Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan

Analisis Strategi Pemasaran Pabrik Tahu Sukun ... (PRT-26)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tahu merupakan makanan olahan hasil pertanian kedelai yang diolah menjadi produk baru yang memiliki nilai lebih. Selain itu, tahu merupakan bahan makanan bagi masyarakat yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Dari sinilah akhirnya produk olahan tahu ini terus berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan dari konsumen. Para pengusaha mulai melirik adanya peluang bisnis ini, maka mulailah mereka mengembangkan bisnis di bidang produk makanan “Tahu”. Seiring dengan perkembangan bisnis makanan olahan tahu, maka banyak berdiri pabrik-pabrik tahu dan mereka melakukan strategi pemasarannya masing-masing untuk memenangkan persaingan.

Menurut Basu Swasta dan Irawan (1995), dalam menghadapi dunia usaha yang ditandai dengan adanya perubahan dan semakin meningkatnya persaingan dewasa ini maka peranan pemasaran semakin penting artinya bagi perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemasaran merupakan ujung tombak bagi kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan kegiatan pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang tujuannya untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memasarkan produknya demi tercapainya tujuan perusahaan yaitu meningkatkan volume penjualan, naiknya keuntungan perusahaan, kelangsungan hidup terjamin dan dalam jangka panjang adalah adanya perkembangan dari perusahaan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Perkembangan Dan Preferensi Terhadap Larva Glyphodes Pulverulentalis (Hama Ulat Pucuk) Pada Lima Jenis Tanaman Murbei (Morus Sp.) (PRT-171)

Tanaman murbei (Morus sp.) mempunyai peranan penting dalam usaha persuteraan alam, sebab daun tanaman ini merupakan makanan pokok bagi ulatsutera (Bombyx mori). Produksi dan kualitas daun murbei tidak hanya menentukan pertumbuhan dan kesehatan ulatnya, tetapi juga berpengaruh terhadap kualitas kokon yang dihasilkan dan sekaligus menentukan pula hasil produksi benang suteranya (Sunanto, 1997).

          Dengan semakin populernya persuteraan alam, maka usaha–usaha ke arah peningkatan produksi dan kualitas daun ditingkatkan, agar diperoleh jumlah kokon yang banyak dan berkualitas baik. Tanaman murbei termasuk jenis tanaman yang sering diganggu hama atau penyakit. Serangan hama atau penyakit mengakibatkan produksi daun murbei mengalami penurunan (Sunanto, 1997).

          Hama yang umumnya menyerang tanaman murbei adalah jenis-jenis serangga dari ordo seperti Coleoptera, Hemiptera, Lepidoptera, Thysanoptera. Hama-hama tersebut dapat menimbulkan kerusakan besar karena memakan tunas, daun, batang, bahkan akar tanaman murbei (Handoro, 1997). Hama yang banyak merusak tanaman murbei di Sulawesi Selatan ada 4 jenis yaitu hama pucuk, kutu daun, kutu batang dan penggerek batang. Hama pucuk G. pulverulentalis banyak merusak daun dan daun muda (Dirjen Kehutanan, 1995). Kuantitas dan kualitas daun murbei tidak hanya menentukan pertumbuhan dan kesehatan ulat sutera tetapi berpengaruh terhadap kualitas kokon yang dihasilkan dan sekaligus menentukan produksi benang sutera (Samsijah,1985).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Biaya Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah Pada Perusahaan Susu Anugerah Di Kecamatan . ...(PRT-77)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
                Pembangunan sub sektor peternakan sangat penting guna memenuhi permintaan masyarakat akan hasil peternakan. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran pemenuhan kebutuhan gizi, maka permintaan akan hasil-hasil peternakan semakin meningkat. Salah satu hasil peternakan yang banyak dibutuhkan masyarakat adalah susu sapi. Susu dapat diartikan sebagai sekresi yang normal dari kelenjar ambing hewan menyusui (Susrini, 1992).

         Perusahaan Susu Anugerah merupakan bentuk perusahaan peternakan sapi perah yang memelihara ternak secara komersial dari tahun ke tahun. Kendala yang dihadapi usaha peternakan sapi perah adalah mengenai metode evaluasi perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usaha peternakan sapi perah yang tepat sehingga pendapatan yang diperoleh dapat layak untuk memenuhi biaya produksi, untuk mengetahui hubungan antara skala usaha dan biaya produksi terhadap pendapatan usaha.

Biaya produksi dalam arti ekonomi adalah semua korbanan yang harus ditanggung untuk menghasilkan barang atau jasa yang siap dipakai konsumen  (Sudarsono,1986). Menurut Ibrahim (1998) biaya produksi terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan, terdiri dari gaji karyawan tetap, bunga bank, pengambilan pokok pinjaman, penyusutan, asuransi dan biaya tetap lainnya yang harus dapat ditentukan besarnya. 

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan Ayam Petelur Di … Dan … Kecamatan … Kabupaten …(PRT-81)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

            Usaha peternakan ayam petelur telah tersebar luas baik sebagai peternakan rakyat maupun sebagai perusahaan peternakan. Beberapa hal yang menyebabkan kemajuan tersebut adalah adanya perbaikan teknologi pengolahan ayam petelur yang berupa: bibit unggul, pakan yang berkualitas, perkandangan, sanitasi, pengendalian penyakit dan pelaksanaan teknis pemeliharaan ayam petelur lainnya. Perkembangan usaha peternakan terutama peternakan ayam petelur mempunyai tujuan untuk memproduksi telur yang dijual di pasar konsumen untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, selain itu juga bertujuan untuk menghasilkan daging asal ayam petelur afkir. Tujuan perkembangan usaha peternakan ayam petelur adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat pada sektor rumah tangga oleh pihak konsumen. Tujuan yang ingin dicapai oleh pihak produsen dalam mengusahakan peternakan ayam petelur adalah untuk mendapatkan keuntungan guna mencukupi kebutuhan hidup dan meningkatkan usahanya.

                  Koperasi Unit Desa (KUD) Sari Bumi adalah salah satu koperasi yang mengelola sektor peternakan ayam petelur di wilayah kecamatan Bululawang dan kecamatan Turen kabupaten Malang. KUD tersebut bertugas sebagai penyalur pemasaran telur yang didapatkan dari peternak, yakni peternak ayam petelur skala kecil sampai peternakan ayam petelur skala besar. KUD tersebut memberikan pembinaan pada dua peternakan besar, yaitu Padi Farm di desa Padi dan Talangsuko Farm di desa Talangsuko, kecamatan Turen  kabupaten Malang. Kedua peternakan tersebut telah berdiri lebih dari 5 tahun lamanya dalam menghasilkan telur konsumsi bagi masyarakat. Padi Farm telah berdiri sejak tahun 1998 dengan jumlah ayam awal sebanyak 40.000 ekor ayam petelur. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen akan telur dan ditunjang dengan meningkatnya keuntungan yang didapatkan oleh Padi Farm, maka usaha tersebut dilakukan peningkatan hingga pada saat sekarang jumlah ayam petelur yang dimiliki menjadi 65.280 ekor. Talangsuko Farm telah berdiri sejak tahun 1987 dengan jumlah ayam petelur awal sebanyak 50.000 ekor dan semakin berkembang hingga sekarang ayam yang dimiliki berjumlah 107.756 ekor.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Total Quality Management Dan Kinerja Koperasi Persusuan (Studi Kasus Di Koperasi “Sae” Kec…. Kab. …(PRT-80)

BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang
Pesatnya perkembangan industri susu segar dalam negeri selama periode 1979-1996 tidak terlepas dari berbagai kebijaksanaan yang kondusif. Pada tahun 1983 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, yaitu Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi. Dalam SKB tersebut Industri Pengolah Susu diwajibkan menyerap susu segar dalam negeri sebagai pendamping dari susu impor untuk bahan baku industrinya. Proporsi penyerapan susu segar dalam negeri ditetapkan dalam bentuk rasio susu, yaitu perbandingan antara pemakaian susu segar dalam negeri dan susu impor yang harus dibuktikan dalam bentuk bukti serap. 
Angka perbandingan atau rasio impor susu sebesar 1,0 banding 1,7 (1,0:1,7). Dengan rasio 1,0:1,7 artinya untuk setiap penyerapan satu bagian susu segar dari dalam negeri (koperasi) maka Industri Pengolahan Susu (IPS)  boleh mengimpor 1,7 bagian dari luar negeri (suara pembaruan online.com). Dengan demikian, IPS diharapkan membeli susu dari koperasi lebih banyak lagi, sehingga peternak yang tergabung dalam koperasi juga bisa meningkatkan produksinya. 
                Pada awal pengembangan susu sapi perah diatur dalam INPRES No. 1/1985 yaitu mengenai pengembangan persusuan dilakukan untuk membangun dan membina usaha persusuan agar mampu meningkatkan produksi susu dalam negeri dan susu olahan dengan mutu yang baik dan harga terjangkau oleh masyarakat sekaligus untuk mengurangi impor susu serta meningkatkan kesejahteraan petani ternak sapi perah pada khususnya dan meningkatkan gizi masyarakat pada umumnya. Pada tahap awal pengembangan susu sapi perah ini dikembangkan sistem kemitraan, yaitu antara peternak, Koperasi Unit Desa (KUD) dan Industri Pengolahan Susu (IPS). Dalam kemitraan ini terjadi kebijakan kepastian pasar dan harga, yaitu adanya kewajiban industri pengolah susu untuk menyerap susu sapi perah domestik. Dalam kemitraan ini tentu terdapat aliran input maupun output agribisnis yang disertai nilai tambah dari masing-masing pelaku agribisnis tersebut.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Usaha Kemitraan Ayam Pedaging Di Pt. Surya Gemilang Pratama …(PRT-79)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
                Pembangunan di masa mendatang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak melalui peningkatan produksi ternak, disamping ditujukan untuk meningkatkan konsumsi daging didalam negeri. Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menunjang pengembangan dari usaha ternak ayam pedaging. 

                Tahun 2006 diperkirakan pendapatan perkapita penduduk Indonesia akan meningkat menjadi sekitar US $ 2500 dan konsumsi daging ayam ras diperkirakan akan mencapai 10kg/kapita/tahun. Perkiraan jumlah penduduk yang mencapai 220 juta jiwa, dubutuhkan sekitar dua milyar kilogram daging ayam pada tiap tahunnya atau sekitar 5,5 juta kg setiap harinya. Krisis moneter pada tahun 1997 dan diikuti oleh adanya inflasi mengakibatkan daya beli dan pendapataan riil masyarakat mengalami penurunan sehingga berdampak kenaikan harga pada biaya-biaya produksi sehingga mempengaruhi skala usaha dan pendapatan para pengusaha (Saragih, 1998). Keadaan ini mempengaruhi perkembangan pola kemitraan peternakan ayam pedaging dalam upayanya memenuhi kebutuhan konsumsi daging ayam ras, sehingga perlu suatu pola peternakan yang lebih efektif dan tidak memberatkan para petenak selaku pelaksana dalam kegiatan produksi.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pemasaran Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) (Studi Kasus Desa ... Kecamatan ...Kabupaten ...) (PRT-23)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak astsiri yang penting bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor yang cukup mendatangkan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor minyak mempunyai prospek yang baik, karena dibutuhkan secara kontinyu dalam industri kosmetik, parfum, sabun dan lain-lain. Penggunaan minyak nilam yang sifatnya yang fiksatif terhadap bahan pewangi lain agar aroma bertahan lama, sehingga dapat mengikat bau produktif selama 1-2 tahun (Mangun, 2005)

Di pasar internasional (marketing international) minyak nilam dikenal dengan nama “ Patchouli oil”. Hasil tanaman nilam adalah minyak yang didapat dengan cara menyuling batang dan daunya, belum ada senyawa sintetis yang mampu menggantikan peran minyak nilam dalam industri parfum dan kosmetika. Dalam dunia perdagangan dikenal dengan dua macam nilam yaitu “ Folia patchouli naturals” (sebagai insektisida) dan “ depurate” (Sutanto, 2005).

Tanaman nilam ( Pogostemon Cablin, Benth ) termasuk tanaman dari famili Labiateae. Famili ini memiliki sekitar 200 genus, yang satu diantaranya adalah pogostemon. Genus ini diperkirakan memiliki sekitar 40 spesies, yang salah satunya adalah Pogostemon Cablin,Benth. Secara geografis tanaman yang termasuk semak dengan tinggi mencapai 1 meter ini tersebar luas di Asia Tenggara. Meskipun kualitas nilam terbaik ada di Indonesia, tetapi asal nilam diduga dari Filipina. Nilam dari Filipina tersebut lantas ditanam dan berkembang diberbagai Negara, diawali dari Singapura, kemudian berkembang di Indonesia ( Pulau Sumatra ), Madagaskar, hingga Brasil (Heironymus, 1991).


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Curahan Tenaga Kerja Wanita Tani (studi kasus pada wanita tani di Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu) (PRT-22)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka panjang, bersama dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sumber daya alam, kapasitas produksi yang terpasang dalam masyarakat yang bersangkutan. Keempat faktor dinamika itu harus dilihat dalam kaitan interaksi satu dengan yang lainnya. Namun, diantaranya peranan sumber daya manusia mengambil tempat yang sentral, khususnya dalam pembangunan ekonomi negara – negara berkembang di mana kesejahteraan manusia dijadikan tujuan pokok dalam ekonomi masyarakat. Berpangkal pada haluan ini masalah penduduk dan angkatan kerja, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, wajib diberi perhatian utama dalam ekonomi pembangunan. Dalam hal ini menonjolkan maslah kesempatan kerja secara produktif khususnya tenaga kerja wanita tani.

Negara-negara berkembang pada umumnya terus mengalami pertumbuhan penduduk. Dengan sendirinya, kebutuhan masyarakat menjadi semakin banyak mengenai serangkaian keperluan hidup yang sifatnya sangat mendasar: pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, kesehatan.   

Perjalanan pembangunan pertanian kita hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang maksimal dilihat dari kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Penurunan lahan yang dratis dan persaingan global menyebabkan pertanian terpuruk ditambah beban ekonomi perkotaan dari sektor industri. Industri yang seharusnya bisa menampung luapan tenaga kerja sektor pertanian ternyata mandul apalagi PHK menjadi momok tiap perusahaan. Mengingat kondisi tersebut perlu kita renungkan kembali alternatif strategi pembangunan pertanian yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Pemasaran Minyak Atsiri Di Kecamatan ... Kabupaten ... (PRT-21)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
Sektor pertanian, dengan segala output yang dihasilkan, merupakan sektor  yang cukup tangguh dibanding sektor lainnya. Hal tersebut telah teruji saat Indonesia dilanda kerisis ekonomi. Produk dari sektor pertanian justru menjadi salah satu sumber pendapatan devisa bagi Negara. Umumnya, komoditas tersebut berasal dariperkebunan, salah satunya produk perkebunan dalam bentuk minyak atsiri. Disamping itu minyak nilam mempunyai banyak keunggulan. Silain bermanfaat bagi berbagai ragam kebutuhan industri, masa panen tanaman nilam relative singkat dan mempunyai jangka waktu hidup cukup lama.

 Industri rumah tangga yang ada di Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek pada saat ini sangat banyak yang memproduksi minyak Atsiri dari bahan baku nilam tetapi ada juga, masyarakat yang memproduksi minyak cengkeh sebagai tambahan pendapatan keluarga mereka. Minyak atsiri banyak dipasarkan di daerah Tulungagung, Blitar, Malang, bahkan ada pula yang pemasarannya sampai ke Jakarta. Dalam usaha peningkatan pemasaran, industri rumah tangga dihadapkan pada permasalahan dengan banyak munculnya penyulingan minyak nilam didaerah lain. Sehingga menimbulkan persaingan yang ketat didalam memasarkan barang dalam wilayah jawa timur.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Biaya Jasa Telekomunikasi Pada Kerajinan Kayu Jati ... (PRT-20)

BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang
Telekomunikasi, makin hari makin menguasai kehidupan manusia, apalagi ketika sudah terjadi konvergensi, saling menyatu antara teknologi telekomunikasi dengan teknologi informasi. Informasi akan berkembang cepat dengan telekomunikasi dan alat komunikasi, misalnya telepon rumah atau telepon seluler bekerja sama dengan komputer untuk memenuhi kebutuhan manusia akan banyak hal. Orang pun tidak bisa meninggalkan telekomunikasi kalau tidak ingin ketinggalan informasi. 

Perkembangan pesat telekomunikasi di Indonesia, mengisyaratkan adanya beberapa permasalahan menarik untuk dicermati. Pada tahun 2006 sekarang ini, jumlah telepon seluler di Indonesia telah melampaui jumlah telepon tetap (fixed line) dalam jumlah yang cukup signifikan sebagai sebuah fenomena yang mengisyaratkan adanya beberapa perubahan paradigma dalam perilaku orang melakukan komunikasi di mana saja, kapan saja, dan siapa saja. Apalagi, infrastruktur jaringan komunikasi yang tersedia di Indonesia sekarang ini sudah tidak hanya digunakan untuk keperluan berbicara, tetapi sudah mampu untuk ditumpangkan dengan fasilitas multimedia seperti mengakses jaringan Internet maupun untuk menerima dan mengirim SMS (Short Message Services) yang menjadi sangat populer untuk segala lapisan umur.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Usaha pada Industri Kecil ‘Tembakau Campur’ ( Studi Kasus di Kelurahan ... Kecamatan ... Kabupaten ...) (PRT-19)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
            Dalam era pembangunan dewasa ini, peran sektor pertanian dalam meningkatkan perekonomian rakyat nampak menonjol, oleh karena itu sektor pertanian selalu mendapatkan prioritas. Prioritas pembangunan Indonesia adalah pembangunan sektor ekonomi dengan menitik beratkan pada sektor pertanian, hal ini di karenakan Negara Indonesia adalah salah satu Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dari sektor pertanian.

Sektor pertanian yang meliputi tanaman pangan, buah buahan, perkebunan, peternakan, perikanan akan dapat membantu dan memberi konstribusi besar bagi pembangunan Nasional.

Sektor pertanian dalam hal ini tanaman perkebunan tembakau mampu memberikan sumbangan terhadap Negara berupa devisa, pajak dan cukai. Peranan penting sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi, yaitu pada sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan produk pertanian guna memenuhi pendapatan petani, menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Mubyarto,1972,11 ).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Sikap Ibu Rumah Tangga Pedesaan Terhadap Tanaman Obat Keluarga (TOGA) (Study Kasus di Desa Trasak Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan (PRT-18)

BAB I
PENDAHULUAN

I.I   Latar Belakang
            Kesehatan merupakan modal utama bagi manusia untuk dapat menikmati kehidupan secara optimal, yang merupakan hak setiap insan untuk meraih derajat kesepakatan yang setinggi-tingginya. Karena itu untuk mendapatkan kesehatan ini bermula dari lingkungan keluarga yang tidak lepas dari peran serta ibu rumah tangga dalam kesejahteraan kesehatan.

            Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya yang sudah ada sejak dahulu kala dimanfaatkan oleh nenek moyang kita dalam upaya mengatasi masalah kesehatan dengan menjadilan berbagai ramuan bahan tanaman obat. Oleh karena itu pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) perlu dikembangkan dan disebar luaskan di masyarakat terutama untuk ibu-ibu rumah tangga.

            Ibu rumah tangga sangat berperan dalam masalah kesehatan, sehingga apabila anggota keluarga ada yang sakit maka ibu rumah tanggalah yang melakukan pencegahan pertama dalam mengatasi masalah kesehatan. Namun dewasa ini banyak kecenderungan perubahan sikap konsumen dalam masalah mengkonsumsi obat-obatan untuk kesehatan. Kesehatan bagi kelangsungan hidup kita sangat penting sekali, karena tanpa kesehatan kita tidak dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat mempertahankan hidup di dunia ini.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan ... Kota ...(PRT-17)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar.

Penyuluhan bisa menjadi sarana kebijaksanaaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai sarana kebijakan hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani tersebut. Lebih dari 500.000 agen penyuluhan pertanian harus memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kompetensi petani. Mereka juga diharapkan memainkan peranan baru, seperti memperkenalkan pertanian yang berkelanjutan yang menuntut ketrampilan. Kebanyakan agen penyuluhan bernaung dibawah organisasi resmi seperti departemen (pemerintah), perguruan tinggi, atau perusahaan komersil lainnya. Keberhasilan yang diperoleh dari struktur organisasi dan gaya kepemimpinan yang disepakati bersama ternyata sangat mempengaruhi efektifitas penyuluhan.

Sistem latihan dan kunjungan yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan efektifitas penyuluhan sebagai jembatan yang menghubungkan sumber informasi dengan petani untuk meningkatkan struktur latihan, cara penyampaian dan administrasi pelayanan penyuluhan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Pendapatan Usahatani dan Persepsi Petani pada Bawang Merah Organik”. (Studi kasus di Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto). (PRT-16)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Program intensifikasi pertanian melalui penerapan teknologi pertanian, seperti penggunaan pupuk kimia, pestisida kimia dan bibit unggul, ternyata menyisakan suatu masalah bagi kelestarian lingkungan, keseimbangan alam dan pertanian itu sendiri. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang kurang terkendali, menyebabkan petani menjadi ketergantungan terhadap produk ini dan dari waktu ke waktu dosisnya semakin bertambah. Hal ini berdampak pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya, kelestarian lingkungan pertanian menjadi terganggu, timbulnya organisme pengganggu tanaman, dan semakin berkurangnya keanekaragaman hayati.

Melihat perkembangan dunia saat ini, dimana masyarakat bergaya hidup “back to nature” semakin meningkat kesadarannya tentang kesehatan dan kelestarian lingkungan, mereka menginginkan suatu makanan yang benar-benar serba alami, dan bebas zat kimia, pestisida, dan pupuk kimia. Gaya hidup ini telah berkembang di negara-negara maju dan baru lima tahun terakhir ini Indonesia mulai mengembangkannya. Efek dari adanya globalisasi juga mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dunia dalam keragaman, mutu, dan keamanan produk pangan. Maka dengan sendirinya permintaan akan berubah ke produk pertanian yang lebih memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan.

Kabupaten Mojokerto, khususnya di Desa Sajen, Kecamatan Pacet merupakan salah satu daerah pengembangan pertanian organik dan telah berhasil membudidayakannya dengan baik. Budaya bertani secara konvensional yang selama ini telah diterapkan oleh para petani semakin tidak menguntungkan dan semakin lama biaya produksinya semakin besar. Naiknya harga saprodi merupakan faktor utama terjadinya  kerugian di tingkat petani yang tidak diiringi dengan adanya kenaikan harga produk yang memadai. Akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang terus menerus, maka berdampak pada ketidakseimbangan lingkungan, yaitu menurunnya daya dukung lahan, sehingga produksi menurun. Dari adanya masalah tersebut maka petani ingin memperbaiki sistem budidayanya dengan sistem budidaya organik, khususnya bawang merah organik.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pola Kemitraan Antara Petani Tebu Dengan Pabrik Gula Asembagus (Desa ... Kecamatan ... Kabupaten ...) (PRT-15)

BAB I
PENDAHULUAN

I.I        Latar Belakang
Sejarah indusri gula di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Dalam perkembangan tersebut, berbagai aspek dibidang produksi, pengolahan dan pemasaran mengalami perubahan. Pada masa penjajahan, industri gula merupakan penghasil devisa penting dengan produksi ± 3 juta ton dari sekitar 179 pabrik pada tahun 1920an. Akan tetapi, jumlah produksi terus turun akibat depresi ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1930an dan jumlah pabrik gula turun menjadi 51 pada tahun 1996.

Pada masa penjajahan, produksi gula dilakukan dengan sistem glebagan  dengan menyewa bentuk lahan petani dalam waktu jangka panjang. Tanah untuk tanaman tebu dipilih yang kualitasnya baik di lahan irigasi, ini dilakukan untuk menjamin suplai tebu ke pabrik dalam jumlah yamg cukup. Setelah industri gula diambil alih oleh pemerintah pada tahun 1957, sewa tanah dengan sistem glebagan ini masih dilanjutkan. Namun, untuk mendapatkan lahan dari petani relatif semakin sulit. Hal ini disebabkan hasil dari penyewaan lahan lebih rendah dibanding apabila lahan tersebut ditanami tanaman lain seperti padi.

Di bidang budidaya tebu, peluang untuk menekan biaya produksi melalui perbaikan teknologi dan manajemen dan sekaligus untuk meningkatkan daya saing tebu di lahan sawah dalam menghadapi padi dan tanaman lain juga sangat terbuka seperti dengan menggunakan benih unggul dengan produktivitas tinggi. Keberhasilan memanfaatkan benih tebu unggul sangat penting dalam menjaga efesiensi pengusahaan tebu jangka panjang, karena ini tidak menimbulkan distorsi sebagaimana apabila kenaikan produksi hanya dirangsang oleh instrumen harga/gula yamg tinggi ataupun subsidi input.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Kajian Pengembangan Kawasan Agropolitan Sebagai Pendekatan Wilayah Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota ... (PRT-9)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Berdasarkan perubahan lingkungan strategis dan gejolak faktor eksternal, yaitu terjadinya krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997, terbangun wacana memposisikan sektor pertanian sebagai andalan atau penggerak utama pembangunan nasional. Terdapat justifikasi empirik yang cukup kuat untuk memposisikan sektor pertanian (agribisnis) sebagai basis pembangunan nasional sebagai berikut: 

1.                  Akibat dampak krisis, ekonomi nasional mengalami kontraksi sebesar 13,68 persen pada tahun 1998, sementara sektor pertanian tetap tumbuh sebesar 0,22 persen.
2.                  Pada tahun yang sama (1998), terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja nasional sebesar 2,13 persen atau 6.429.530 orang, sedangkan sektor pertanian mampu meningkatkan kapasitas penyerapan tenaga kerja sebesar 432.350 orang.
3.                  Sektor pertanian berpotensi progresif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yang diindikasikan oleh senjang produktivitas sebesar 35,6 persen, pemanfaatan sumberdaya lahan relatif masih rendah sekitar 32,3 persen dan pemanfaatan potensi perairan sekitar 46,7 persen.
4.                  Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam mengatasi permasalahan struktural pembangunan nasional yang ditunjukkan oleh kontribusi kedua terbesar 18,84 persen dalam pembentukan GDP nasional, dominan dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 45,0 persen, produktivitas sektor pertanian yang relatif masih rendah (25 persen produktivitas sektor non pertanian), dan masih besarnya pengangguran di daerah pedesaan.
5.                  Sektor pertanian memiliki kemampuan artikulatif yang tinggi, dimana pangsa pengeluaran konsumsinya 48,01 persen lebih tinggi diban-dingkan rumah tangga non-pertanian, elastisitas pengeluarannya juga lebih besar, dan semua sub-sektor dalam lingkup pertanian termasuk dalam katagori penyerapan tenaga kerja sedang sampai tinggi.
6.                  Agroindustri kecil yang bergerak di sektor makanan, perikanan dan peternakan merupakan sektor komplemen yang dapat dikembangkan untuk mengartikulasikan sektor pertanian dan merupakan pilar strate-gis pembangunan sektor pertanian andalan. Sektor komplemen ini memiliki intensitas penggunaan tenaga kerja yang tinggi dan produk yang dihasilkan memiliki pangsa dan elastisitas yang tinggi bagi keluarga tani. 

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Pola Kemitaan Pt Bisi Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Cabai (PRT-89)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Pembanngunan nasional merupakan serangkaian program pembangunan yang dilaksanakan secara  menyeluruh, terarah, terpadu dan dilaksanakan secara terus menerus yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.
Tujuan pokok setiap tahap pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup, mencerdaskan, mensejahterakan seluruh rakyat secara adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat bagii pembangunan tahap berikutnya.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Pembangunan pedesaan merupakan bagian darii pem-bangunan nasional guna mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur.  Di samping itu strategi pembangunan selain untuk mening-katkan pertumbuhan juga harus memperhatikan pemerataan hasil-hasil pembangunan, yang didalamnya termasuk pembangunan dii bidang pertanian dengan sub sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam pemberdayaan ekonomi rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi angka kemiskinan.
Terpuruknya perekonomian nasional sejak tahun 1997 yang dampaknya masih berkepanjangan sampai saat ini, membuktikan lemahnya fundamental ekonomi kita yang kurang bersandar kepada potensi sumber daya domestik (domestik resources).  Pengalaman pahit dari krisis moneter dan ekonomi tersebut memberikan bukti empiris bahwa sektor pertanian paling tangguh menghadapi terpaan, yang pada gilirannya memaksa kesadaran publik untuk mengakui bahwa sektor pertanian dijadikan salah satu sektor andalan dan pilar pertahanan dari keamanan ekonomi nasional menuju industrialisasi.   Memang pada dekade terakhir ini sektor pertanian hanya diberlakukan sebagai sektor pendukung, sektor yang kurang memperhatikan keberpihakan kepada kepentingan kesejahteraan petani sebagai pelaku sentral, hal ini terbutkti bahwa sampai saat ini tingkat kesejahteraan petani pada umumya belum membaik atau belum seperti yang diharapkan.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Usaha Pembibitan Anggrek Dalam Botol Pada Handoyo Budi Orchids Di Malang (PRT-120)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1                 Latar Belakang
Sektor pertanian     merupakan     andalan     bagi    negara- negara agraris. Kemajuan teknologi di berbagai bidang membawa dunia ke era globalisasi dan keadaa inmembaw duni perekonomia yan berpol agribisni dan agroindustri Indonesia kedunia perdagangan internasional.

Era globalisasi dicirikan antara lain oleh perdagangan yang semakin besar antar negara didunia termasuk diadakannya perdagangan komoditas hortikultura. Hal  ini  bararti  bahwa komoditads  hortikultura  Indonesia  mempunyai peluang untuk berperan dipasaran dunia disamping dipihak lain pasar dalam negri menjadi terbuka  untuk  pasaran  komoditas hortikultura  dari  luar  negri.  Sebagai  suatu peluang ekonomi (economy opportunity) yang sangat potensial,  bisnis tanaman hias  akan  dapat  memberikan  kontribusi  yang  berarti bagi  ekonomi  nasional dimasa  mendatang.  Kesempatan  ekonomi  yang  potensial  dapat direalisasikan apabila   sektor   ini   mendapatkan   penanganan   yang   cukup   dari  pemerintah (Anonymous, 1994).

Prosepengembangan sektor   pertania n sampai saat   ini masih diprioritaskauntuk    peningkatan      produksi pangan. Usaha- usaha untuk peningkatan  produksi  tanaman  hias masih  kurang  mendapat  perhatian  dari berbagai  pihak,   hal  tersebut  dapat  dimengerti mengingat  konsumen  untuk produksi  tanaman  hias  masih  sangat  terbatas  untuk masyarakat  dalam  negri. Setelah adanya rangsangan- rangsangan untuk kepentingan ekspor maka mulailah tanaman hias itu mendapat perhatian.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Kehidupan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat Nelayan” (Studi pada Masyarakat Nelayan Desa Pangerungan Besar Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep Madura) (PRT-118)


BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai bangsa maritim yang memiliki pantai terpanjang di  dunia, dengan garis pantai lebih 81.000 km. Dari 67.439 desa di Indonesia, kurang  lebih 9.261  desa dikatagorikan sebagai desa pesisir. Desa- desa pesisir adalah   kantong kantong  kemiskina struktural   yang   potensial.   Kesulitan mengatasi masalah kemiskinan di desa- desa pesisir telah menjadikan penduduk di kawasan  ini  harus menanggung  beban kehidupan  yang  tidak  dapat  dipastikan kapan  masa  berakhirnya.  Kerawanan dibidang sosial-  ekonomi  dapat  menjadi lahan subur bagi timbulnya kerawanan- kerawanan dibidang kehidupan yang lain.

Di  samping  sebagai  Negara  maritim  Indonesia  juga  merupakan  negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau dan 81.000 Km garis pantai, dimana  sekitar  70 % wilayah  teritorialnya  berupa laut. Selain  beberapa  pulau besar, sebagian besar dari 17.508 pulau itu adalah pulau- pulau kecil yang tidak berpenghuni. Bahkan hanya 5.700 yang mempunyai nama. Ada pula pulau- pulau kecil yang dihuni penduduk,  meskipun jumlahnya sedikit.Dengan perairan  laut seluas  total  5,8  juta  Km2  (berdasarkan konvensi  PBB  tahun 1982),  Indonesia menyimpa potens sumberdaya    hayati   dan   non   hayatyanmelimpah (Simanungkalit       dalam    Resosudarmo,   dkk.,2002).        Hal        ini             menyebabkan sebahagian  besa masyarakat   tinggal  dan  menempati  daerah  sekitar wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Jumlah  nelayan  perikanan laut  di  Indonesia  menurut  kategori nelayan maka  status  nelayan  penuh  merupakan  jumlah terbesar  dari  nelayan  sambilan utama  maupun  nelayan  sambilan  tambahan  dan  jumlah ini  setiap  tahunnya menunjukkan peningkatan (Dirjen Perikanan Tangkap, 2002). Hal ini mempunyai indikasi bahwa  jumlah nelayan  yang cukup besar ini merupakan suatu potensi yang besar dalam pembangunan perikanan.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan