama hidupnya, mereka itu adalah para guru yang profesional yang memiliki kompetensi keguruan berkat pendidikan atau latihan di lembaga pendidikan guru dalam jangka waktu tertentu.[1]
 Agar profesi guru dapat memenuhi persyaratan yang sesuai dengan maksud diatas, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan memahami kompetensi guru terutama yang menyangkut Kualitas Pembelajaran. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kompetensi menunjukkan kepada perbuatan yang bersifat rasional untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi (kemampuan) ini diperoleh melalui proses pendidikan atau latihan. Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar adalah guru. Seorang guru perlu memiliki kompetensi (kemampuan) untuk mengorganisasi ide-ide yang dikembangkan menjadi guru merupakan suatu profesi yang sangat mulia, suatu profesi yang seharusnya didasari oleh panggilan jiwa, bukan semata-mata karena kepintaran dan keterpaksaan karena tidak ada lagi profesi yang lain. Menjadi guru mengemban tugas sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik. Setiap orang akan bisa dan mampu menjadi pengajar dengan latar belakang pendidikan apapun, akan tetapi tidak semua orang bisa untuk menjadi pendidik, sekalipun lulusan institusi pendidikan yang sudah memiliki akta IV, itu bukanlah jaminan untuk dapat menjadi guru yang profesional.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pendidikan Seks Remaja dalam Keluarga Menurut Perspektif Islam, (PAI-36)



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
             Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan lepas dari kegiatan pendidikan, baik pendidikan dalam bentuk fisik maupun psikis.[1]Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya”.[2] ”Pendidikan, seperti halnya kesehatan, adalah termasuk kebutuhan pokok (hajat asasiyah) yang harus terpenuhi dalam diri setiap manusia dalam hidupnya”,[3] berupa  menjauhkan diri dari sikap dan sifat bodoh, menambah wawasan hidup, memenuhi kemajuan gaya dan pola hidup, dan meraih prestasi untuk mengeksiskan diri dalam kehidupan.[4] Untuk mewujudkannya dapat direalisasikan di antaranya dengan menampilkan konsepsi pendidikan seks. 
             Pendidikan seks sangat diperlukan karena dilatarbelakangi adanya problem yang akhir-akhir ini mendominasi kehidupan masyarakat.[5] Problem itu sangat terkait dengan akhir-akhir ini pergaulan remaja (laki-laki dan wanita) sudah sangat mengkhawatirkan, sudah sangat keblabasan dan kelewat batas. Sering menyaksikan adegan di jalan-jalan, maal-maal maupun angkutan-angkutan umum, sepasang muda-mudi/remaja sedang asyik berciuman, berpelukan, berangkulan dan lain sebagainya.[6] Bahkan di media, anak kita sering disuguhkan hidangan bacaan dan tontonan adegan seks sepasang pemuda-pemudi sedang ber-indihoy atau dengan istilah keren ’kumpul kebo’. Na’uzu billahi min zalik.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak Didik Di SMP Islam Durenan Trenggalek (PAI-34)



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan merupakan system dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dengan segala aspek kehidupan manusia.  Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.[1] Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk membentuk anak manusia demi menunjang perannya dimasa yang akan datang. Oleh karena itu pendidikan merupakan proses budaya yang mengangkat harkat dan martabat manusia sepanjang hayat. Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan manusia.
Berdasarkan dengan hal tersebut tampak bahwa output pendidikan adalah terbentuknya kecerdasan dan keterampilan seseorang yang dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sehingga, jelaslah pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, Negara dan maupun pemerintah. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa, mutu pendidikan ini masih jauh yang diharapkan. Sejalan dengan tuntunan nasional dan global pendidikan harus mampu menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu. Sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tidak mungkin dapat diraih tanpa adanya pengendalian mutu yang dilaksanakan melalui penerapan dalam pendidikan secara konsisten.
Oleh karena itu perlu disadari bahwa upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan suatu rangkaian proses pembelajaran anak manusia memuji kedewasaan diri baik secara intelektual, moral sosial, dan emosional.  Upaya tersebut dilakukan agar sianak didik dapat menggali, menemukan dan kemudian menempa potensi dirinya dalam rangka mempersiapkan masa depan hidupnya. Dengan hal tersebut, pendidikan dianggap menjadi salah satu wahana yang diharapkan mampu membangun manusia yang beradaban dan mampu memberdayakan segenap potensi diri. Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.[2]
Berbagai upaya atau usaha yang dilakukan oleh pemerintah didalam mensejahterakan kehidupan bangsa. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah yang mengacu kearah kemajuan adalah melaksanakan dan mengembangkan, terutama dalam mengembangkan kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga hasil dari pendidikan itu dapat segera atau berperan aktif dalam usaha pembangunan nasional.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan